Kota Tua (Part 6)

242 24 0
                                    

Setelah puas mengunjungi tempat-tempat wisata yang dipandu oleh Pak Kusno, keempat perempuan itu kembali ke tempat penyewaan sepeda ontel. Mereka mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan dan keramahan Pak Kusno selama memandu perjalanan mereka. 

Perjalanan mereka lanjutkan ke sebuah tenda makan yang menjajakan bakso dan mie ayam. Disana, mereka memesan dua mangkuk bakso dan empat gelas teh hangat. Reynata mengeluarkan perbekalan yang dibawa dari rumah. 

"Kita kenapa beli bakso segala, sih?" tanya Luna.

"Makanan yang dibawa semuanya kering, dan lagi kita kan habis berhujan-hujanan, butuh makanan dan minuman yang bisa menghangatkan badan." terang Karin. 

"Emang kalian bawa makanan apa dari rumah?" tanya Luna lagi. 

Reynata membuka penutup empat tupperware kecil berbentuk bulat. "Cuma nasi sama telur dadar dan tumis tahu campur kacang panjang." 

"Hoo, pantesan beli bakso." jawab Luna. "Lu yang masak?" tanyanya.

"Gua bikin tumisan dibantu Karin. Telurnya buatan Miki." jawab Reynata sambil menyerahkan sendok kepada ketiga saudaranya. 

"Kok gosong pinggirannya?" Luna mengangkat telor dadarnya dengan sendok. Kemudian, melirik telur saudara-saudaranya yang lain. "Yang lain enggak." 

"Itu enggak sengaja, kelamaan didiemin di penggorengan. Kalau enggak mau, tuker aja sama gua." Miki menawarkan tupperware-nya kearah Luna. 

"Enggak mau. Nasinya udah lu aduk-aduk, begitu." kata Luna sambil memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya. Ia menyingkirkan bagian telurnya yang menghitam. 

"Habis ini, kita mau langsung pulang?" tanya Reynata. 

"Langsung pulang lah. Baju udah basah kuyup begini, nanti kalian masuk angin." kata Karin.

"Iya. Gua juga udah enggak betah, mau mandi dan keramas." susul Luna. Ia menyeruput kuah bakso didepannya dengan sendok. 

"Yaahh, tapi ini kan masih sore." protes Miki. 

"Masih ada hari esok, Ki. Lagian, kondisi lu baru pulih. Jangan sampai kecapekan." Karin memberi nasehat.

"Okay. Jadi, rencananya besok kita mau kemana?" tuntut Miki. 

"Ke mall ajalah.. Enggak terlalu capek. Enggak akan kepanasan apalagi kehujanan." jawab Luna.

"Gua setuju. Besok, kita jalan-jalan ringan aja." kata Karin. 

"Gua sih ke mana aja, hayukk. Tapi, prefer kita enggak jajan yang mahal-mahal. Maklum, anak mess lagi pengiritan." kata Reynata. 

"Kita makan di restoran yang harganya standar aja." jawab Luna. 

"Se-standar apapun, tetap aja mahal. Karena, mereka menyantumkan harga pajak dan pelayanan. Beda, kalau kita makan dipinggir jalan begini." kata Reynata lagi. 

"Udah, soal makan mah enggak usah di ambil pusing. Nanti, gua yang jajanin lu." jawab Karin.

"Gua juga dong, kak. Gua kan belum kerja, ditambah duit gua habis selama belajar di Pare." kata Miki. 

"Gampang." jawab Karin. "Yang penting jajannya jangan yang mahal-mahal. Enggak lebih dari 50 ribu." Karin beralih menatap Luna. "Enggak sekalian, mau gua bayarin juga? Kan masih anak kuliahan." 

Luna berdeham pelan, "Tahu deh, yang udah kerja. Udah punya gaji." jawabnya. "Kalau gitu, jangan pilih kasih dan bayarin gua juga." 

"Bolehlah." jawab Karin. "Tapi, sebagai gantinya.. besok sampai hari Senin, kalian yang masak dan bersihin rumah." 

My Lovely Sisters 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang