CHAPTER 158

57 8 0
                                    

CHAPTER 158

"Hah?"

Ko Wanghur, Mun Ku, Baek Gi, Dan Sama Chak sudah menjadi prajurit level Grandmaster, sehingga mereka membuka indra deteksi mereka dan memastikan bahwa memang tidak ada orang di dalam sana.

Ada 2 kemungkinan. Yang pertama, mungkin saja Penjaga Jang adalah prajurit yang sangat kuat yang bisa menyembunyikan energinya.
Dan kedua, itu artinya rumah ini benar-benar kosong. Yeowun dengan cepat membuka kamar Penjaga Jang, tapi kosong.

'Mengapa begini? Dia tidak ada di sini pada jam ini?'

Saat ini sudah lewat tengah malam, jadi Jang seharusnya sudah tidur. Belum waktunya dia jalan-jalan. Barang-barang milik Penjaga Jang masih terpajang lengkap, jadi pasti dia masih tinggal di sini, tapi rasanya kok ada yang aneh.

'Tidak ada panas...'

Yeowun kemudian menyadari bahwa tidak ada panas di kamarnya. Saat ini sedang musim dingin, pasti Jang akan memanaskan rumah dengan kompor di dapur, tetapi sekarang tidak ada pemanas. Tampaknya rumah ini telah kosong setidaknya selama 3 atau 4 hari.

Saat Yeowun keluar, semua anggotanya yang memeriksa kamar lain keluar dengan wajah kecewa.

"Tidak ada siapa-siapa, Tuan."

Mereka dapat melihat bahwa Chun Yeowun terlihat gusar dengan hal ini, dan He Bong melaporkan dengan tenang.

"Pangeran, mungkin Penjaga Jang sedang bepergian mengunjungi suatu tempat? Seperti berkunjung ke klannya sendiri?"

Mun Ku bertanya untuk berjaga-jaga, tapi Yeowun menggelengkan kepalanya. Dia mendengar bahwa Penjaga Jang adalah seorang yatim piatu yang tidak memiliki rumah.

'Bawa bertenang dulu ... mari kita telusuri keanehan ini.'

Yeowun kemudian keluar dari halaman dan melihat ke tanah. Dia pertama kali mengira kalau halaman tersapu bersih berarti tidak ada masalah. Tetapi jika Penjaga Jang tidak berada ditempat pada jam ini, itu berarti ada sesuatu yang terjadi.

'Ini aneh. Halamannya terlalu bersih. Tidak ada orang, tapi aneh melihat seluruh rumah tertata rapi. Jika ada jejak perkelahian, dia bisa menebak dari sana, tetapi tidak ada jejak apa pun.

Yeowun menggigit bibirnya dan melihat sekeliling tetapi terlalu sulit untuk menemukan keganjilan. Tampaknya semua jejak telah dihapus dengan sengaja. Jika itu masalahnya, berarti memang ada seseorang yang telah merencanakannya sejak lama.

Kemudian Yeowun memerintahkan Nano.

'Nano, pindai seluruh rumah dan temukan tanda seseorang menerobos atau berkelahi.'

[Baik, Master. Memindai setiap area rumah yang terlihat.]

Bersamaan dengan suara Nano, Yeowun melihat cahaya putih menyapu seluruh rumah. Dan setelah beberapa saat, suara Nano berbicara kepadanya.

[Mengaktifkan Realitas Mata dari pandangan Master.]

Dan pada mata Yeowun, sebuah titik merah difokuskan dalam pandangan Yeowun, lalu ada garis putih dengan tulisan yang ada di atasnya untuk menjelaskan.

'Oh.'

Titik itu mengarah ke sisi tiang penyangga, tepat di atas batu penjuru rumah. Karena letaknya agak dibawah, makanya Yeowun tidak menyadari jejak itu. Dan setelah diamati, jejak itu adalah bekas tebasan pedang.

'Pedang?'

Itu lebih seperti jejak yang ditinggalkan oleh Qi pedang. Jika ada lebih banyak jejak tebasannya, maka Yeowun mungkin saja bisa untuk mengetahui formasi apa yang digunakannya, tetapi ini terlalu samar. Bahkan Nano tidak bisa menganalisa apa itu.

"Tebasan pedang? Hmm..."

Ko Wanghur bergumam lirih saat dia ikut memeriksa jejak itu dengan penerangan lampu obor. Sepertinya Penjaga Jang telah disergap. Masalahnya di sini, apakah Penjaga Jang masih hidup atau tidak.

Chun Yeowun menjadi muram saat dia mulai berpikir sesuatu telah terjadi pada Penjaga Jang, sosok yang dengan telaten menjaga dan membesarkannya. Yeowun terlihat lebih muram daripada saat dia berada di akademi.

"Jika ini bekas tebasan pedang, maka kita bisa mempersempit siapa di balik ini semua."

Sama Chak mengamati bekas tebasan pedang, dan berbicara kepada Yeowun. Semua orang di sini tahu siapa musuh Yeowun.

"Ada tiga klan yang menggunakan pedang di antara 6 klan utama."

Klan Sword, klan Bijaksana dan klan Hasrat menggunakan pedang. Klan Hasrat secara teknis bukanlah yang terbaik dalam hal berpedang, tetapi mereka masih menggunakannya.

Ko Wanghur juga mengangguk setuju.
"Aku kira mereka telah menghapus sebagian besar jejak. Sepertinya mereka sudah merencanakan ini."

Bahkan dengan pemindaian Nano, hanya bisa menemukan satu jejak yang tersisa.

'Klan yang mana satu?'

Yeowun mencoba mempersempit kemungkinannya, tetapi ketiga klan tampaknya sangat mungkin ditersangkakan ini. Seperti klan Sword dan Klan Hasrat, mereka masih menyimpan dendam karena Yeowun telah menebas putus lengan pangeran dan putri mereka, jadi mereka pasti beralasan untuk marah padanya.

'Haruskah aku menghapus klan Bijaksana dari daftar tersangka?'

Yeowun telah memanipulasi fakta pada mayat kadet yang dibunuhnya, sehingga pangeran merekalah yang dicurigai sebagai seorang pembunuh. Tetapi klan Bijaksana tidak mungkin mengetahui bahwa itu adalah muslihat dari Chun Yeowun.

Dengan ditangkapnya Chun Muyeon bersama Mu Jinyun, serta timbul permusuhan antara 4 klan lainnya, sepertinya tidak ada alasan bagi klan Bijaksana untuk bertindak pengecut seperti ini. Tapi Yeowun merasa bahwa dia harus mencurigai klan Bijaksana.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Sejalan dengan yang dipikirkan Chun Yeowun, He Bong membuat ide.
"Tuan, mengapa kita tidak mencari tahu ke setiap klan? Saya mendengar Lord dan para Penatua belum kembali, jadi mungkin akan lebih mudah untuk menyelinap masuk."

He Bong menawarkan untuk langsung menyerang saat Lord dan para Penatua belum ada di sini.

Sama Chak membantah.
"Itu tidak semudah yang kau pikirkan. Kau tidak bisa meremehkan kekuatan 6 klan utama, bahkan saat tidak ada Patriark mereka."

Contohnya Klan Ilusi Hantu, mereka bukan salah satu dari 6 klan utama, tapi terlalu cepat bereaksi bila ada penyusup. Jika Yeowun dan anggotanya harus mencari di seluruh mansion, maka sulit bagi mereka untuk tidak menarik perhatian.

"Sama Chak benar. He Bong, ada alasan mengapa 6 klan utama masih memerintah dalam sekte kita. Dan untuk orang-orang yang melakukan hal seperti itu, mereka harus berjaga-jaga di.... Oh! Tuan Muda!"

Ko Wanghur kemudian menemukan ide bagus saat berbicara.
"Tuan, mengapa kita tidak melakukan ini saja?"


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang