Sudah satu tahun semenjak perpisahan Luna, Miki, Reynata dengan Karin. Kini, semua berencana untuk pulang karena adanya libur nasional yang cukup panjang. Luna mendapatkan libur dari tempat kuliahnya karena di Inggris sudah memasuki musim panas, sedangkan Miki dan Reynata sengaja pulang untuk menghabiskan liburan 4 hari bersama saudara-saudaranya. Yakni Jum'at, Sabtu, Minggu dan Senin.
Diantara ketiga saudara Karin, Lunalah yang telah sampai lebih dulu dirumah dan sekarang dia baru saja selesai membereskan kamarnya. Karin belum pulang dari butik dan baru akan sampai pada pukul 6 sore.
Luna keluar dari kamarnya dan akan menuju ruang keluarga untuk menonton televisi.
'Tok tok tok.'
Luna berhenti saat sudah berada ditepi pintu ruang keluarga. "Siapa yang datang disiang bolong begini?" pikirnya saat melihat jam dinding baru menunjukkan pukul 2 siang.
'Tok tok tok.' pintu kembali diketuk dari luar. Akhirnya, Luna bergerak mendekati pintu depan.
'Tok tok tok tok tok tok tok.' Luna melihat gagang pintu bergerak naik dan turun. Ia berpikir siapapun orang yang telah mengetuk pintu rumahnya pasti bukanlah tipe yang sabar.
'Krek'. pintu dibuka. Diluar, Luna melihat seorang perempuan berdiri dengan rambut acak-acakan, muka kuyu dan dekil, dan kulitnya yang agak kecokelatan. Perempuan itu juga membawa dua tas besar, masing-masing dipunggung dan ditangannya.
"Kak Lunaaa !" wajah perempuan itu terlihat antusias namun tidak pada suaranya yang serak sehinggga kata-kata yang keluar dari mulutnya tak terdengar jelas. Dialah Miki. Adik bungsu yang selalu membuat kegaduhan dirumah, kini juga telah sampai dirumah.
"Siapa ya?" tanya Luna dengan raut sinis. Tak mau membuka pintu lebar untuk Miki.
Bukannya marah karena disambut dengan tampang yang tak enak, Miki langsung menyerbu masuk dan memeluk Luna dengan erat. Luna hanya pasrah dan dengan tega enggan membalas pelukan adiknya karena tubuhnya yang lengket, bau keringat dan dekil.
"Kangeeeeennnnn !" Miki bergerak kekanan dan kekiri sambil memeluk kakaknya. Lalu, melepaskan pelukannya sambil nyengir lebar. "Lu kapan sampai, kak?"
Luna tak langsung menjawab melainkan membantu adiknya membawakan tas besar yang diletakkan secara sembarang didepan pintu. "Kemarin sore." jawabnya singkat. "Jangan lupa tutup pintunya." perintahnya saat Miki bergerak masuk.
"Lu di Pare, belajar atau ngapain sih, Ki? Kumal banget. Iteman lagi." tanya Luna yang sedang menaiki tangga menuju kamar Miki.
"Gua disana jalan-jalan kepantai terus kak. Makanya kulit gua jadi eksotis gini, kaann. Sunbathing~" kata Miki dengan bangga.
"Bukan eksotis, tapi dekil. Itu yakin karena sunbathing? Bukan karena jarang mandi makanya daki numpuk?"Luna sudah sampai didalam kamar adiknya yang rapi karena Karin yang selalu rela membersihkan kamar adik-adiknya sebelum berangkat kerja.
"Enak aja daki, ini karena sunbathing." protes Miki.
"Terserahlah. Yang penting sekarang lu mandi yang bersih, kalau perlu pakai pemutih pakaian biar warna kulit lu balik lagi."
Wajah Miki berubah cemberut hingga bibirnya mengerucut, "Lu enggak senang gua balik kerumah, ya Kak? Sambutannya enggak enak banget."
"Mandi dulu yang bersih, baru gua sambut. Gua tunggu dibawah." kata Luna sambil berlalu keluar kamar.
Dengan kesal, Miki membuka tas ranselnya untuk mengambil handuk. Kemudian, dengan agak terhuyung karena lelah telah menempuh perjalanan yang jauh Miki masuk ke kamar mandi.
Dibawah, Luna yang semula ingin menonton televisi beralih memasuki dapur. Disana ia mengambil beberapa bahan makanan dari kulkas dan berencana membuatkan makan siang untuk Miki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
General FictionPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...