Liburan (Part 6)

379 31 2
                                    

"Miki, sakit apa?" Reynata langsung melangkah mendekati adiknya dan memeluknya sebentar. "Badan lu panas."

"Meriang, kak plus flu." jawab Miki dengan suara yang semakin serak.

"Periksa aja ke dokter, jangan ditahan-tahan takutnya makin parah." saran Reynata

"Nanti aja, nunggu obatnya reaksi dulu." jawab Miki.

"Nih minum dulu, biar ada tenaga." Luna menyodorkan teh hangat kearah Miki.

"Kalau lu enggak mau kedokter, biar dokternya aja yang kesini buat periksa kondisi lu." jawab Karin yang sudah berdiri disamping Reynata.

"Iya, tapi nanti aja." jawab Miki sambil menyerahkan lagi gelas tehnya pada Luna. Kakak keduanya bergerak kearah meja belajar dan mengambil sup yang sudah dipanaskan.

"Nih makan dulu." Luna menyodorkan sup kearah Miki.

Adik bungsunya itu menggeleng, "Enggak mau. Nanti aja."

"Eeeeh, jangan nolak. Orang sakit itu harus banyak makan sayur, biar ada vitamin yang bisa ngelawan virus didalam tubuh." kata Karin.

"Pahit." jawab Miki.

"Apanya? Supnya pahit?" tanya Reynata.

Luna langsung mencicip sayur supnya, takut kalau dia sudah membuat sup yang tidak enak. Namun, nyatanya supnya terasa enak.

"Bukan, mulut gua pahit." jawab Miki.

"Miki, walaupun mulut terasa pahit tapi lu harus tetap makan. Biar badan juga ada tenaga." kata Karin. "Mau gua suapin?" tanyanya.

Miki menggeleng, "Enggak usah, kak." dia mengambil sup dari tangan Luna dan mulai memakannya sedikit demi sedikit.

"Gua kekamar dulu, deh ya. Makan yang banyak, Ki." kata Reynata sambil menepuk pundak adiknya. Kemudian, dia keluar dari kamar.

"Gua mau nyiapin makan malam dulu, ya."

"Enggak perlu, Rin. Gua udah masak tadi siang, dan sisanya masih banyak soalnya yang makan cuma Miki." kata Luna.

"Oooh, lu masak?" tanya Karin sambil terkekeh.

"Iya, kak dia masak buat gua." susul Miki yang ikut terkekeh karena memang jarang-jarang Luna mau masuk kedapur dan memasak sesuatu.

Luna memutar matanya, "Tapi, baiknya si Miki makan telur rebus sama sayur aja. Jangan makan yang digoreng-goreng dulu. Suaranya dia kan habis tuh, kayaknya kena panas dalam juga."

Karin mengangguk setuju, "Terus, ada telur rebusnya?" tanya Karin.

Luna menggeleng, "Belum gua bikin. Tadi, malah masaknya ayam goreng."

"Oke, kalau gitu gua rebusin dulu." kata Karin yang kemudian beranjak keluar dari kamar.

Belum ada lima suap, Miki sudah menurunkan mangkuk isi supnya dan menghela nafas. "Udah, kak."

"Habisin. Itu kan cuma sedikit."

"Nanti aja, deh. Sedikit sedikit." tolak Miki.

Luna menghela nafas. "Ya udah, gua taruh diatas meja lampu aja. Biar gampang ngambilnya." jawabnya sambil meletakkan mangkuk itu diatas meja lampu. Kemudian, ia juga meletakkan teh hangat disana.

"Lunaaa ! Handphone lu getar tuh, ada yang telepon kayaknya !" terdengar suara Karin dari bawah.

"Gua turun dulu. Supnya harus udah habis kalau gua balik lagi kesini. Kalau enggak, gua sodorin sama pancinya." ancam Luna. Miki hanya bisa terkekeh mendengar ancaman kakaknya.

"Teganya, masa orang sakit masih diancam."

"Pokoknya habisin." kata Luna yang kemudian keluar dari kamarnaya.

Kini, Miki hanya seorang diri dikamar. Ia merasa bersalah karena kepulangannya hari ini malah membuat ketiga kakaknya sibuk mengurusi dirinya. Harusnya, mereka sedang bersenang-senang sekarang. Mengobrol, bercanda dan merencanakan liburan mereka. Namun, nyatanya itu tak terjadi karena dirinya yang tak menjaga kondisi tubuhnya dari jauh-jauh hari. 

My Lovely Sisters 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang