**
"Aku akan pergi ke Jepang malam ini." Kata Dara di perjalanan Jiyong mengantar dirinya pulang setelah olahraga bersama pagi ini.Jiyong melirik ke arah Dara sekilas, "Malam ini?"
Dara menganggukkan kepalanya. "Syuting Dara TV."
"Oh." Jiyong memandang lurus ke arah depan, "Junsuke ikut denganmu?"
"Ne."
"Apa akan ada Kiko disana?"
Dara terdiam sebentar. "Tidak. Aku sih belum janjian dengannya, tapi kalau dengan Emma sudah."
"Emma?"
"Uhuh."
"Kau janjian dengan Emma?" Jiyong terlihat kaget.
"Ne. Aku akan makan malam bersamanya."
"Sejak kapan kau jadi dekat dengannya?"
Dara melirik ke arah Jiyon sekilas, "Dengan Emma?"
"Ne."
"Sejak taun lalu kurasa. Sejak Emma datang ke Seoul untuk SFW dan kita pergi makan bersama. Setiap ke Jepang selain Kiko pasti aku bertemu dengannya."
"Benarkah?"
"Oh."
"Kau tidak pernah cerita padaku."
"Apakah harus?"
"Kau biasanya cerita apapun padaku."
"Ya anggap saja kita impas." balas Dara acuh dan memalingkan kepalanya keluar jendela.
"Impas apa?"
Dara membasahi bibirnya sebelum membalasnya dengan sinis, "Kau juga tidak cerita kepadaku setiap kau pergi dengan Sulli dan Hara."
Jiyong secara refleks menginjak rem. Tidak seperti biasanya, Dara kini tidak peduli apakah di belakang mereka ada mobil atau tidak. Ia tetap memandang keluar jendela, tapi bisa merasakan Jiyong menatap lurus ke arahnya.
"Apa maksudmu?"
Dara menoleh, lalu memandang sekitar. "Jalankan mobilnya. Kau bisa memancing orang-orang untuk menghampiri mobilmu."
Jiyong tidak bisa membalas perkataan Dara, ia melajukan mobilnya lagi dengan desisan. Lalu tak lama ia mendengar Dara berkata, "Aku tidak minta penjelasan. Aku hanya bilang sekarang kita impas, kau tidak cerita padaku, jadi aku rasa its okay aku tidak cerita padamu tentang Emma."
"Dara, itu hanya--"
"Ssstt." Dara memotongnya langsung, "Dengar apa kataku tadi? Aku tidak meminta penjelasan sama sekali. Its okay, honey."
*
JEPANG"Astaga unnie kenapa kau tidak pernah membalas pesanku?" Seru Kiko saat Dara mengunjungi apartementnya malam harinya.
Dara tertawa kecil lalu meletakkan tasnya di atas meja dan menyusul Kiko di dapur.
"Kenapa kau tertawa? Jawab pertanyaanku unnie. Ku kira kau marah padaku karena media membesar-besarkan lagu Untitled milik Jiyong."
Dara mencomot beberapa sushi yang baru saja Kiko buat. "Aku tidak marah padamu."
"Lalu kenapa kau tidak membalas pesanku?"
"Aku hanya sedang berfikir saat itu."
"Berfikir apa?"
"Apakah lagu itu memang untukmu atau tidak."
Kiko meletakkan sendok yang sedang ia pegang dan memandang ke arah Dara. "Unnie, itu tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin?" Dara tertawa kecil.