••
Dara terdiam sendirian duduk di cafetaria hampir setengah jam setelah Jaejoong cs menurunkan dirinya di YG Building. Ia merasa was-was dan cemas, apa yang harus ia lakukan? Mengapa ia harus bertemu dengan Jiyong? Mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa, jadi untuk apa harus dirinya yang menenangkan pria itu? Jiyong punya Bigbang, +82, keluarganya dan juga YG Family, jadi untuk apa lagi ada dirinya?Dara menghela nafas panjang lalu meneguk gelas berisi air mineral yang tadi ia ambil di cafetaria lalu meneguknya habis. Ia memejamkan mata sejenak dan saat ia akan bangkit, seseorang datang dan juga kaget melihat dirinya.
"Kau....." Suara Dara terhenti, tidak tahu harus berbicara apa.
Jiyong melihat Dara lekat lalu melihat sekeliling. Tidak ada orang disini selain staff yang bekerja di cafetaria. "Kau.. sendirian?"
Dara menganggukkan kepalanya lalu kembali duduk. Jiyong memperhatikan meja Dara yang kosong, hanya ada satu gelas yang kini juga sudah kosong.
"Kau tidak pesan apa-apa?" Tanya Jiyong, ia lalu mulai mengambil makanan untuk dirinya.
"Tidak lapar." jawab Dara singkat. Ia perhatikan Jiyong dari belakang, bibirnya kelu. Ia benar-benar tidak tahu harus berbicara apa, ia bingung.
"Boleh aku makan disini?" Tanya Jiyong menunjuk ke bangku kosong yang ada di hadapan Dara.
"Kau bebas duduk dimana saja Ji."
Jiyong tersenyum tipis lalu duduk, "Kau sudah makan?"
Dara menganggukkan kepalanya.
Saat Jiyong mulai melahap makanannya ia bertanya, "Kau dari mana?"
"Huh?"
"Kau dari mana?" Tanya Jiyong lagi, ia tatap Dara sekilas. "Kau sangat rapi, dan matamu bengkak." Ia tiba-tiba terdiam, seperti mengingat yang baru saja terjadi di industri hiburan Korea. "Kau dari rumah sakit?"
"Ne."
"Sangat menyedihkan " Jiyong menarik nafas dalam, "Bagaimana keadaan member lainnya?"
"Berusaha kuat."
"Mereka pasti kuat." Kata Jiyong lagi dengan suara pelan. "Mereka pasti kuat."
"Ya, mereka orang orang yang sangat kuat."
"Ada siapa saja disana tadi?"
"Kebanyakan artis SM, dan beberapa teman idol lainnya."
Hening beberapa saat sampai akhirnya Jiyong mengatakan dengan suara parau. "Aku tidak sanggup datang kesana."
Dara mengangkat wajahnya, lalu menatap Jiyong lurus. Pria itu tidak menatapnya, dan sibuk melahap sambil menundukkan kepala. Tidak ada suara lagi dari Jiyong, sampai akhirnya Dara menanggapinya. "Doakan saja untuk Jonghyun, untuk member Shinee, dan untuk semua yang kehilangannya."
"Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaan keluarganya, membernya.." Jiyong meletakkan garpu yang ia pakai. Dara menatap reaksinya yang terlihat sangat terganggu dan gelisah.
"Maka dari itu jangan pernah melakukan hal yang dilakukan Jonghyun, Ji." balas Dara dengan suara lembut dan senyum tipis. Kini, Jiyong menatapnya.
"Lawan semua rasa depresi itu, cari kegiatan lain, pergilah menonton film, drama televisi, kerja lah sesuai dengan kapasitasmu, hidup lah untuk dirimu sendiri." lanjut Dara lagi. "Kau tidak bisa membayangkan bagaimana member Shinee sekarang, apa kau membayangkan jika kau yang melakukannya dan bagaimana perasaan member Bigbang?"
Jiyong menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tatap mantan pacarnya yang sangat ia sayangi ini. Perhatian Dara, nasihat Dara.
"Bagaimana perasaan keluargamu, bagaimana perasaan +82, bagaimana perasaan YG Family, perasaan VIP..." lanjut Dara lagi. "Juga perasaanku."