Chapt 55 FULL

4.2K 272 14
                                    

**
Jiyong masuk ke dalam rumah Dara dalam kondisi cemas luar biasa. Bom baru saja menghubunginya dan memberitahu kabar yang sangat mengejutkan, yang membuat Jiyong yang masih pening luar biasa karena mabuk semalaman terkesiap dan melesat pergi ke rumah Dara.

Dara bertengkar dengan Ayahnya yang berujung pada pemukulan Mr. Park pada Dara.

Shit. Kedua tangan Jiyong mengepal. Andai Dara kemarin menginap di rumahnya, ini tidak akan terjadi. Andai Dara tidak keras kepala mau pulang, Mr. Park tidak akan berhasil menemuinya.

Bom melihat kedatangan Jiyong sambil tersenyum tipis. "Kau datang Ji."

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jiyong langsung. Matanya berkelana melihat beberapa polisi yang sedang minta kesaksian dari Mrs. Park dan Sanghyun. Di sisi lain manajer 2NE1, staff YG sedang berkumpul entah membicarakan apa.

"Tidak begitu baik." Bom menghela nafas panjang. "Dia mendapatkan luka di pelipis, leher, dan di dahinya."

Jiyong menggigit bibirnya. Jantungnya berdetak tidak karuan. Ia kesal dengan situasi ini. Andai kemarin dia bisa lebih memaksa Dara, lebih bisa menahan Dara, ini tidak akan terjadi.

"Ini minum-mu Ji."

Jiyong menoleh dan melihat Soonho mengulurkan sebotol air mineral, Jiyong menerima dan langsung meneguknya.

"Dia di mana sekarang?" tanya Soonho. Raut wajahnya juga terlihat cemas.

"Di kamarnya."

Jiyong menutup botol air mineralnya dan bertanya pelan, "Apa aku boleh menemuinya?"

Bom menganggukkan kepalanya. "Aku rasa memang kau yang sedang sangat dibutuhkan oleh Dara. Temani dia Ji. Aku akan ada di sini jika kau membutuhkan sesuatu."

"Terima kasih nuna." Jiyong kemudian berjalan ke arah kamar Dara. Ia berhenti sejenak di depan pintu kamar Dara. Kedua tangannya menepuk pipi kanan dan kiri bersamaan, berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Berusaha membuat dirinya agar fokus untuk membantu Dara, membuat Dara tenang dan percaya semua akan baik-baik saja.

Pikirkan keadaan Dara dulu.. batin Jiyong. Lupakan masalah mereka, keadaan Dara lebih penting.

Jiyong menarik napas dalam sebelum membuka pintu kamar Dara perlahan. Ia melihat Dara duduk menyender di ranjangnya dengan laptop yang dia pangku di pahanya, Dara mengangkat wajah dan memandang ke arah Jiyong yang masih berdiri di depan pintu. Tidak ada raut wajah kaget melihat Jiyong, seperti Dara sudah bisa menebak kalau pria itu pasti akan datang.

"Boleh aku masuk?" tanya Jiyong gugup. Biasanya ia tidak segugup ini sampai bertanya hal seperti ini pada Dara. Biasanya ia akan langsung masuk ke dalam kamar Dara, tidak peduli pemiliknya mengizinkannya atau tidak. Tapi kali ini nyali Jiyong sudah hilang.

"Masuk saja Ji." Dara tersenyum tipis.

Jiyong masuk ke dalam lalu menutup pintunya. Setelah itu berjalan menuju sisi ranjang dan duduk di tepi ranjangnya. Dipandang Dara dengan lekat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jiyong pelan. Di tatapnya Dara dengan lekat. Luka di Dahi, leher, dan pelipis Dara sangat mencolok. Luka biru di tengah-tengah kulit bening Dara.

"Not so good, but I'm fine." jawaban khas seorang Sandara Park.

"Its just me, Dara." Jiyong mengulurkan tangan dan mengusap dahi Dara yang luka, "Kau bisa mengatakan apapun padaku."

Senyum di bibir Dara menghilang. Ia pandang Jiyong lekat, lalu beberapa saat kemudian ia memindahkan laptop dari pahanya ke ranjang dan kembali menyenderkan tubuhnya.

I Want You backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang