Andreas bersama dengan Bara, Peter, Arga dan Manggala bergerak menuju pantai. Tempat itu mereka ketahui setelah membekuk Iqbal dan Talitha di slah satu rumah yang dulu ditinggali oleh Talitha dan keluarganya. Memakan waktu yang cukup lama menemukan tempat kedua orang itu karena sulitnya membuka mulut anak buah mereka yang sudah tertangkap di apartemen. Mereka pun tahu soal pantai setelah merampas handphone dari tangan Iqbal, dan mendapati pesan dari salah satu anak buahnya yang melaporkan telah menyelesaikan tugas.
Andreas membalas pesan itu dan menanyakan lokasinya dengan hati-hati, hingga akhirnya mendapatkan informasi mengenai laut tempat mereka menenggelamkan korbannya. Arga dan Manggala terlihat frustrasi sepanjang perjalanan hingga sampai di lokasi. Mengkhawatirkan kondisi kekasihnya. Arga yang paling terlihat depresi karena merasakan sesuatu yang buruk terjadi dengan Luna.
Saat sampai di pantai, mereka melihat keramaian serta dua mobil ambulance dan kepolisian. Andreas dan dua rekannya segera bergerak mencari tahu kemudian mendapati informasi kalau mereka sedang menunggu kedatangan seorang korban tenggelam. Mereka memberitahu ada dua perempuan tenggelam, dan salah satunya sudah diselamatkan namun sedang ikut dengan salah satu kapal penyelamat untuk memberitahukan posisi saudaranya.
Arga dan Manggala menanyakan nama salah satu yang selamat itu pada salah satu petugas pantai sedangkan Andreas bersama rekannya harus memberikan penjelasan mengenai maksud kedatangan mereka dan memberitahu kalau dua perempuan itu adalah orang yang mereka kenal.
"Korban selamat mengaku bernama Reynata. Sedangkan, korban lainnya yang masih dalam pencarian bernama Luna." kata petugas pantai itu. Arga terhuyung kebawah saat mendengar nama kekasihnya masih belum diketahui keadaannya.
"Korban selamat ditemukan berenang di tengah perairan dengan berteriak minta tolong oleh beberapa nelayan yang melintas, kemudian dibawa langsung kedaratan. Kondisinya yang kelelahan, membuatnya tak sadarkan diri sesaat. Selanjutnya saat sadar, ia mengatakan saudaranya masih di dalam perairan. Warga yang menyelamatkannya segera melapor ke petugas pantai dan menghubungi kami. Hingga sekarang, tim penyelamat belum kembali dari tempat yang diarahkan oleh saudari Reynata." seorang polisi memberikan penjelasan pada Andreas dan dua rekannya.
Tak lama setelah penjelasan itu, beberapa cahaya bulat kecil terlihat datang dari arah laut. Para polisi dan petugas berhamburan mendekati bibir pantai untuk menyambut kedatangan mereka. Arga dan Manggala berada dibarisan terdepan bersama dengan Andreas. Saat kapal boat penyelamat itu mendarat, mereka melihat seorang perempuan menangis seorang lainnya yang sudah berbaring dengan tubuh pucat serta membengkak dan wajah agak membiru.
Para petugas segera mengangkat keduanya keluar dari kapal dan menggiring mereka ke dalam mobil ambulance. Arga mengikuti kemana tubuh kekasihnya dimasukkan, sedangkan Reynata dimasukkan kedalam mobil ambulance yang lain. Didalam mobil, para petugas melakukan berbagai pertolongan pertama pada Luna karena kondisinya menunjukkan tak ada kehidupan. Sebenarnya sejak dari pertama kali ditemukan dan diangkat ke atas kapal boat, petugas penyelamat sudah melakukan upaya yang sama namun tak menunjukkan hasil. Kenyataan buruk mereka simpan sendiri di depan Reynata yang histeris, karena menyadari tubuh Luna yang sudah mati. Mereka terlambat menyelamatkannya karena lamanya waktu petugas yang datang dan pencarian yang dilakukan.
Arga memanggil-manggil nama Luna dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Ia menyadari kekasihnya sudah tidak ada saat para petugas menyerah memberikan upaya pertolongan dan melihat Luna tak memberikan respons apapun. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa melindungi serta menyelamatkan Luna hingga detik-detik terakhir kehidupannya.
Dua petugas yang berada bersama keduanya menatap sedih melihat Arga yang terlihat sangat putus asa. Mereka sangat menyayangkan kematian tragis yang menimpa gadis dihadapannya yang masih berumur sangat muda.
Dimobil berbeda, Andreas menghubungi Karin. Ia menyampaikan kalau Reynata dan Luna telah ditemukan. Suaranya bergetar ketika harus mengabari kalau Luna terlambat diselamatkan. Pria itu bisa mendengarkan isak tangis dari Karin. Ia tak bisa melakukan apapun lagi untuk menenangkannya. Andreas tak menyangka tak bisa mencegah perlakuan kejam yang dialami oleh Luna dan Reynata.
"Sudah kamu kabari, Tuan Agung?" tanyanya pada Peter yang duduk dibelakang.
"Ya. Tuan Agung sangat syok dengan kejadian ini apalagi mendengar kondisi Nona Luna." jawabnya.
Andreas menghela nafas penuh penyesalan, "Enggak ada yang menyangka sebuah rekaman bisa membawa bencana yang begitu buruk." ia menundukkan kepalanya.
"Kita udah berusaha sebaik mungkin." kata Bara berusaha menetralisir keadaan yang sudah suram dan penuh kesedihan, "setelah ini, kita harus bekerja keras menjebloskan dua orang itu . . . yang menyebabkan semua ini terjadi. Mereka harus menerima hukuman setimpal." lanjutnya, "...akan sangat baik kalau mereka mendapat hukuman mati atau seumur hidup." Peter mengangguk setuju dengan perkataan Bara, sedangkan Andreas masih terdiam menatap mobil ambulance didepannya.
***
Sesampainya di rumah sakit, dilakukan pemeriksaan pada Reynata untuk mendapatkan hasil visum, sedangkan Luna sudah dipastikan meninggal karena banyaknya air yang masuk kedalam tubuhnya. Reynata tak henti-hentinya menangis karena kepergian saudaranya. Ia teringat bagaimana pengorbanan Luna agar dirinya tetap hidup.
"Tega banget, lu bohongin gua, Lun. . ." ia mengucap dalam hati. "apanya yang 'kita bakal selamat'. Lu sengaja melakukan ini, kan. . . dan bodohnya gua masih aja percaya." Reynata tak bisa menghentikan isakannya. Manggala yang terus memerhatikan ikut berduka. Tangannya tak berhenti terus mengusap-usap punggungnya. Sejak dibawa ke rumah sakit, Reynata tak mengatakan apapun selain hanya menangis.
Pintu kamarnya dibuka dari luar. Menampilkan wajah Karin, yang langsung berlari memeluk Reynata. Mereka berbagi tangis. Karin tak henti-hentinya menangis dan mengucapkan maaf. Reynata tak mengatakan apapun selain menangis histeris.
Dua pria yang memerhatikan dibelakang mereka hanya bisa terpaku. "Gimana sama dua orang itu, apa udah ditahan?" tanya Manggala dengan memelankan suaranya. Ia tidak mau pembahasan tentang Talitha dan Iqbal akan semakin membuat kekasihnya terluka.
"Ya. Mereka sedang diinterogasi." jawab Andreas.
"Pastikan mereka mendapatkan hukuman mati." kali ini Manggala terdengar geram.
"Kita serahkan sepenuhnya pada hukum." jawab Andreas yang merasa tidak memiliki kepercayaan diri untuk memastikan, meskipun memiliki keinginan yang sama seperti Manggala.
Tak lama, dua orang polisi masuk ke dalam kamar ingin meminta keterangan pada Reynata tentang semua hal yang terjadi. Dalam pengakuannya, Karin berulang kali tak bisa menahan tangisnya saat mendengar perlakuan kejam Tante dan Pamannya. Terlalu banyak kejahatan mereka yang tak bisa dimaafkannya.
Merencanakan pembunuhan Agung. Berniat menghapus barang bukti berupa rekaman yang seharusnya bisa menjebloskan mereka ke penjara. Menghasut Karin membenci saudara-saudaranya. Mencelakai saudara-saudaranya, yang bahkan sampai membuatnya kehilangan Luna. Saudaranya yang paling berharga. Yang terakhir adalah yang paling tak disangkanya yaitu kesaksian Reynata yang mengatakan kalau Paman Iqbal dan Tante Talitha merupakan dalang pembunuhan orangtuanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------
(T-T) author kok jadi sedih bombay begini buat nerusin part berikutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/95925263-288-k987330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
General FictionPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...