Siasat (Part 1)

234 19 0
                                    

Pukul 12 siang lewat 15 menit, Luna telah sampai di gedung tempat Arga bekerja. Dia bisa sampai disana setelah meminta alamat lengkapnya dari kekasihnya melalui  pesan whatsapp. Luna masuk ke dalam kantor dan menunggu diruang terdepan tempat resepsionis berada. Bertemu seorang perempuan cantik yang menyambut kedatangannya dengan senyuman ramah tersungging dibibirnya. 

"Selamat siang, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" 

"Siang, Mbak. Saya datang mau ketemu Arga."

"Oh, Mas Arga. Tunggu sebentar, saya panggilkan ya, Mbak."

Luna mengangguk dan duduk di salah satu deretan sofa berukuran kecil yang disediakan. Ia mengirim pesan ke Arga untuk memberitahukannya, kalau dia sudah sampai. Ia melirik kearah resepsionis yang juga memanggil kekasihnya melalui telepon. 

Beberapa saat kemudian, kekasihnya datang dan mengajaknya pergi menuju luar kantor. Selama perjalanan, Arga terus menyunggingkan senyum mendapati kunjungan dari Luna. Ia mengeratkan pelukannya ke pundak Luna, membuat perempuan itu harus berjalan berhimpitan.  

"Jangan begini lah, Ga. Susah jalannya, tahu." keluh Luna yang merasa tak nyaman. 

"Pakai kaki aku aja jalannya." jawab Arga seasalnya. 

"Terus aku melayang? Kayak setan, dong." jawab Luna. 

"Hahaha, setan mana ada sih yang cantiknya kayak kamu." 

"Gom-bal." gumam Luna yang masih berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Arga. Kini mereka memasuki sebuah area yang cukup luas bertutupkan terpal plastik pada bagian atasnya, berisi dengan beberapa stand dan gerobak menjajakan makanan. "Kita mau makan disini?"

"Iyalah, emang mau dimana lagi?" jawab Arga. Mereka bergerak menuju meja dan bangku kosong. Beberapa pasang mata memerhatikan keduanya, terlebih para pria yang menatap kearah Luna dengan kagum. 

"Kamu mau minum apa?" tanya Arga setelah mereka duduk. 

"Jus jeruk hangat sama air mineral botol kecil aja kalau ada." pinta Luna. Arga bergerak ke salah satu stand yang khusus menjajakan berbagai minuman. Saat akan kembali ke meja, ia dihampiri salah seorang temannya yang bekerja sebagai design cover didivisinya. 

"Oy, Ga." sapa pria berumur 28 tahun, bernama Jodi. 

"Oy." balas Arga. 

"Sama siapa lu? Kayaknya gua enggak pernah lihat cewek kayak dia ada dikantor kita, anak baru ya?" tanyanya sambil mendongakkan dagunya kearah Luna. 

"Bukan. Dia bukan staff kantor kita." 

"Oh, bukan. Terus itu siapa? Saudara lu?" 

"Bukanlah, itu pacar gua."

Kedua mata Jodi terbelalak hingga memundurkan wajahnya saking tidak percaya. Kemudian, secara bergantian memandangi Luna dan Arga. "Cewek lu?" 

Arga mengangguk, "Udah ya, gua mau balik dulu." tak menunggu respons dari temannya itu, ia langsung berjalan cepat menghampiri Luna yang sedang membuka satu persatu tupperware yang dibawanya. 

"Bikin apa, Lun?" tanya Arga yang penasaran dengan isi makanan yang dibawa. 

"Gua cuma masak makanan sederhana." 

Arga menatap Luna yang lagi-lagi menyebut kata yang tidak seharusnya. Kemudian, mengarahkan telunjuknya ke bibir kekasihnya dan menepuk-nepuk pelan benda kenyal berwarna agak merah itu. 

Luna memandangi telunjuk itu kemudian menatap kekasihnya, "Ngapain?"

Arga menarik telunjuknya, "Enggak sadar, udah nyebut kata apa tadi?" 

My Lovely Sisters 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang