**
Jiyong masuk ke dalam kamar Dara dan melihat kekasihnya sudah merebahkan dirinya di kasur dengan mata memandang ke televisi. Perempuan itu menoleh ke arah Jiyong lalu tersenyum."Sudah datang?"
"Hum." gumam Jiyong dan menutup pintu kamar Dara. "Jam berapa kau sampai rumah?" tanyanya sambil melepas jaket yang ia pakai.
"Sekitar satu jam yang lalu."
Jiyong duduk di tepi ranjang bagian dekat Dara dan meletakkan tangannya di samping tubuh Dara. "Bagaimana harimu?"
"Baik." balas Dara, ditatapnya Jiyong lurus.
"Hanya baik jawabanmu?"
Dara tertawa kecil. "Menyenangkan. Fashion Show J.Koo menyenangkan, lalu makan bersama Junsuke juga menyenangkan."
"Makan berdua?"
"Tidak, ramai-ramai."
"Ada Emma?"
Dara menganggukkan kepalanya, tidak mengeluarkan suara apapun.
"Kau ngobrol dengannya?"
"Tidak terlalu, aku sibuk bersama Seulong. Dia sibuk dengan Junsuke."
"Uhum." tangan kanan Jiyong merapikan rambut bagian depan Dara.
"Dia membicarakan skandalmu dan Nana." tembak Dara langsung, membuat Jiyong kembali menatapnya tepat di manik mata.
Jiyong mengusap pipi Dara dengan lembut. "Its nothing honey."
Dara tersenyum tipis, sangat tipis bahkan Jiyong sampai tidak menyadari dengan senyuman Dara tersebut.
"Kau tahu kan itu hanya untuk menutupi skandal Top hyung?"
"Iya, aku tahu." balas Dara.
Jiyong menatap raut wajah Dara yang berubah, tangannya tidak berhenti mengusap bagian pipi kekasihnya itu. "Apa yang terjadi?" tanyanya langsung. Ia tahu sesuatu pasti baru saja terjadi pada Dara.
"Tidak ada."
"Kau ceritakan atau aku hubungi Junsuk atau Seulong sekarang."
"Tidak ada apa-apa Ji."
"Kau yang meminta Dara." Jiyong menarik tangannya dari wajah Dara dan hendak mengambil ponsel dari saku celananya, tapi ditahan oleh kekasihnya.
"Yaaa." desis Dara.
"Apa? Kau mau cerita sekarang?"
"Kenapa kau sangat menjengkelkan?"
"Karena kau selalu menyimpan rahasia sendiri, tidak pernah menceritakan apapun kepadaku." Jiyong menyentil dahi Dara pelan. "Ceritakan sekarang."
"Emma menceritakan tentang skandal kalian."
"Lalu? Aku sudah dengar itu tadi."
"Dia bilang---" Dara menghentikan kalimatnya, matanya berkelana tidak mau melihat ke arah Jiyong yang menatapnya dengan lurus. "Um, dia bilang Nana senang karena skandal itu karena dia adalah penggemar beratmu."
Shit, maki Jiyong dalam hati. Baru saja ia menyelesaikan Daum, sudah ada lagi yang harus diselesaikan kini?
"Dia menghubungimu puluhan kali tapi tidak kau angkat katanya."
"Ne, karena itu tidak penting." balas Jiyong cepat.
"Kau tidak cerita padaku dia menghubungimu."
"Saat itu kau sedang menghindariku ingat? Bagaimana bisa aku menceritakannya kalau saat bertemu pun yang kau lakukan malah mengakhiri hubungan kita?"