**
Dara melepaskan mantel yang ia pakai dengan mata memandang ke arah meja makan yang penuh dengan makanan kesukaannya. "Wow." katanya kaget."Duduklah." Top menarik kursi untuk Dara dan mempersilahkan nuna-nya itu duduk.
"Ini semua makanan kesukaanku."
"Tentu saja. Aku memesan ini semua karena Jiyong."
Dara langsung menoleh dan memandang ke arah Top dengan kening berkerut. "Jiyong?"
"Aku mengajakmu makan malam tentu aku harus menyiapkan apa yang kau suka bukan? Dan kepada siapa lagi aku harus bertanya jika bukan kepada Jiyong?"
"Kenapa kau tidak bertanya langsung padaku?"
"Apa bedanya jika aku bertanya pada Jiyong?"
Dara memutar kedua bola matanya dan menatap ke arah Top yang duduk di hadapannya dengan jengkel. "Kenapa akhir-akhir ini kau semakin menyebalkan Seunghyun-ah?"
Top tertawa kecil, lalu mengambil botol wine yang ada, ia tatap Dara. "Mau?"
"Apa aku boleh minta satu hal padamu?"
"Apa?" tanya Top sambil menuangkan wine ke dalam gelas.
"Hum mungkin dua hal."
"Katakan."
"Selama aku berada di sini malam ini bisakah kau tidak merokok?"
Top mengangkat kepala dan langsung menatap ke arah Dara.
"Dan minum minuman tanpa alkohol?" lanjut Dara lagi dengan nada santai.
"Nuna kau tahu aku tidak bisa melakukan itu kan?"
"Kalau begitu, lebih baik aku pergi." Dara hendak bangkit, tapi Top langsung menahannya.
"Sekarang siapa yang menjengkelkan?" desis Top. Ia melihat Dara tertawa kecil sambil kembali duduk.
"Janji?" tanya Dara dengan senyum jenakanya.
"Yeah."
"Say it. Janji?"
"Janji, nuna." jawab Top dengan malas lalu ia bangkit dan berjalan ke arah kulkas. Menyiapkan minuman-minuman yang normal, yang sesuai dengan yang Dara inginkan. Setelah itu ia kembali duduk dan meletakkan minuman yang ia bawa di atas meja.
"Apakah kau selalu seperti ini jika bersama Jiyong?"
"Tidak selalu, tergantung moodku saja."
"Kenapa sekarang kau seperti ini kepadaku?"
"Karena moodku sedang tidak begitu baik, jadi kau kena getahnya." Dara mengambil garpu yang ada lalu melirik ke arah makanan sebelum kembali memandang ke arah Top. "Apa aku sudah boleh makan? Begitu tahu aku akan makan malam denganmu aku sengaja tidak makan sejak jam 5 sore tadi."
"Ya silahkan makan, kau harus makan yang banyak."
"I will." Dara tersenyum lebar lalu mulai mengambil makanan yang ia suka. Tidak peduli dengan mata Top yang memandanginya tanpa henti. Dara baru melirik pria itu saat mendengar tawa kecil yang keluar.
"Kenapa kau tertawa?"
"Apakah salah aku tertawa?"
"Salah, karena tidak ada yang melucu di sini."
Top tersenyum tipis. "Aku hanya senang kau makan dengan baik."
"Kenapa aku harus makan dengan tidak baik?"
"Ini sudah hari ke dua puluhan aku rasa, aku yakin kau sudah mulai bisa mengatasi perasaanmu atas vakumnya kalian."
Dara terdiam mendengar kalimat yang keluar dari mulut Top itu. Pria itu langsung membahas masalah yang sebenarnya akan Dara hindari.