CHAPTER 179

58 6 0
                                    

CHAPTER 179

"Apa?"

Kemudian Wanghur mendapati pelayan pria itu mengeluarkan gelembung busa dari mulutnya saat dia sekarat dan tewas. Wanghur sudah berusaha agar dia memuntahkan racunnya. Tetapi racun itu telah menyebar dengan cepat ke sekujur tubuh pelayan pria itu, dan membunuhnya.

"Oh tidak..."

Wanghur kemudian berbalik untuk mencoba memberi tahu Yeowun, tetapi Yeowun tidak ada di tempatnya tadi. Rupanya Chun Yeowun sudah berada di atap gedung dan menyeret pelayan pria yang lain ke bawah.

'Oh, rupanya ada satu lagi!'

Batang leher pria itu berada dalam genggaman Yeowun, dengan rahang yang terdistorsi dengan cara yang aneh. Titik darahnya sengaja disegel agar pelayan itu tidak dapat berontak, ataupun mengunyah racun dimulutnya.

Di tangannya, ada sesuatu yang berbentuk seperti seruling. Sepertinya itu adalah senjata yang digunakan untuk menembakkan jarum tadi.

"Berjaga-jagalah kalian disisinya."
Yeowun memerintahkan pada anggotanya.

Mereka bertiga mengangguk, dan segera mengambil posisi berjaga-jaga mengitari Yin Moha dari tiga sudut berbeda. Sedangkan Yeowun melemparkan pelayan pria tangkapannya tadi ke dalam rumah kediaman, lalu mengulurkan tangan ke arah mulut pelayan pria itu. Sepertinya dia tidak mengerti apa yang akan dilakukan Yeowun.

'A-apa? Apa yang sedang terjadi?!'

Pelayan itu merasakan sakit yang menyengat berasal dari bagian bawah sebelah kiri mulutnya. Rasa sakit itu merajamnya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain merintih kesakitan. Titik darahnya sengaja disegel yang membuatnya lemas tidak mampu untuk bergerak ataupun berteriak.

Dan bersamaan dengan suara rintihannya itu, ada sesuatu yang dibetot paksa keluar dari mulutnya. Ternyata itu gigi gerahamnya, yang dililiti kawat kecil untuk mengikat satu buntelan berisi racun.

"Apakah kau mencoba bunuh diri dengan benda ini?"

Yeowun melayangkan buntelan kecil itu ke muka si pelayan pria, dan seketika mata si pelayan bergetar hebat. Tampaknya tadi Yeowun bertindak menggunakan energi kekuatan menjangkau racun yang tertanam jauh di dalam mulutnya, lalu sekalian mencabut giginya.

'Sialan! Dia malah mengeluarkan racunku!'

Pelayan pria itu sudah kehilangan cara untuk kabur, dan kini kehilangan cara lagi untuk bunuh diri.

Yeowun menatapnya dengan dingin dan bertanya.
"Siapa yang mengirimmu?"

Tidak ada lagi racun di mulutnya, jadi Yeowun membuka segel titik darahnya, sehingga pelayan itu bisa berbicara lagi. Namun dia tahu bahwa Yeowun bukanlah sosok yang bahkan bisa dia bayangkan untuk dilawan, jadi dia pasrah berbicara dengan suara gemetar.

"A-Aku tidak akan memberitahumu."

"Oh?"

Yeowun kemudian menyegel titik darahnya lagi. Pria itu mengerutkan kening, karena tidak menduga kalau Yeowun hanya bertanya sekali dan membungkamnya lagi.

Yeowun berbisik pada pria itu.
"Penatua #10 pasti akan senang mendengar bahwa pelayannya sendiri sampai hati mencoba membunuhnya."

Pria itu menjadi pucat. Tindakan yang dia lakukan tadi adalah membunuh Yin Moha saat Patriarknya sedang proses meditasi. Bisa dipastikan kalau dia akan mendapat balasan dari Yin Moha dengan metode yang paling sadis.

"Kurasa kau tidak akan mau memberitahu siapa dalangnya, bukan?"

Dan tanpa peringatan, Yeowun menekuk salah satu jarinya ke belakang hingga patah.

"Nnnnnnnnnnnnnnnnn!"

Pita suara pelayan itu sudah disegel hingga dia tidak bisa lagi bicara, kecuali hanya mengerang kesakitan. Dia mengira Yeowun akan bertanya beberapa kali lagi. Tentu saja dia jadi keder karena Yeowun sudah langsung memulai sesi penyiksaan.

Yeowun kemudian menatap pria itu dan berbisik layaknya iblis.
"Aku akan meremukkan tulangmu satu per satu, jadi jika nanti kau berubah pikiran, kode saja dengan cara memutar matamu terbalik. Tapi aku tahu, kau pasti tidak akan menyerah, bukan?"

'T-tidak, aku menyerah!'

Pelayan itu sudah memutuskan, dia harus segera menyerah sekarang dan dengan cepat memutar matanya, tapi Yeowun dengan sengaja tidak berniat menatapnya lagi.

'Nnnnnnnnnnnnnnnnnaaaaaargh!'

Sekitar satu jam telah berlalu, tulang dan otot Yin Muha mulai memasuki proses pembentukan kembali. Setelah sekitar 10 menit bergetar, kulitnya mulai pecah-pecah.

Mata Mun Ku membelalak karena terkejut.
'Rekonstruksi tubuh!'

Dia tidak tahu bahwa proses 'penyatuan lima Qi' akan diakhiri dengan proses rekonstruksi tubuh, jadi Mun Ku dan anggota lainnya terpana takjub, karena mereka menatap langsung prosesnya dari jarak dekat. Bahkan Chun Yeowun yang masih berada di dalam gedung, sekarang keluar dari sana dan ikut menyaksikan prosesnya terjadi.

"Memang menakjubkan untuk dilihat."

Retakan dimulai dari satu bagian tubuh dan segera menyebar ke seluruh tubuh. Sepertinya retakan itu akan luruh bahkan dengan sentuhan selembut apa pun. Dan saat itu, Yin Moha bergetar sebentar. Namun getaran itu sudah cukup untuk merontokkan cangkang retakan di atasnya kulitnya, lalu hancur dan berubah menjadi debu.

Yin Moha akhirnya mencapai level Superior yang sebenarnya.

'Apa!'

'Whoooooaaaah! Apa itu!'

Tidak seperti Mun Ku yang terkesima dengan proses rekonstruksi tubuh itu sendiri, Ko Wanghur dan He Bong malah dibuat takjub oleh aspek yang berbeda.

Yin Moha, dengan wujud yang tadinya seorang wanita paruh baya nan anggun serta mulia, sekarang benar-benar memiliki wujud yang berbeda. Kekenyalan kulitnya telah menemukan kembali masa mudanya, dan dia sekarang tampak seperti seorang gadis berusia pertengahan 20-an. Matanya yang tajam, dan alisnya yang tebal, sekarang membuatnya tampak seperti wanita yang dingin dan cerdas.

"Ah..." Yin Moha membuka matanya.

Berada di tahap akhir dari level Superior, dia gemetar setelah mencapai level tertinggi dan segera melompat tinggi. Dengan cepat dia mendarat turun di depan gedung kediaman, lalu membungkuk ke arah Chun Yeowun. Yin Moha kemudian berteriak dengan suara lantang.

"Saya, Patriark Klan Pedang Demonspread, merangkap Penatua #10, Yin Moha, bersumpah setia kepada penerus sejati dari Sword Demon, Chun Yeowun."

Mun Ku menatapnya dengan tersipu dan dengan cepat mengirim pesan telepati untuk He Bong dan Ko Wanghur yang sedang menatap Yin Moha dengan tatapan terpesona.

'Berhenti melihatnya!!'

Karena Yin Moha masih dalam keadaan telanjang.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang