••
Besok siang Yoo Ah In menjemput Dara di airport dan langsung membawa gadis itu ke studio milik Jaejoong. Saat Dara bertanya bagaimana kondisi Jaejoong, Yoo Ah In hanya menjawabnya dengan kata, 'lumayan', yang membuat Dara bingung setengah mati.Lumayan apa? Lumayan sedih? Lumayan parah? Lumayan hancur?
Dara tidak bisa tidur semalaman karena ia menghubungi Top dan pria itu bercerita tentang banyak hal. Tentang Bigbang, tentang YG, tentang Daesung, Seungri, Youngbae.. dan terakhir tentang Jiyong. Dara akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Top bagaimana kondisi Jiyong dan Top juga menjawab dengan kata 'lumayan'. Tapi member tertua Bigbang tersebut meminta Dara untuk tidak perlu khawatir karena dia yakin Jiyong bisa melaluinya.
"Nanti sore kita ke rumah sakit ne?" Bilang Yoo Ah In. "Jaejoong mengajak sore nanti. Kau masuk saja, akan kuantar barang-barangmu ke rumah."
Dara menganggukkan kepalanya. Saat mobil sampai di studio, ia langsung turun dan sedikit berlari masuk ke dalam. Meninggalkan Yoo Ah In yang memang hanya mengantarnya. Dara membuka password, dan saat ia masuk Jaejoong terlihat serius menatap ke arah layar komputer. Dara berjalan mendekat dan ia melihat video-video lama antara DBSK dan Shinee. Kenangan-kenangan yang kini hanya ada di youtube.
"Hei..."
Dara berdiri di belakang kursi yang diduduki oleh Jaejoong. Pria itu menjawabnya dengan bergumam, sebelum menghela nafas panjang dan mulai berbicara.
"Dia pria yang sangat bertalenta." Tangan kanan Jaejoong menyentuh mouse dan mencari video yang lain di youtube, "Salah satu penyanyi terbaik di Korea."
Tangan kanan Dara terulur ke bahu Dara dan mengusap pria itu.
"Aku tidak menyangka dia mengalami depresi seperti ini. Aku tidak bisa membayangkan seberapa berat penderitaannya sampai dia tidak kuat untuk menahannya, sampai dia tidak kuat untuk melawannya."
Dara mengusap bahu Jaejoong lembut, kemudian menyenderkan kepala Jae ke arah perutnya. Ia usap-usap puncak kepala kekasihnya itu.
"Depresi menghancurkan siapapun yang menderitanya." Jaejoong menghela nafas panjang kemudian menoleh dan memeluk kekasihnya. "Dia dongsaeng yang sangat kusayangi."
"Kita akan bertemu dengannya nanti sore ne?"
Jaejoong menganggukkan kepala.
"Kau harus kuat Jae, Jonghyun pasti tidak suka melihatmu seperti ini." bilang Dara lagi. "Pikirkan saja, Jonghyun sudah bebas dan tidak ada beban apapun. Sekarang yang harus kau lakukan adalah menguatkan siapapun yang ada disini. Member Shinee, keluarganya, SM Family. Mereka semua tertekan dan sedih, bahkan aku yang tidak terlalu dekat dengannya pun... sedih. Sangat sedih mendengar berita ini."
Jaejoong mengeratkan pelukannya di tubuh kecil Dara.
"Kau harus kuat. Jonghyun sudah bisa tersenyum tanpa beban sekarang."
Jaejoong memejamkan matanya sejenak. Kenangan-kenangan saat ia masih menjadi member DBSK dan berada di SM Family tersirat di pikirannya. Kenangannya bersama Jonghyun. SM boleh buruk sebagai management dalam mengatur artisnya, tapi SM sukses dalam hal membuat ikatan yang sangat erat di setiap artisnya satu sama lain. SM benar-benar keluarga besar, saudara, sahabat.
"Kau sudah makan?" Tanya Dara.
"Aku tidak lapar."
Dara melepas pelukannya, ia ulurkan tangan dan menghapus air mata Jaejoong yang membasahi wajah pria itu. "Kau harus makan sebelum kita ke rumah sakit. Jangan sampai kau jatuh sakit. Kita kesana untuk Jonghyun, bukan untuk merawatmu."
Jaejoong tersenyum miris. Ia ulurkan tangan dan menggenggam tangan Dara, "Terima kasih karena kembali."
"Pleasure is mine." Dara tersenyum. "Siapa yang nanti ikut kita ke rumah sakit?"