Setelah cukup lama Karin terdiam dan hanya mendengarkan perkataan Luna, ia mulai mengangkat kepalanya dan membalas tatapan tajam saudara keduanya. Ia tersenyum sinis kemudian berdiri, "Gua enggak mau memperdebatkan ini lebih jauh. Percuma. Apa yang ada dipikiran gua enggak akan sama dengan apa yang ada dipikiran lu, Lun. Yang terpenting sekarang, gua bersyukur kalian udah tahu apa yang bakal gua lakuin sekarang dan nanti. . . dan gua harap kalian enggak berusaha melarang atau memprotes keputusan yang udah gua ambil." ia bergerak hendak pergi meninggalkan ruangan.
"Siapa yang bilang lu boleh pergi, sekarang?" tanya Luna menghentikan langkah Karin, "karena pikiran kita beda, seharusnya kita selesaikan sekarang. Kesalahpahaman lu sama kita terlalu jauh, gua enggak terima lu bicara dan mengeluh seolah-olah kita udah ngelakuin hal yang jahat sama lu." lanjutnya.
Karin memutar bola matanya kemudian mendecak, "Jujur aja, ya. . . gua udah muak ngomong sama lu." jawaban Karin membuat Reynata dan Miki terkejut. Sorot mata Karin menampakkan kebencian yang dalam. "gua benci sama semua pemikiran dan pendapat lu, yang merasa paling benar dan enggak mau terima kesalahan. Sekarang, bahkan gua mulai benci lihat muka lu."
Reynata berdiri, "Karin ! Omongan lu udah keterlaluan !" tegurannya membuat Karin menoleh padanya. Miki yang duduk disamping Reynata tersentak melihat kakaknya itu tiba-tiba berdiri. Ia bergeser sedikit karena takut melihat ekspresi marah Reynata yang belum pernah dilihatnya. "Sesalah apapun Luna, lu enggak pantes ngomong kayak gitu. Muak ? Benci ? Lu lupa apa aja yang udah Luna lakuin buat lu? Lupa, gimana dia nolong lu tahun lalu? Cuma karena Luna salah bicara sama Tante Talitha, lu sampai tega ngomong kasar kayak gitu?" Tak ada yang membalas kemarahannya. Karin pun tak menyangka akan menerima perlawanan dari Reynata yang biasanya akan memilih diam. Reynata maju selangkah supaya bisa menatap tepat mata Karin, "Tadi lu bilang Luna enggak mau terima kesalahan? Sekarang gua tanya, yang tadi pagi bela-belain datang buat minta maaf sama lu dan Tante Talitha tapi diusir sama lu, siapa? Lu tuli, ketika Luna bilang harus nunggu berjam-jam demi minta maaf sama Tante Talitha tapi batal karena Tante lu sibuk? Lu pura-pura bego atau apa, sih? Luna ngelakuin itu selain merasa bersalah tapi juga mau berbaikan sama lu?!"
'Oh my God, situasinya kenapa jadi kacau gini !' pikir Miki yang masih membeku di tempatnya.
Karin menggertakkan giginya karena menahan emosinya sehabis dibentak seperti itu oleh Reynata, 'Jangan terpancing, enggak ada gunanya berdebat lebih lama disini.'
"Menurut gua, dibanding Luna, justru lu lah yang paling enggak mau disalahin. Selalu merasa tindakan lu yang paling tepat, termasuk sekarang. Menyalahkan kita semua atas perasaan enggak puas lu sedangkan dari awal lu pun enggak pernah cerita !" lanjut Reynata. "Enggak adil, Rin. . lu nuntut ini dan itu, tapi lu sendiri enggak melakukan hal yang sama ke kita."
Tubuh Karin mulai bergetar pelan. Kedua matanya mengerjap dengan cepat karena gugup. Ia tak mengerti dengan reaksi tubuhnya, tapi hatinya terasa sakit dan sesak karena kata-kata tajam yang keluar dari mulut Reynata. Tapi, kemudian berusaha kembali menguatkan diri dan menganggap dirinya tak pantas disalahkan, "jadi. . . dimata lu, selama ini gua enggak ngelakuin apapun buat kalian?" tanyanya, "udah gua duga, pemikiran lu sama Luna itu sama aja. . . haha, ternyata emang enggak ada satupun orang disini menghargai apa yang gua lakuin." menyunggingkan senyum sinis.
Reynata mengerutkan alisnya, menunjukkan ketidaksukaannya pada jawaban Karin, "Lu tahu maksud perkataan gua bukan kearah sana."
Kini gantian, Luna yang berdiri menghadapi Karin dari jarak dekat. Ia menatap lekat wajah saudaranya itu, "Ini bukan pertama kalinya lu bilang benci sama gua", katanya, "...tapi gua masih enggak ngerti, kenapa tiba-tiba kebencian lu seolah-olah juga terarahkan buat Miki dan Rey? hal jahat apa yang udah mereka lakuin sampai lu bersikap kayak gini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/95925263-288-k987330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
General FictionPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...