CHAPTER 160

75 7 0
                                    

CHAPTER 160

Jika orang yang mengirim pesan telepati dapat melihat apapun yang dilakukan dan dilihat Yeowun, maka itu berarti orang itu juga ada di dalam restoran. Chun Yeowun kemudian mengindahkan ancaman dari pesan telepati dan berpura-pura jika dia sedang fokus pada makanan.

Mun Ku dan He Bong sedang berbisik satu sama lain untuk memilah tanda-tanda musuh, yang mereka sendiri tidak yakin kapan musuh itu akan menghubungi mereka.

Awalnya Yeowun berniat untuk memberi tahu Mun Ku ataupun
He Bong melalui pesan telepati. Tetapi Yeowun mengurungkan niatnya, karena khawatir jika nanti musuh melihatnya sedang mengirim pesan telepati dengan melihat jakun lehernya bergerak.

'... Mereka bukan musuh sembarangan.'

Tingkat ancamannya jauh berbeda ketimbang ancaman kadet di Akademi. Karena Yeowun tetap diam, pesan lain datang kepadanya.

[Aku akan memperingatkanmu. Jangan coba menemukanku melalui indramu. Jika kau coba melakukan hal bodoh, maka 'dia' akan mati.]

Mereka mengancam Yeowun seolah-olah mereka sudah menganggap Yeowun mengetahui bahwa Penjaga Jang telah hilang.

'Sialan!' Mata Yeowun menjadi dingin.

Yeowun tidak pernah sekalipun diancam, apalagi oleh orang yang jelas-jelas sudah menculik Penjaga Jang. Dia baru tahu bahwa menahan diri ini sangat menjengkelkan dan membuatnya naik pitam. Makanya Yeowun tidak ada niat untuk menuruti ancaman itu.

'Nano, bisakah kau menemukan dari mana pesan telepati ini berasal?'

[Baik, Master. Memindai frekuensi gelombang energi. Mengubah fungsi telinga untuk mendengar frekuensi lain.]

Dan bersamaan dengan kata-kata Nano, Yeowun mendengar suara siulan aneh di telinganya, dan mendapati pesan telepati itu lagi.

'Hari ini...'

'Aku menemukanmu...!'

Yeowun sengaja tidak bergerak sehingga pria itu masih mengira kalau dia belum ketahuan, tapi Yeowun tahu pasti bahwa suara itu berasal dari pintu masuk restoran. Yeowun tidak bisa menoleh untuk memandanginya dengan jelas, jadi dia tidak bisa melihat wajah pria itu. Pesan telepatinya masih berlanjut.

'...di tengah malam, datanglah ke mansion Klan Racun.'

'Klan Racun?'

Tentu saja Yeowun jadi bingung, ketika nama klan yang tidak dia perkirakan malah muncul. Dia menyangka ini perbuatan Klan Sword, Klan Bijaksana atau Klan Hasrat, jadi nama Klan Racun tidak terduga.

'Kau harus datang tanpa senjata. Jika kau membawa blade atau pedang yang ada di punggung dan pinggangmu, maka lenganmu akan dipotong bahkan sebelum kau memasuki kediaman kami.'

Yeowun berusaha keras untuk menahan geramnya, dia hanya bisa mengepalkan tinju untuk menahan amarahnya.

'Dan kau harus datang lebih awal. Jika kami menemukan bayangan siapa pun dalam jarak 300 kaki di sekitar kediaman kami, maka orang itu akan dibunuh. Tidak boleh ada orang yang berjalan di sekitar kediaman kami pada saat itu, jadi jangan coba-coba main-main.'

Ini adalah jebakan yang dibuat agar Yeowun hanya boleh datang sendirian. Situasi ini disetting, di mana seakan-akan Yeowun harus memasuki mulut ular itu sendiri. Sudah bisa dipastikan apa yang akan terjadi jika Yeowun masih nekat untuk pergi ke sana. Dalam beberapa hal, sebenarnya Yeowun tidak perlu mengambil resiko ini jika bukan karena Penjaga Jang.

'Jang...'

Tapi bagi Yeowun, Penjaga Jang bukan sembarang orang. Bagi pangeran lain, penjaga hanyalah fasilitas perlindungan yang ditetapkan oleh Lord. Tetapi bagi Yeowun, Penjaga Jang sudah seperti orang tuanya sendiri.

'Jika kau tidak muncul pada waktu yang ditentukan, kami akan berpikir kau telah menyerah untuk mendapatkannya dan kami akan membunuhnya. Aku yakin kau akan memilih dengan bijak.'

Musuh-musuh ini juga tahu persis betapa pentingnya sosok Penjaga Jang bagi Chun Yeowun, hingga mereka berani mengancam dengan kondisi seperti itu. Chun Yeowun sangat geram sehingga rasanya dia ingin segera melompat keluar dan memenggal leher pria yang mengirim pesan telepati kepadanya.

'Aku sudah selesai di sini. Dan jangan coba-coba melacakku.'

Bersamaan dengan itu sebagai kata terakhir, pria itu menghilang dari pintu masuk. Yeowun segera bangkit, dia harus melakukan sesuatu sebelum kehadiran pria itu benar-benar menghilang dari area restoran.

Tapi saat Yeowun bangkit, 4 orang pria ikut bangkit dari meja lain dan menatap tajam ke arah Yeowun. Yeowun kemudian menuduh orang-orang yang memelototinya itu sebagai antek-antek dari pria tadi.

"Argh!"

Yeowun berkelebat dan muncul di depan setiap pria sambil memukul mereka dengan tinjunya untuk membuat mereka pingsan, kecuali satu orang.

"Argh!"

Pria paruh baya dijinjing ke atas saat Yeowun meremas lehernya. Sulit dipercaya bahwa Yeowun bisa menahan bobotnya dengan mudah.

"Khek! A-ampun! J-jangan bunuh aku!"

"Kau dari klan mana? Hah?"

"K-klan? Hiiiiek!"

Aura permusuhan yang terpancar dari seorang prajurit Superior sekaliber Yeowun, bukanlah sesuatu yang dapat dinetralisir oleh sebagian besar prajurit kelas atas. Tapi pria yang dijinjing Yeowun ini hanyalah seorang prajurit kelas tiga. Pria itu sudah mengencingi celananya sendiri karena ketakutan, lalu pingsan.

"Pangeran!"

"Tuan Muda, apakah ini orangnya?"

Mun Ku dan He Bong dengan cepat menghampiri dengan tatapan terkejut. Yeowun kemudian menatap pria itu dengan cemberut dan bergumam.

"... Aku salah orang."

Kacung-kacung ini hanyalah prajurit kelas rendah, tidak mungkin mereka berasal dari 6 klan manapun. Karena Yeowun sudah jadi pusat perhatian orang-orang di restoran, dia harus segera keluar dari tempat itu dengan membawa serta orang-orang yang dia buat pingsan.

Yeowun menggotong mereka ke rumahnya di gerbang selatan kastil. Setelah mengajukan pertanyaan kepada mereka ketika mereka siuman, hasilnya adalah apa yang sudah Yeowun perkirakan.

"K-kami baru saja dibayar hanya untuk memelototi kalian!"

"J-jangan bunuh kami! Itu yang sesungguhnya terjadi!"

Mereka berempat semuanya berbicara tentang hal yang sama. Mereka dibayar dengan koin perak, dan hanya disuruh oleh seorang pria untuk memelototi kelompok Yeowun.

Yeowun bertanya siapa pria itu, dan mereka hanya mengatakan bahwa pria itu menutupi kepalanya dengan caping bambu, sehingga merekapun tidak begitu yakin seperti apa wajahnya. Yeowun juga memeriksa tanda pengenal sekte milik keempat pria ini, ternyata mereka hanya berasal dari keluarga awam biasa saja.

"Aku tidak akan membunuh kalian, tetapi kalian harus tinggal di sini dulu selama dua hari."

"Hah?"

Yeowun perlu memastikan keberadaan mereka, jadi dia menyegel titik darah mereka berempat, dan menguncinya di gudang.

"Aku harus menunggu dulu sampai Ko Wanghur, Baek Gi dan Sama Chak kembali."


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang