CHAPTER 001

1K 41 0
                                    

CHAPTER 001

Dahulu kala, para seniman beladiri Jianghu sudah terbiasa mempelajari seni beladiri hanya untuk keselamatan dan perlindungan mereka sendiri terhadap serangan musuh.

Namun seiring berjalannya waktu, seni beladiri makin berevolusi, selain demi keselamatan dan perlindungan, juga bertujuan untuk membunuh musuh dengan lebih efisien. dan dalam perkembangannya, makin terasa lebih canggih dan rumit.

Jurus-jurus yang awalnya sederhana berevolusi menjadi serangkaian gerakan, dan teknik pernapasan juga hasil perkembangan dari dasar-dasar energi internal.

Banyak seniman beladiri yang meninggalkan warisan pusaka kepada generasi muda mereka dalam bentuk buku dan pengajaran berdasarkan dari apa yang pernah mereka alami dan mereka pelajari, hingga memungkinkan seni beladiri itu kian berkembang.

Seniman beladiri biasanya akan menjadi orang-orang yang lebih kuat daripada manusia normal pada umumnya, karena mereka dapat berlari menembus pepohonan seperti angin, menghancurkan batu hanya dengan mengandalkan tinju mereka saja, dan menebang pohon menggunakan ayunan pedang dengan sekali tebas.
Mereka biasanya disebut 'orang-orang Wulin'.

Namun, seniman beladiri ingin menjadi lebih kuat lagi, makanya mereka bersepakat untuk membentuk 'klan'.

Bagi mereka yang menginginkan tegaknya keadilan dan kehormatan, mereka menamai diri mereka "Kekuatan Keadilan". Sedangkan bagi mereka yang tidak peduli bila mereka menggunakan kekerasan dan kekejaman disebut "Kekuatan Jahat".

Ada juga seniman beladiri yang meningkatkan kekuatan mereka dengan jalan yang sama sekali berbeda, hanya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan. Mereka disebut "Sekte Iblis".

Para 'Wulin' saat ini terlibat dalam persaingan yang ketat antara ketiga kekuatan tersebut untuk menjadi yang teratas.

Di selatan daerah Jianghu, ada kawasan yang disebut 'Pegunungan Sepuluh Ribu'. Pegunungan itu dipenuhi oleh begitu banyak puncak gunung yang tersebar luas di atas kawasannya. Dan kawasan ini sudah lama diklaim sebagai kawasan terlarang. Karena tempat ini merupakan domain milik 'Sekte Iblis'.

Di tengah hutan yang jauh dari kastil Sekte Iblis, terlihat seorang bocah laki-laki yang berusia remaja sedang berlari sekencang mungkin demi menyelamatkan hidupnya.

"Ugh..!"

Bocah itu sudah kelelahan dan terengah-engah. Pakaiannya robek dibeberapa bagian, dan wajahnya penuh memar, menunjukkan bahwa dia telah mengalami pemukulan yang begitu parah sebelum akhirnya dia berhasil melarikan diri.

"Sialan!"

Bocah itu meludah, ketika dia melihat sudah ada 5 pria bertopeng yang sedang menunggu didepan untuk menangkapnya. Dia telah berlari sekencang mungkin selama 30 menit terakhir, tetapi sepertinya dia tidak bisa lagi untuk melanjutkan pelariannya.

"Brengsek!"

Bocah itu memegangi lututnya yang gemetar dan memelototi para pria bertopeng. Wajah mereka memang tertutup, tetapi masih mudah untuk menebak kalau mereka semua sedang menyeringai.

"Kau sudah melakukannya dengan baik, hingga mampu berlari sejauh ini, Pangeran Chun."

"Ha ha. Aku hampir tertidur saking lamanya menunggumu."

Bocah itu mengerutkan kening. Jika mereka memutuskan untuk menunggunya di sini, maka sia-sia saja dia berlari ke arah ini.

Semua pria bertopeng itu serentak mencabut pedang mereka dari punggung. Mata mereka dipenuhi dengan niat untuk membunuh bocah itu.

'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'
Sang bocah membathin.

Yang mereka inginkan hanyalah nyawanya. Sepertinya bernegosiasi dengan mereka tidak akan berhasil. Dia telah mengerahkan semua tenaganya untuk berlari sampai sini, jadi dia tidak punya sisa tenaga lagi untuk berlari, apalagi bertarung.

NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang