Didalam kamar, Luna duduk bersandar diatas tempat tidurnya. Kepalanya berdenyut-denyut menimbulkan rasa sakit setelah mendengar pengakuan dari Bibi Rindi. Perasaannya bercampur aduk, antara sedih dan marah sekaligus menyesal.
Sekarang, yang ia butuhkan adalah beristirahat. Memejamkan dua mata kalau bisa sampai besok pagi tak sadarkan diri. Supaya bisa melupakan semua omongan Bibinya tentang kenyataan hubungan orangtuanya.
Baru saja, ia memiringkan tubuhnya ke kanan untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman ketika mendengar suara bergetar dari atas meja belajarnya. Ia bangun lagi, dan melihat handphone-nya berputar-putar pelan karena getaran. Luna berdiri dan mendekati meja itu. Mengambil telepon genggamnya dan melihat nama Reynata lah yang menghubunginya.
"Halo, Rey." sapa Luna dengan kembali ke tempat tidurnya. Kedua kakinya terasa tak bertenaga untuk menopang tubuhnya terlalu lama.
"Lun? Lagi apa?" tanya Reynata.
"Kepo." jawab Luna dengan dengan gaya bicaranya yang khas, terkesan dingin.
Terdengar kekehan dari Reynata.
"Lu telepon gua cuma mau tahu gua sekarang lagi, apa?" tanya balik Luna.
"Ya enggak lah, kesannya gua posesif banget."
Luna menyandarkan punggungnya dengan nyaman, sambil memeluk gulingnya. "Jadi, ada apa? Kangen ya, sama gua?"
"Sedikit, sih."
"Jadi... gua kudu ke asrama lu,enggak, biar rasa kangen lu terobati?"
"Enggak segitunya lah, Lun. Gua lebih kangen sama ayang gua, daripada lu." Reynata tertawa,
"Ooh gitu." tanggap Luna seadanya.
"Kidding, Lun. Jangan baper, lho."
"Baper sama lu? Ngapain? Kurang kerjaan."
"Ishh, sinis amat sih. Enggak seneng amat ditelepon."
"Bukan enggak senang."
"Terus?"
"Enggak suka."
"Lun... mm, itu apa bedanya, ya?"
"kata senang ada enam huruf, sedangkan suka ada empat huruf."
"Ck, garing lu, ah." komentar Reynata.
"Bodo, ah. Jadi, kenapa lu tiba-tiba telepon gua? Pasti ada hal penting, kan? Kebanyakan basa basi, jadi basi. Gua tinggal molor, nih." omel Luna.
"Ya Tuhaaaan, galaknya." komentar Reynata, "Gua mau curhat, nih. Kalau lu sibuk atau mau tidur, ya udah enggak jadi. Daripada tanggepannya ketus. Malah bikin gua makin bete."
"Ya ya, gua dengerin. Apa? Kenapa?" Luna sengaja melembutkan perkataannya.
"Lun... mmm, gua mau jujur tentang sesuatu, nih." Luna menangkap suara Reynata agak bergetar kali ini.
"Soal apa?" Luna mendengarkan dengan serius.
"Gua... udah berbohong sama kalian."
Luna tak mengeluarkan tanggapan apapun dan hanya menunggu kalimat Reynata yang selanjutnya.
"Gua..." suara Reynata terhenti, "Gua udah bohong kalau gua pulang ke asrama."
Pengakuan Reynata sukses membuat Luna terkejut, "Maksudnya, lu enggak pulang ke asrama... sekolah pramugari lu masih libur, gitu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/95925263-288-k987330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
Aktuelle LiteraturPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...