**
Jjangmae mendesah melihat artisnya yang kini terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Dara sudah masuk rumah sakit sejak lima hari lalu karena dehidrasi dan keletihan yang sudah mencapai akut. Dokter menyarankan, bahkan mengancam Dara jika perempuan itu tidak mau dirawat dia akan menyebarkan foto Dara di rumah sakit.Dara pun mengalah. Sehari ia baru dirawat, dokter mengatakan kalau Dara terkena virus yang menyebabkan pertahanan dalam tubuhnya melemah. Jadi di sinilah Dara, dengan kondisi yang belum stabil. Dengan dirinya yang masih melarang Jjangmae untuk menghubungi siapapun selain keluarganya.
Jjangmae masuk ke dalam ruang VIP milik Dara, perempuan itu menoleh dan tersenyum lemas ke arahnya. Wajah Dara masih pucat pasi, Jjangmae merasa bersalah karena menerima semua jadwal walaupun itu Dara sendiri yang meminta.
"Kau datang."
"Ne, Ibumu menghubungiku."
"Padahal aku sendiri pun tidak apa-apa."
Jjangmae duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang. "Bagaimana keadaanmu sekarang?"
"Sudah lebih baik."
"Kelihatannya tidak begitu." jawab Jjangmae ragu sambil menatap Dara lekat.
Dara tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja."
"Kau sudah makan?"
"Sudah, minum obat juga sudah."
"Baguslah."
"Aku ingin cepat sembuh. Aku ingin ke Milan."
Jjangmae mendengus. "Jangan pikirkan itu dulu Dara. Fokus pada kesembuhanmu."
"Aku ingin jalan-jalan ke Milan. Sudah lama aku tidak ke sana."
"Maka dari itu kau harus sembuh. Aku juga sedih melihatmu terbaring di sini. Aku merasa bersalah karena menerima semua pekerjaanmu."
"Kau tidak salah Jjangmae, aku yang menyuruhmu untuk menerima semua pekerjaan."
"Tapi tetap saja, aku--"
"Jjangmae kau membuatku pusing." canda Dara.
Jjangmae menatap ke arah artisnya itu, lalu tersenyum miris. "Apa ada yang kau inginkan?"
Dara terdiam sebentar. "Apa Jiyong masih menghubungiku?" tanyanya lirih.
"Masih. Ponselmu tidak berhenti berdering setiap menit Dara. Dia mengirim pesan yang aku pikir sekarang sudah hampir ratusan mungkin jumlahnya."
Dara tersenyum tipis.
"Apa kau membaca berita yang sedang berkembang?"
Dara menganggukkan kepala. "Berita tentang dirinya dan Nana bukan?"
"Jiyong menjelaskan semuanya. Kau sudah baca?"
"Tidak, tidak perlu." Dara menghela napas. "Semuanya sudah jelas. Media memberitakannya sangat detail. Aku mengerti."
"Itu hanya bualannya YG untuk menyelamatkan Top dari skandal sasaengnya Dara." jelas Jjangmae yang merasa sepertinya Dara salah mengerti. "Semua ini hanya rencana YG karena mereka tahu satu skandal tidak penting Jiyong bisa menutup semuanya."
Dara terdiam, ia bertanya dengan nada lirih. "Kenapa Jiyong tidak menolaknya?"
"Kau bisa membaca pesannya jika ingin tahu alasannya."
"Kenapa harus Nana? Aku melihat foto-foto candid mereka di Jepang yang belum aku pernah lihat sebelumnya. Bagaimana bisa?"
"Dara." tegur Jjangmae saat melihat Dara mulai terbawa emosi. Ia mengambil segelas air mineral lalu diberikan kepada Dara. "Tenanglah."