"Kenapa kakak bicara seperti ini, sekarang?" tanya Rindi. Terbesit rasa kesal karena ucapan saudarinya itu. Ia merasa tak nyaman dengan tujuan pembicaraan hari ini. "Kenapa aku harus mau menjaga Luna? Saat kakak sering mengabaikan nasihatku dan saudara-saudara yang lain."
Tatapan mata Luci berubah sendu. Ia memohon pengertian dan sedikit kelembutan dari adiknya. "Maaf. Aku tahu sebenarnya enggak pantas, tapi enggak ada lagi orang lain yang bisa kupercaya selain dirimu dan saudara-saudaraku yang lain. Bahkan, aku enggak memercayai suamiku sendiri."
Dilubuk hati terdalam, ia merasa prihatin dengan keadaan kakaknya yang hidup secara sembunyi-sembunyi. Rindi ingin sekali membantu dan merangkul Luci keluar dari hidup yang menurutnya sengsara. Ia dan Luci sama-sama korban atas keegoisan Ayahnya. Yang dinikahkan atas dasar hubungan bisnis, namun kesejahteraan Luci jauh lebih buruk daripada kehidupan Rindi dan saudara-saudaranya yang lain. Meskipun tanpa kekurangan, namun kini Luci hidup dalam keterancaman.
Rindi tahu tentang kekisruhan internal dalam keluarga Budiman hingga adanya oknum luar yang nekad bergerak akan menghancurkan suami kakaknya itu dan keluarganya, hingga Budiman mengungsikan para istrinya.
"Aku cuma ngerasa hidupku enggak akan lebih panjang sampai Luna dewasa." perkataan Luci membuyarkan keprihatinan Rindi. "Budiman, meneleponku semalam. Memberitahukanku kalau orang-orang yang yang berusaha menghancurkannya sudah mengetahui tempat tinggalku. Malam ini mungkin, suamiku akan datang untuk memindahkanku dan Luna ke tempat lain."
"Budiman udah punya dugaan, kenapa enggak langsung melaporkannya aja ke polisi? Kenapa malah kalian yang terus-terusan sembunyi." tanya Rindi dengan sinis.
Luci menggeleng pelan, "Budiman mau menghancurkan musuh-musuhnya dengan caranya sendiri, dek. Dia enggak rela kalau mereka cuma ditahan kemudian bebas karena jaminan." Ia mengambil nafas panjang dan mengembuskannya perlahan. "Tapi, dibanding ancaman yang datang dari orang-orang ini, ada hal lainnya yang membuat Budiman sangat marah."
Rindi menatap dengan serius. Hal apa lagi yang memberatkan masalah kakaknya yang sudah begitu rumit untuk diselesaikan.
"Budiman menyadari kalau Karina dan saudara-saudaranya terlibat dengan mereka."
Rindi mendesis kemudian menyedekapkan tangannya didada, "Kenapa mereka melakukan itu?"
Luci menggelengkan kepala, "Semenjak Ayah suamiku, Bisma, terlihat lebih menyayangi Luna dibanding cucu-cucunya yang lain, Karina mulai berubah. Dia enggak lagi menghubungiku. Kuhubungi pun, terdengar jelas dari suaranya, ia merasa enggan bicara denganku. Lalu... tiga hari lalu, tiba-tiba aku menerima telepon darinya."
Rindi tak memberikan tanggapan apapun. Diam-diam rasa kekhawatirannya bertambah. Ia ingin sekali membantu kakaknya.
"Dia menyuruhku untuk bercerai dari Budiman."
Lagi-lagi, Rindi harus merasa terkejut. Seorang Karina, yang dahulu mengatakan tak pernah keberatan dengan keputusan Ayah mertua dan suaminya menikahi perempuan lain, kini bersuara meminta Luci untuk bercerai dari suaminya.
"Kenapa baru sekarang dia memintamu untuk bercerai, kak? Bukannya dulu, dia juga salah satu orang yang memintamu mempertahankan pernikahanmu dengan Budiman? Aku enggak ngerti. Apa dia meminta hal yang sama pada Manda dan Renny?"
"Sepertinya, Karin mulai memperlihatkan ketidaksukannya padaku ketika Ayah mertuaku mulai memusatkan perhatiannya pada Luna. Sepertinya, desas desus Bisma akan mendidik Luna sebagai pewarisnya, mempengaruhi sikap Karin."
Desas desus itu Rindi pun sudah tahu. Alasan Bisma akhirnya memilih Luna sebagai calon pewarisnya adalah karena tak ada satupun istri Budiman yang melahirkan anak laki-laki, dan keterikatan bisnis yang kuat dengan keluarga Luci, membuat Bisma, berpikir Luna lah yang pantas mendapat posisi itu. Ditambah, Bisma memang lebih menyukai Luci dibanding ketiga istri yang lain.
"Dan yahh..." Luci terlihat mengangguk sekali, "aku menghubungi Manda dan Renny. Keduanya juga dihubungi Karina dan mendapatkan permintaan yang sama."
"Jadi, dia berencana mau menguasai harta Budiman untuk dirinya sendiri?" Rindi mendengus. Kebenciannya pada Karina bertambah.
Luci memberi bantahan dengan menggelengkan kepalanya, "Aku juga menanyakan hal itu pada dirinya langsung ketika dia meneleponku. Tapi, dia justru menjawab dengan pernyataan yang membuatku kehilangan kontrol dan harus berdebat dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sisters 2
General FictionPertemuan yang terjadi karena permintaan Paman Agung, membuat Karin, Luna, Reynata dan Miki harus menerima kenyataan kalau mereka adalah saudara dari satu Ayah yang sama. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dalam rumah yang diwariskan ole...