**
Banyaknya orang pada saat konferensi pers dan makan malam membuat Dara tidak banyak bicara. Apalagi tidak ada yang bisa menemaninya mengobrol seperti Harin dan Masahiro. Yang ada hanyalah Chaerin, Jiyong, dan Soonho. Chaerin dan Jiyong sudah pasti mendapat pusat perhatian, walau dirinya juga begitu tapi sifat pemalunya membuat Dara tetap berada di belakang. Hanya Soonho sesekali yang berada di sampingnya, namun dia ebih sering menemani artisnya yang diajak bicara oleh banyak orang.Dara sebenarnya bertanya-tanya dalam hati mengapa ia merahasiakan pemotretanya dengan Kiko beberapa hari lagi. Sebenarnya, ia ingin menceritakan ini pada Jiyong. Tapi ia tahu kekasihnya itu hanya akan melarangnya dan akan melakukan apapun agar ia menolak pekerjaan ini. Sedangkan yang memang Dara inginkan adalah menerima pekerjaan ini dan bertemu dengan Kiko. Dara ingin lihat apakah Kiko benar-benar sekarang seperti yang diberitakan oleh media bahwa perempuan itu sangat bahagia bersama Shuhei atau Kiko masih menyimpan rasa untuk Jiyong?
"Ada apa denganmu?"
Suara yang sangat Dara kenal tiba-tiba terdengar di telinganya, ia menoleh dan melihat Jiyong berdiri tepat di sampingnya bersama Soonho.
"Kau pendiam sekali hari ini. Apa yang kau pikirkan?"
Jiyong tahu. Jiyong selalu tahu semua kegelisahan, kecemasan, Jiyong selalu bisa membaca moodnya yang berantakan.
Dara menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis. "Tidak ada apa-apa."
"Aku tahu kau bohong."
Dara memutar kedua bola matanya. "Aku hanya masih letih Ji."
Jiyong menyipitkan mata dan menatap Dara tepat di kedua bola mata yang menghindari tatapannya. "Aku tidak akan memaksamu sekarang. Tapi jika sampai nanti kau masih berbohong, kau tidak akan bisa tidur tenang malam ini Park."
Dara mendengus. "Kita bahkan tidur di hotel yang berbeda Kwon."
Jiyong mencubit hidung Dara pelan. "Apa kau lupa siapa kekasihmu ini?"
Dara memutar kedua bola matanya. "Kau selalu saja memakai kekuasaanmu untuk menindasku." desisnya.
"Karena kau sangat sulit diatur Park." balas Jiyong acuh.
"Karena kau selalu memberi banyak aturan Kwon." balas Dara tidak mau kalah.
Jiyong melirik ke arah Dara, senyum simpul tersirat di bibirnya. "Kau tahu apa yang ingin aku lakukan sekarang?"
Memandang sorot mata Jiyong sekarang membuat jantung Dara tiba-tiba berdetak begitu cepat. "Ap... apa?"
Jiyong mendekatkan kepalanya pada telinga Dara lalu membisikkan sesuatu. "Aku benar-benar ingin menyerangmu sekarang juga."
Kedua bola mata Dara membulat, rona merah tidak bisa dihilangkan. "Yaa!" pekiknya.
Jiyong menjauhkan kepalanya dan bersikap seolah tidak ada apa-apa, di tatapnya Dara dengan pandangan aneh. Seakan tidak mengenal perempuan yang sekarang menjadi pusat perhatian karena teriakannya ini.
Beberapa saat kemudian, setelah makan malam selesai mereka semua pergi menuju bar yang memang sudah disewa oleh Ambush Couple untuk after party mereka. +82 sudah berada di sana membuka party tersebut.
"Dara!"
Dara menoleh dan melihat sahabat baiknya berada di tengah-tengah kerumunan bar, Shogo Yanagi. "Shogo!" sapa Dara riang.
"Aku mencarimu dari tadi." kata Shogo setelah berada di hadapan Dara. "Ku kira kau datang bersama yang lain."
"Tidak. Aku, Jiyong, dan Chaerin harus ke konferensi pers terlebih dahulu."