CHAPTER 074

60 13 0
                                    

CHAPTER 074

"ARGH!'

Ha Ilming terjungkal menjauh, karena Baek Gi yang menendangnya.
Ha Ilming bangkit dan meringis kesakitan.

'Keparat ... patah lagi!'

Baru kemaren dia pulih dari cidera patah tulang rusuk kanan, yang dia dapatkan dari Yeowun, dan sekarang yang patah adalah tulang rusuk sebelah kiri. Giliran Baek Gi yang memberi cidera itu.

"Akulah lawan bertarungmu .!" Baek Gi menantang lantang.

"Beraninya kau menyergapku!" Ha Ilming tidak terima.

"Penyergapan? Aku hanya melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan padaku."

Ha Ilming sangat marah tetapi dia tidak dapat menemukan kata-kata untuk membantah, karena kemenangan yang dia peroleh tadi malam berkat adanya bantuan serangan dari Wu Penghak hingga Ha Ilming bisa mengalahkan Baek Gi. Semua yang dia lakukan akan kembali padanya.

'Lagi pula, sudah terlambat untuk kabur dari sini.'
Dia tidak punya pilihan selain bertarung. Ha Ilming kemudian berteriak pada anggota grupnya.

"Bertarung..!"

"Aaahhhhh..!"
Anggotanya kemudian menyerang dengan pedang kayu mereka.

'Hah?'

Namun, Ha Ilming seketika terperangah, karena anggota grupnya hanya maju menyerang para kadet dari grup ke-12 yang berada di belakang barisan grup Yeowun.

"Apa yang sedang kalian lakukan..!"

Ha Ilming berteriak marah, tetapi anggotanya hanya tetap fokus menyerang anggota grup ke-12. Itu karena grup ke-12 menghalangi rute mereka untuk kabur dari tempat ini.

Anggota dari grup Ha Ilming hanya fokus untuk melarikan diri dari tempat ini. Mereka tidak ingin menghadapi monster sekaliber Chun Yeowun dan kawanannya.

Dari apa yang bisa mereka lihat, kemungkinan mereka akan dibungkam dengan kejam jika mereka tidak segera menyingkir dari sini.

"Terima ini!"

Baek Gi kemudian melancarkan tendangan berkali-kali, meninggalkan serentetan jejak tapak sepatu. Ha Ilming marah pada anggotanya yang justru berusaha keras untuk melarikan diri, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan serangan Baek Gi.

"Sialan!"

Ha Ilming jadi lebih konsen untuk mengambil gerakan defensif demi bisa bertahan meladeni tendangan Baek Gi.

"Bagaimana kalau kita ikut berpartisipasi juga?"
Ko Wanghur meregangkan otot-ototnya dan melompat ketengah tawuran. He Bong, yang telah menunggu kesempatan ini untuk membalaskan dendam, juga merangsek maju dengan marah.

"Ini pertarungan pertamaku. Hehe."
Hou Sangwha tersenyum puas.

Tidak seperti wajahnya yang bulat dan imut, aura yang memancar darinya malah membuatnya terkesan kasar dan agresif.

"K-kalian lebih agresif dari yang aku duga."
Jin Guuk tercengang oleh pertarungan grup besar itu.

"Kita harus turun juga! Sudah waktunya untuk melampiaskan balasan!"

Ja Wumin berteriak dan Hou Sangwha, Machil, dan Jin Guuk menyerbu anggota grup Ha Ilming. Sebanyak 40 kadet sekarang saling bertarung.

Tawuran itu sangat berat sebelah, karena anggota Ha Ilming mencoba melarikan diri, sementara grup Yeowun dan anggota grup ke-12 mengejar mereka dengan ganas.

"Ugh!"

Yumpa terkejut, dia ingin menghindari situasi ini dengan cara apa pun. Jika dia punya kadet lebih banyak untuk melawan, mungkin ini tidak perlu terjadi. Yumpa melangkah tersurut mundur, tetapi Chun Yeowun malah berjalan mendekatinya seperti kematian itu sendiri.

"Kau pikir kau bisa lari?"

"Aku tidak menyangka aku akan melihat ini terjadi."

"Itulah yang kau dapatkan jika selalu memainkan trik."

Sangat bodoh bila berpikir bahwa Yeowun akan terjebak dalam trik Chun Yuchan. Dari aura agresif yang keluar dari Yeowun, sepertinya Yumpa tidak bisa lari.

"Argh!"

Anggota tim Ha Ilming mulai berjatuhan satu per satu. Sedari awal mereka sudah kalah jumlah, dan akhirnya akan ditaklukkan juga.

"Hah!"

Tendangan berantai Baek Gi beberapa kali menghantam telak dada
Ha Ilming. Ha Ilming mencoba segala cara terbaiknya untuk melawan, tetapi dengan kondisi tulang rusuk kirinya yang patah, dia melambat dan dia sekarang tidak punya cara untuk membela diri dari tendangan Baek Gi.

'...Aku gagal. Tidak ada jalan.'

Ha Ilming, satu-satunya harapan Yumpa, bahkan kalah. Hasil akhir dari pertarungan ini sudah diputuskan. Bila terus melawan, hanya menambah lebih banyak yang cedera. Yumpa kemudian memikirkan satu-satunya pilihan yang memungkinkan.

'Jika aku tidak bisa mengalahkannya ...'
Yumpa kemudian melemparkan pedangnya ke tanah dan berlutut di depan Yeowun, mengejutkan pihak lain. Yumpa kemudian meletakkan kepalanya di tanah dan berbicara dengan sopan.

"Kamu menang, Pangeran Chun."

"??"

Itu adalah pernyataan menyerah. Dia sudah pernah kalah sekali, jadi Yumpa tahu bahwa dia tidak punya kesempatan untuk menang saat melawan Chun Yeowun. Karena itu, ia memilih menyerah untuk menjaga agar dirinya tetap aman.

"Sengketa kita belum selesai."

Tawurannya hampir berakhir, walau pertarungan masih berlangsung. Tetapi dengan otak dan pelakunya, Yumpa menyerah bahkan tanpa berusaha, Yeowun merasa jijik.

"Tidak, ini sudah berakhir. Kami sudah kalah. Tolong tunjukkan kami belas kasihan yang pantas dari seorang pewaris tahta."

Itu adalah kalimat yang sopan, tetapi kalimat itu terkesan menjijikkan karena mengaitkan masalah ini dalam konteks pencalonan tahta.

"Wah." Chun Yeowun menghela nafas.

'Dia marah, tapi dia tidak akan menyerang seseorang yang sudah ada di tanah, meminta belas kasihan ... hehehe.'

Yumpa bersujud di tanah sehingga tidak ada yang bisa melihat ekspresinya, padahal dia tersenyum. Jika Yeowun, sang pemimpin, membuat keputusan di sini, maka pertarungan akan berhenti.

Yeowun juga salah satu dari ahli waris, jadi Yumpa mengira kalau Yeowun tidak akan menyerang orang yang sudah menyerah.

"Jadi kau meminta belas kasihanku?"

Yeowun menggelengkan kepalanya dan berjongkok. Dia kemudian menjambak rambut Yumpa dengan keras.

"ARGH!"

Yeowun menyentak, dan kepala Yumpa ikut tertarik. Wajahnya menunjukkan bahwa dia kesakitan.

"Aaargh! A-apa yang anda lakukan? aku baru saja menyerah..."

"Menyerah? Jika kau tidak ingin bertarung, seharusnya sedari awal kau tidak perlu bertingkah seperti bajingan licik."
Yeowun kemudian mengepalkan tangannya.

'T-tidak! Ini tidak mungkin!'

Yumpa menjadi ketakutan dan mencoba meronta keluar dari jambakan Yeowun, tapi dia tidak bisa. Seolah-olah dia terjebak di bawah batu raksasa.

"T-tunggu..."

"Diam."

"ARGH!"

Kepalanya dihujamkan ke tanah dengan wajah menghadap ke bawah. Wajah Yumpa tertancap di tanah yang berdebu dengan darah yang mengucur keluar darinya.

Yeowun kemudian berbisik ke telinga Yumpa yang tersentak,
"Kau akan membayar harga karena menyakiti teman-temanku."


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang