**
Walau Junsuke mengatakan tidak perlu memikirkan tentang Daum, Dara tidak bisa berhenti memikirkannya walaupun ia berusaha keras untuk itu. Ia juga bingung mengapa ia terus-terusan mempunyai perasaan yang tidak enak tentang Daum, padahal ia sudah berusaha keras untuk menghilangkannya, tapi tidak bisa. Apa yang harus ia lakukan kini?"Dara, besok kau akan pergi ke Jepang, setelah itu dari sana kau akan langsung ke Thailand."
Suara Jjangmae membuyarkan lamunan Dara. Ia menolehkan kepalanya dengan kening sedikit berkerut. "Untuk apa aku ke Jepang?"
"Al Yio mengundangmu untuk datang ke pamerannya." balas Jjangmae. "Kau sudah menyetujui jadwal ini."
"Ah, Al Yio-nim." Dara menganggukkan kepalanya lalu tertawa kecil. "Aku lupa. Aku kira minggu ini aku hanya akan ke Thailand. Di Jepang mananya?"
"Kyoto."
"Baguslah, sudah lama aku ingin ke Kyoto." Dara tersenyum. "Tapi, kita hanya satu hari ya di sana?"
"Ya. Jadwalmu sangat padat, seperti istirahat saja tidak diperbolehkan."
Dara hanya meringis. "Di mana Chaerin?"
"Sedang latihan di bawah."
"Bom?"
"Di apartement sepertinya, tapi nanti dia akan makan malam dengan temannya."
"Arraseo."
"Dara apa kau sudah dengar Minzy sudah mendapatkan label baru?" tanya Jjangmae dengan suara pelan.
"Ne, aku sudah membaca beritanya."
"Bagaimana perasaanmu?"
Dara terdiam sebentar sebelum kemudian tersenyum lirih. "Aku bahagia untuknya, tentu saja. Apalagi yang aku dengar dia akan langsung bekerja untuk album solonya dan akan ada fanmeeting. Label barunya benar-benar menghargai Minzy dan aku senang melihatnya."
"Apa kau benar baik-baik saja untuk itu?"
"Tentu saja." balas Dara cepat. "Tapi, aku memang jadi sering berandai-andai akhir-akhir ini. Andai saja dia mempunyai kegiatan individu seperti itu saat masih bersama 2NE1, andai saja YG bersikap adil kepadanya, ini semua pasti sangat menyenangkan bukan?" mata Dara menerawang ke arah kertas-kertas yang ada di meja. "Tapi semua sudah terjadi. Seberapa sering aku berandai-andai, tidak akan mengubah semuanya."
"Yang harus kau lakukan adalah menerima."
"Ne, itu yang sedang ku lakukan."
Jjangmae menatap ke arah Dara lekat, kemudian kembali berbicara dengan nada serius. "Aku sudah bersamamu sejak kau debut dan aku merasa sikapmu sekarang adalah sikap yang paling aku banggakan sejak 2009. Aku merasa sangat bangga padamu."
Dara menoleh dan kembali memandang ke arah Jjangmae.
"Kadang aku sedikit kesal dengan sikapmu yang terlalu baik kepada orang lain, bahkan kepada orang yang tidak pantas mendapatkan kebaikan darimu. Aku juga sedikit kesal dengan kau yang tidak bisa menolak perkataan orang lain apalagi dari Sajangnim, aku sedikit kesal dengan kau yang selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu dibandingkan dirimu sendiri." Jjangmae berhenti sebentar sebelum balas memandang ke arah Dara. "Tapi aku bangga padamu. Aku sangat bangga padamu Sandara Park. Sekarang aku mengerti mengapa semua artis YG sangat menjagamu, begitu juga penggemarmu. Aku mengerti mengapa mereka tidak mau membiarkan kau sedih, membiarkan kau terluka."
Jjangmae tertawa kecil. "Karena kau tidak pantas mendapatkannya. Sesimpel itu."
*
Pembicaraan Dara dengan Jjangmae tadi makin membuat dirinya terlalu banyak pikiran. Jjangmae tidak pernah berbicara sesuatu yang manis dan serius, tapi mendengar dia berkata seperti itu kepadanya tadi, mau tidak mau Dara terharu juga.