Di tempat lain, Karin juga terlihat akan bersiap pergi ke butik. Ia berhenti ketika mendapati sebuah pesan dari Reynata.
'Rin, just info . . . Paman Agung kecelakaan tadi malam dan sekarang dirawat di rumah sakit Harapan Sukma. . gua sama Luna lagi dalam perjalanan buat jenguk, kata Andreas, beliau belum sadar.'
Karin mengetikkan balasan, "Oke, thanks info-nya. . kalau sempat, gua usahain jenguk sehabis pulang kerja. Kenapa cuma kalian berdua, Miki kemana?"
"Kenapa berhenti, Rin?" tanya Tante Talitha yang baru menuruni tangga dan melihat keponakannya berhenti didepan pintu.
Karin menoleh, "Enggak apa-apa, aku cuma lihat pesan masuk."
"Pesan penting? dari saudara kamu?" tanya Tante Talitha, dengan menyembunyikan rasa tak suka karena mengira pesan yang dimaksud memang dari saudara-saudaranya.
Karin menganggukkan kepalanya, "Rey, ngabarin kalau Paman Agung masuk rumah sakit dan enggak sadarkan diri sampai sekarang karena mengalami kecelakaan tadi malam."
"Astaga, kok bisa?" Tante Talitha menunjukkan keterkejutannya.
"Aku juga enggak tahu cerita detailnya." jawab Karin, "rencana aku mau jenguk sehabis pulang kerja, tante mau ikut biar enggak sendirian di apartemen." tawarnya.
"Tante mau banget ikut, tapi kebetulan nanti sore, tante harus ketemu sama teman tante di kafetaria dekat sini. Maaf yaa."
"Iya, enggak apa-apa kok, Tante. Lain kali aja, kalau Paman udah sadar, kita bareng-bareng kesana. Ya udah aku jalan dulu, ya Tante." ia bergerak keluar dan menutup pintu apartemen.
Sepeninggal keponakannya, Tante Talitha menghela nafas panjang dan berbalik menuju ruang utama untuk menonton televisi. "Nyusahin aja. Siapa juga yang mau ketemu sama pria tua yag suka bikin orang lain susah kayak gitu." gerutunya.
Diluar apartemen, beberapa kali Karin mengecek handphone-nya karena pesan yang masuk.
"Miki pergi pagi-pagi banget, tadi. . katanya dia mau ketemu sama temannya buat bantu ngerjain skripsi. Oh iya, Rin. . lu balik gawe jam berapa dan biasanya nyampe apartemen rumah tante lu jam berapa? kita mau berkunjung, nih. Minta alamatnya doong."
Karin kembali membalas pesan tersebut. Setelah selesai, ia melanjutkan perjalanannya.
***
Luna dan Reynata telah sampai di rumah sakit, setelah bertanya pada petugas, keduanya langsung pergi menuju ruang perawatan Paman Agung. Mereka bertemu dengan Andreas dan beberapa pria lainnya, anak buah Paman Agung, menjaga di sekitar ruang perawatan.
"Gimana keadaan, Paman? Belum sadar?" tanya Luna.
Andreas memberikan gelengan kepala sebagai jawaban.
"Ceritanya gimana, kok Paman sampai kecelakaan?" susul Reynata.
"Mobil yang ditumpagi oleh Tuan tiba-tiba mengalami rem blong, dan menghantam pembatas jalan dengan sangat kencang sebelum akhirnya terbalik. Anak buah yang bertugas menyupir, tewas di tempat sedangkan Tuan Agung belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Dokter bilang ada beberapa keretakan pada tulang tangan dan punggung namun yang paling berbahaya adalah teridentifikasinya penggumpalan dalam kepalanya akibat benturan yang kuat." Andreas menerangkan. Reynata terlihat meringis karena tak kuat membayangkan informasi yang diberikan.
"Separah itu. . ." gumam Luna, namun ia menangkap sesuatu yang agak ganjil dengan penyebab kecelakaan yang dialami Pamannya, "tapi. . . rem mobil yang tiba-tiba blong itu. . karena kesalahan teknis atau kesalahan yang disengaja?" tanyanya. Andreas tak langsung menjawb, bahkan terlihat tengah berpikir. "Jangan-jangan, kecelakaan ini . . . disengaja?"
"Kami memang menemukan adanya indikasi pemotongan kabel rem, dan saat ini masih dalam penyelidikan." jawab Andreas dengan singkat, "seandainya, yang membawa mobil masih hidup... dia pasti bisa memberikan informasi sebelum kejadian."
Luna dan Reynata saling memandang satu sama lain. "Sayang sekali." komentar Reynata.
"Semoga aja, Paman Agung bisa cepat sadar dan memberikan informasi mengenai kecelakaan yang menimpa dirinya." susul Luna.
Andreas menganggukkan kepalanya, "Kami pun memiliki harapan yang sama."
"Apa dokter udah melakukan pemeriksaan lagi?" tanya Reynata.
"Ya, sekitar 20 menit yang lalu."
"Terus, mereka kasih keterangan enggak soal kemajuannya, gitu? Mungkin tanda-tanda dia akan sadar?" lanjutnya.
"Rencananya, akan dilakukan operasi untuk menghilangkan penggumpalan darah di kepalanya, tapi masih menunggu keputusan lanjutan." jawab Andreas. "Oh iya, omong-omong. . kenapa kalian hanya berdua?"
"Karena cuma kami yang available untuk datang." Jawab Luna.
"Ya maksud, saya kenapa hanya kalian berdua? Yang lainnya, apa sedang pergi?" tanya Andreas.
"Karin kerja, tapi kita udah ngabarin dia soal Paman Agung. Katanya, diusahakan datang nanti sore untuk jenguk. Kalau Miki, dia lagi ada janji sama temannya dan sempat bilang akan mengusahakan diri datang nanti sore seperti Karin." Reynata menjawab.
Andreas mengangguk mengerti. " Oh begitu, maaf sebelumnya karena mengabari kalian sepaggi tadi. . ."
"Enggak usah minta maaf, udah seharusnya kamu kasih tahu kita secepatnya." jawab Reynata.
Andreas tersenyum karena senang dua perempua itu memberikan perhatian pada Tuannya, meskipun tak memiliki garis kekerabatan, "Tapi. . kenapa nona Reynata juga bisa menyempatkan datang ke sini? Bukankah seharusnya, Nona bekerja dan yang saya dengar tempatnya jauh?"
"Dia udah resign karena kangen sama saudara-saudaranya, enggak bisa lepas gitu, deh." Luna menjawab. Reynata menyenggol lengan saudaranya itu dan mendecak sebal. "Emang benar, kan?"
"Ya tapi, enggak usah lu yang jawab kali." bisik Reynata.
Andreas sedikit terkekeh melihat perdebatan kecil diantara kedua perempuan itu. "Kalian mau dipesankan sesuatu? Kebetulan saya mau ke kantin untuk membeli sarapan karena teman-temanku juga belum makan sejak malam." tawarnya.
"Cukup dua botol air aja." kata Reynata yang disambut anggukan setuju oleh Luna.
![](https://img.wattpad.com/cover/95925263-288-k987330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
General FictionPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...