CHAPTER 146

53 5 0
                                    

CHAPTER 146

Muyeon menutup kedua matanya dan menghela nafas panjang. Tadi dia sudah menyuruh Jinyun untuk tetap diam, ternyata Jinyun memutuskan untuk bicara pada akhirnya.

Tapi Muyeon juga tidak bisa menyalahkan tindakan adiknya ini, karena bila dia sampai dikeluarkan dari akademi disebabkan kejahatan membunuh kadet lain, maka dia sudah kalah dalam kompetisi pewaris.

Kemudian Lee Hameng mengisyaratkan pada instruktur untuk manangguhkan perintahnya tadi. Lalu Jinyun berpikir bahwa dia mendapat kesempatan untuk beralibi.

'Aku harus menjelaskan agar kami terkesan tidak ikut terlibat.'

Lee Hameng menatapnya tanpa komentar sepatah kata pun, dan Jinyun mulai menjelaskan apa yang terjadi, dengan sedikit perubahan. Karena kadet yang jadi korban ini sudah mati, maka dia memutuskan untuk menimpakan semua kesalahan pada mereka.

"...Jadi, aku menolak karena sepertinya ini bukan kompetisi yang adil. Pikirkan tentang itu, Pak Kepala. Apa gunanya jika kami membunuh mereka? Dan jika Master Chun kami dikeluarkan, maka kami tentu kalah bersaing dalam kompetisi. Kami menemukan mereka sudah mati ketika kami datang ke sini."

Lee Hameng yang mendengar cerita itu terlihat memasang muka aneh. Dia sepertinya tidak mengajukan pertanyaan sama sekali. Jinyun kemudian melanjutkan ke langkah berikutnya.

"Tolong panggil Chun Yeowun dan para kadetnya dan tanyai mereka! Saya akan menjelaskan semuanya! Kami tidak bersalah!"

Jinyun juga punya alibi bahwa dia tidak terlibat. Dia tengah bersama anggota Chun Yeowun yang lain pada saat itu, jadi jika mereka ikut bersaksi, maka persaksian mereka akan menjadi alibinya.

"Percayalah, Pak Kepala!"
Sebenarnya Jinyun tidak berniat juga untuk menghadirkan para anggota Yeowun, tapi dia pikir itu juga bisa jadi alibinya.

Namun Lee Hameng yang mendengar sanggahan dari Jinyun ini tidak bereaksi sesuai harapannya.

Guardian ini menggelengkan kepalanya, dan bertanya dengan membelalakkan matanya.

"Kau pikir aku bodoh?"

"Hah? Saya tidak..."

"Apakah menurutmu omong kosong seperti itu sudah cukup?"

"Omong kosong?"

"Menurutmu siapa yang menemukan mayat-mayat ini?"

"B-bukankah itu instruktur?"

"Penatua Chun, beserta Master lainnya, dan beberapa Leader Squad yang menemukan TKP kejahatan ini. Lalu mereka melaporkannya kepadaku secara langsung."

"I-itu tidak masuk akal !!"
Jinyun menelan ludah dengan tercengang.

Bagaimana mungkin orang yang melakukan semua ini jadi saksi pelapor, dan berpura-pura tidak melakukannya? Sekarang Jinyun menjadi sangat marah dan mengajukan keberatan.

"Pak Kepala! Ini perbuatan Chun Yeowun, Dia tersangka utamanya! Mengapa..."

"Kenapa kami yang jadi tersangka?"
Tiba-tiba terdengar suara yang membantah.

"Hah?!"

Jinyun dan Chun Muyeon kemudian menoleh ke arah sumber suara. Melewati beberapa instruktur yang masih hilir mudik, Yeowun muncul di antara mereka menuju ke tengah kumpulan mereka.

'Seorang pelaku utamanya berani datang ke TKP! Apakah dia sudah gila atau justru sembrono?!'

Jinyun kaget melihat kemunculan Chun Yeowun. Tapi saat Yeowun masuk, semua instruktur membungkuk padanya dan berteriak.

NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang