Pergerakan (Part 1)

232 20 0
                                    

Cuaca di hari Rabu tidak seterik di hari sebelumnya. Langit tertutupi gumpalan awan kelabu yang bergerak perlahan karena putaran angin lembut. Membuat kehidupan dibawahnya teduh, dan orang-orang tak segan berjalan santai karena tidak kepanasan. Begitu pun dengan Luna yang biasanya selalu berjalan terburu-buru karena tidak suka jika tersengat sinar matahari kini bisa dengan santai memerhatikan orang-orang yang ikut berjalan kaki disekitarnya. 

Ia sedang dalam perjalanan menuju halte busway untuk ke kantor Paman Agung. Sebelum kepergiannya, Miki sempat bertanya kemudian meminta ikut ketika tahu dirinya akan bertemu Paman Agung. Namun, Luna bersikeras melarangnya dengan memberi alasan kalau pertemuan hari ini sangat penting karena berkaitan dengan masalah warisan keluarga mamanya. Miki sempat terlihat kesal namun akhirnya bisa mengerti ketika Luna mengatakan akan mentraktirnya makan setelah pertemuan hari ini, sebagai penebus larangan ia ikut hari ini. 

Ditangan kanan Luna, tergenggam handphone miliknya. Ia membaca pesan yang dikirimkan Arga, yang meminta agar hari ini datang lagi ke kantor dan membawakan bekal untuknya. Dengan berat hati, Luna harus menolak permintaan itu karena pertemuan hari ini. 

'Sorry, Ga. Aku ada janji temu sama Paman Agung dan mungkin bakal makan waktu lama. :'( Besok aja ya, aku datang lagi ke kantor kamu. Hari ini, kamu jajan dulu.' 

Setelah pesan terkirim, Luna menonaktifkan handphone-nya. Khusus beberapa jam kedepan, setidaknya sampai dia selesai bertemu dengan tahanan itu, dia tidak mau melihat handphone agar konsentrasinya tidak terganggu. Luna bergerak memasuki halte bertepatan dengan busway yang juga baru datang.

Di rumah, lagi-lagi Miki ditinggal seorang diri. Dengan punggung agak membungkuk karena malas dan tidak bersemangat, dia berjalan memasuki ruang keluarga. Tangannya bergerak mengambil remote untuk menyalakan tv. Ia tidak tahu ingin menonton apa karena sebenarnya tidak terlalu suka menonton acara ditelevisi kecuali berita kriminal. 

Setelah tidak kunjung menemukan acara berita yang menarik, jari Miki berhenti pada satu channel yang menampilkan film Upin Ipin, salah satu film animasi kesukaan Luna. Ia memilih menonton acara itu karena begitu penasaran apa yang membuat Luna kadang begitu serius menonton animasi ini layaknya sedang menonton berita. 

10 menit berlalu, Miki malah didera rasa kantuk karena bosan dan juga acara tv yang menurutnya sangat tidak menarik. Namun, ia juga enggan kembali ke kamar untuk tidur. Terpikir olehnya untuk lanjut belajar, tapi semangatnya kali ini tidak sebesar seperti pukul 3 dini hari tadi. Alhasil, tangannya meraih handphone yang diletakkan disampingnya, diatas sofa.

Banyak pesan yang masuk dari teman-temannya, sebagian besar mengajaknya untuk bertemu. Namun, Miki juga enggan untuk datang karena berpikir harus mulai mengetatkan pengeluaran meskipun uang dari warisan Ayahnya masih banyak. Ia harus lebih memusatkan hartanya itu untuk mewujudkan cita-citanya dibanding harus dikeluarkan untuk kesenangan semata. Tapi, disisi lain ia merasa bosan sendirian seperti ini. Tak ada yang bisa diajak mengobrol dan juga tak ada kegiatan menarik yang bisa dilakukan dirumah kalau hanya seorang diri. 

Miki menghela nafas panjang. Pesan teman-temannya telah ia balas. Layar handphone-nya bergulir ke bawah, dan melihat kontak Reynata. Setelah kepulangannya ke asrama, Miki belum pernah menghubunginya. Ia jadi merasa rindu dengan saudari ketiganya itu karena dibanding Karin dan Luna yang bisa ia temui di rumah, Reynata jauh lebih sulit ditemui karena berada ditempat yang cukup jauh.

Pertama-tama, ia mencoba mengetes dengan mengiriminya pesan dari aplikasi whatsapp. Untuk mengetahui apakah Reynata sedang sibuk atau tidak. 

'Rey ?' pesan terkirim

Setelah mengirim satu pesan singkat itu, Miki merebahkan tubuhnya diatas sofa. Ia beralih menonton acara reality show favoritnya 'Running Man' dari Youtube. Headset terpasang didua telinganya. 

Sebelum membuka link Youtube, handphone-nya bergetar tanda ada pesan yang masuk. 

'Ya, Ki? Knp?' rupanya Reynata membalas dengan cepat. 

Miki mengurungkan niatnya untuk menonton kemudian memilih untuk membalas pesan dari kakak ketiganya itu. 'Ganggu, enggk kak?'

'Enggk. Ada apa?'

'Kangeeeennnnn :'( .'

' :D . Kangen banget ?'

'Bangeeeeettttt. T_T . Kpn pulang?'

'Hahaha. Sabar ya, Sabtu pulang.'

'Beneran? Enggk ngibul, kan?'

'Enggk lah. Lgian enakan weekend dirmh. :D ."

'Asyyiiikk... jadi rame lg. Gua bete nih, ditnggal sndirian mulu dirmh.'

' 0_0 . Lho, yg lain kemana? Eh, Karin kerja, ya... '

'Iya. Karin krja. Luna keluar mulu. Gua mw ikut enggk boleh, masa.'

'Hahaha. Cup cup. Luna mau kencan kali, makanya lu enggk boleh ikut.'

'Kemarin sih, iya... dia kencan terus pulang2 lngsung msk kamar, enggk keluar2. Abis brantem kali tuh sama pcarnya. Eh, pagi2 td, dia keluar lg. Bilangnya mau ketemu Paman Agung. Gua mau ikut, malah enggk boleh. Hiks, sedih T_T .'

'Hah? Enggk keluar2? Kemarin malam gua smpat teleponan sama dy, lho tp kalau dr cara bicaranya biasa aj tapi yaaa gitu, agak ketus. Gua mikirnya emng dia biasa begitu.'

'Lu teleponan sama dia? Ngomongin apa? Kok lu enggk telepon gua, sih Rey? Enggk tahu ya, dibanding Luna--gua lebih kngen sama lu. Hiks :'(  Tp, enggk berani hubungin dluan takut gnggu. '

'Hahahaha, maapkeuun ya. Cuma iseng aja, kok hubungi dia. Lain kali kalau kangen langsung hubungin aja. :'D '

Jari-jari Miki bersiap akan membalas namun terhenti saat melihat Reynata masih mengetik dan akan mengirimkan pesan lainnya. 

'Luna ngapain ketemu sama Paman Agung?' 

'Bilng-nya sih mau ngomongin soal warisan Mamanya lagi.'

'Ooooohh, kyaknya ribet ya kalau pnya harta banyak hahaha tp untung jg krna jd pnya tabungan tmbahan.'

'Iya. AAAAAAAAAAAAaaaaa, gua bosan bgt nih, Rey. Mau ngpain dirmh sndirian. Kalau ada lu, psti ada deh hal seru yg bisa dilakuin. Blnja / jln2 'n' bisa ngobrol pnjang lbar jg. :'( .'

'Hihihihi, lu jln2 aj sndiri, Ki. Biasanya juga dulu, bgitu. Ada aj temen lu yang ngjakin keluar.'

'Iya, sih emang ada. Tp, mreka ngajakinnya nongkrong 'n' makan ditmpat2 yang lmayan mahal. Gua mau irit. Maunya dirmh aj, tapi bisa nglakuin hal seru kayak dulu waktu masih ngmpul lengkap.' 

'Yaa, masanya udh agk beda, adikku sayang. Nnti, kalau lu udh krja bkal mlakukan hal yg sama kok. Jrang dirmh. :D'

'Iya, sih... makanya mau ngmpul sama kalian lbih lama. Sblm, gua akhrnya beneran krja atau dpt beasiswa kuliah di LN. :'( '

'Iya :) . Nanti, psti ada wktunya, Ki wlaupun bukan skrg. Sabar aj, ya. Mudah2an Sabtu bsk, bisa ngmpul semua. Eh, Ki--gua off dulu, y. Mau balik kerja.'

'Oke. Eh? Krja?' Miki mengernyit bingung ketika membaca kata terakhir dari balasan Reynata. Apa maksudnya dengan dia mau kembali bekerja? Bukannya dia sedang pendidikan di sekolah pramugari?

'Iya ^^ . Kerja kelompok. Gua lg dikls tahu, pngjarnya lg keluar makanya gua bisa bls pesan lu. Tp, enggk enak sama temen2 gua yang lg serius kerja nyelesein tugas. Udah ya, byeee :* .'

'Oooooh, oke. Gua pikir krja apa'an. Nnti kalau lu udh istirahat or kls lu udh slesai, smbung lg ya. Biar gua enggk mrasa ksepian :'( .'

'Haha, iyaa adikku sayang.' 

Miki sedikit kecewa karena harus menyudahi saling berkirim pesan dengan Reynata karena ia jadi kembali bingung harus melakukan apa sekarang. Waktu masih begitu panjang jika mau menunggu kepulangan Karin dan Luna. Setelah beberapa saat berpikir, ia memutuskan ke dapur untuk membuat omelet yang nantinya akan dibawa ke kamar. Makanan itu akan menjadi camilannya sembari menonton drama korea dilaptopnya. 


My Lovely Sisters 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang