CHAPTER 047

64 13 0
                                    

CHAPTER 047

Racun itu akan membunuh targetnya secara perlahan tanpa bisa mereka sadari. Bintik-bintik merah di leher adalah gejala yang muncul ketika orang tersebut terkena racun.

Chun Yeowun menggigit bibirnya, geram.

'Ibu...'

Ibunya, Lady Hwa, dibunuh oleh racun yang sama dan Yeowun tidak bisa melupakan fakta itu. Dia telah belajar dari rasa sakit karena orang yang dicintainya meninggal.

"Bagaimana dia bisa terkena racun?"

Gejalanya tampak sudah parah. Lady Hwa mendapat bintik-bintik itu beberapa bulan sebelum dia meninggal, dan Baek Gi juga memiliki bintik-bintik yang sama.

"Bintik-bintik itu hanya muncul setelah eksposur yang lama."
Anehnya Baek Gi terkena racun dalam waktu yang lama.

'Chun Jongsum!'

Yeowun kemudian teringat saat Jongsum yang sedang tersenyum pada Baek Gi. Itu sebabnya Yeowun jadi terniat untuk memeriksa video Baek Gi sejak awal.

Baek Gi adalah satu-satunya kadet yang mampu mengalahkan pangeran dalam grup. Kemungkinan besar Chun Jongsum marah dan malu. Namun, sejauh yang Yeowun tahu, seseorang perlu terkena racun melalui dosis bertahun-tahun.

'Mestinya dia diracuni sebelum masuk akademi, atau justru Chun Jongsum menggunakan dosis yang berat.'

Opsi kemungkinan yang terakhir adalah yang mungkin terjadi. Opsi yang pertama juga mungkin saja, tetapi Chun Yeowun condong ke opsi yang terakhir.

'Bajingan...'

Bagi Yeowun, racun adalah yang paling tidak dia sukai karena dengan itulah ibunya terbunuh. Yeowun sadar, bahwa dia tidak perlu ikut campur dengan masalah antara Baek Gi dan Chun Jongsum, tetapi melihat racun yang sama digunakan di akademi, membuatnya marah.

'Jongsum akan mencoba melakukan hal yang sama terhadap orang yang tidak dia sukai dengan racun. Aku tidak bisa mengatakan dia melakukan sesuatu yang salah di Akademi Sekte Iblis, tapi aku pribadi tidak bisa membiarkan dia melakukan hal itu.'

Chun Yeowun kemudian memutuskan untuk menghancurkan rencana jahat Chun Jongsum.

Di tempat latihan, duel seru sedang berlangsung. Seorang instruktur melayani tantangan dari kadet ke-5, Chun Yuchan.

"Dia juga sudah melampaui level kadet lainnya."

Instruktur Hong Duwi tercengang. Pertarungan itu sangat ketat karena keduanya sudah berada di level master petarung.

'Aku tidak bisa mengalahkannya hanya dengan 7 Pedang Iblis.'

7 Pedang Iblis sedang ditantang. Itu bukan serangan balik yang sempurna seperti yang dilakukan Chun Yeowun, makanya serangan itu masih bisa dimentahkan.

"Dia juga jenius seperti Yeowun dan Muyeon."

Mereka tidak perlu berduel lagi. Chun Yuchan sudah memiliki kekuatan dan pengetahuan yang cukup mengenai skill tersebut. Hong Duwi memutuskan mundur beberapa langkah, dan mengangkat tangannya untuk berhenti. Chun Yuchan balas tersenyum.

"Ini cukup." Hong Duwi menghentikan.

"Berarti?"

"Ini labelnya."
Hong Duwi kemudian menanggalkan labelnya dan memberikannya kepada Chun Yuchan.

"Ha ha! Aku resmi jadi seorang ketua grup sekarang! "

"Ya, selamat. Aku berharap kau beruntung. "

"Terima kasih, Instruktur."

Chun Yuchan membungkuk. Setelah dia melihat Hong Duwi kembali ke gedung, dia menyeringai.

"Ada satu lagi. Siapa yang harus aku tuju selanjutnya?"

Sekarang sudah dekat dengan waktu makan malam. Kantin terlihat dipadati oleh para kadet yang sedang menyantap makan malam. Mereka semua tersenyum karena energi internal mereka telah meningkat pesat karena menyerap elixir Pil Naga Hitam.

Tetapi raut wajah para kadet yang belum mencapai energi senilai 30 tahun masa pelatihan masih terlihat suram, karena memiliki energi internal sebanyak itu adalah persyaratan dasar untuk mempelajari formasi 7 Pedang Iblis.

Saat itulah semua orang menoleh ke sosok orang yang masuk. Dia adalah kadet ke-18, Baek Gi. Dia berjalan sendirian, tidak seperti kadet yang layak menjadi ketua grup lainnya. Dia mengambil tempat duduk di sudut yang kosong dan mulai menyantap makanannya.

Seseorang kemudian duduk di depannya. Baek Gi tidak menoleh.

"Hei, kadet ke-18."

Baek Gi lalu mengangkat wajahnya. Itu adalah Chun Kungwun, pangeran dari Klan Sword.

"Ada apa lagi?"

"Aku melihat duelmu."

Baek Gi meletakkan sumpitnya di mangkuk dan menatap Chun Kungwun.

'Beraninya dia?'

Chun Kungwun tidak suka dengan sikap Baek Gi. Kebanyakan kadet akan selalu bersikap sopan padanya karena dia masih seorang pangeran, tapi Baek Gi tidak ada sopan-sopannya.

"Aku sedang makan. Apa yang kau inginkan?"

Baek Gi bertanya to the point. Chun Kungwun menjadi lebih geram, tapi dia tetap tenang.

"Hmph. Aku perhatikan kau sudah berada di level master."

Baek Gi terkejut. Sepertinya pangeran ini mampu melihat Qi juga. Ini berarti bahwa Chun Kungwun juga seorang master.

"Aku suka keahlianmu. Aku pikir kau ingin menjadi ketua grup, tetapi tidakkah kau ingin naik lebih tinggi?"

"Ah..."

Baek Gi menghela nafas saat menyadari maksud Chun Kungwun. Pangeran satu ini menawarkan dia untuk bergabung dengan grupnya. Baek Gi kemudian mulai makan. Chun Kungwun mengerutkan kening, tapi dia bukan tipe orang yang menunjukkan kemarahannya di depan orang lain.

"Baiklah, kau pertimbangkan saja tawaranku itu dulu." Chun Kungwun berlalu pergi, dan Baek Gi masih fokus pada makanannya.

Ini sudah kedua kalinya. Ketika dia dalam perjalanan ke ruang pelatihan tadi, Chun Yuchan juga sudah datang kepadanya, menawarkan tempat di grupnya. Baek Gi menolak karena tidak tertarik bergabung dengan grup yang ada pangerannya. Yang dia inginkan hanyalah menjadi kuat.

Dia terus makan dengan perasaan yang masih kesal, sampai ada lagi seseorang yang duduk di depannya.

"Maaf, tapi bisakah kita bicara?"

'Ugh ... lagi?'
Baek Gi menghela nafas.

Jika dia tahu bahwa ini akan terjadi, dia tidak akan menantang instruktur di depan semua orang. Dia meludahi kadet.

"Aku tidak tertarik. Menyingkirlah."

"...Hm."
Kadet itu mengeram. Dia adalah Chun Yeowun.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang