CHAPTER 066

62 12 0
                                    

CHAPTER 066

Pagi-pagi sekali, di puncak bukit di belakang Perpustakaan Akademi Iblis, kabut pagi menutupi bagian bawah bukit. Tiga pria tampak berlari mendaki bukit dengan keterampilan meringankan tubuh mereka. Mereka adalah para instruktur akademi. Yang paling depan adalah mantan instruktur grup ke-8, Impeng. Alasan mengapa mereka mendaki bukit hari ini adalah, karena hari ini penahanan Yeowun dijadwalkan berakhir.

"Aku ingin tahu apakah dia mampu bertahan dengan baik atau tidak."

Orang dewasa yang lebih berpengalaman pun akan kesulitan bila dikurung di tempat gelap sendirian. Dan sekarang, orang yang mereka kurung adalah seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun, yang tentu saja menimbulkan beberapa kekhawatiran. Mereka segera sampai di mulut gua.

"Pak!"

Penjaga yang berdiri di dekat gerbang masuk memberi hormat kepada para instruktur. Impeng mengangguk.

"Penahanan Chun Yeowun sudah berakhir. Buka gerbangnya."

"Baik, pak."

Penjaga kemudian memindahkan mekanisme penguncian dari batu raksasa yang menghalangi gerbang masuk dan mendorongnya ke samping. Saat didorong menjauh, gua terbuka. Dengan lilin yang sudah habis, bagian dalam gua menjadi gelap gulita.

Menghabiskan 5 hari di tempat seperti itu pasti akan membuat seseorang senewen. Saat mereka melihat ke dalam, seorang anak laki-laki bertelanjang dada tengah duduk bersila dengan mata tertutup, ternyata Yeowun sedang bermeditasi.

"Kadet ke-7, Kau sekarang dibebaskan!"
Salah satu instruktur berteriak dan Chun Yeowun membuka matanya.

Akhirnya tibalah saat yang ia tunggu-tunggu. Yeowun bangkit dan mengerutkan kening karena cahaya dari luar terlalu terang di matanya dan berjalan keluar.

'Hah? Lihat tubuhnya!'

Tubuh tanpa baju Chun Yeowun mempertontonkan semua ototnya yang terbentuk tegang. Sulit dipercaya bahwa itu adalah otot seorang bocah laki-laki yang belum dewasa. Para instruktur sontak tercengang.

Tapi yang benar-benar mengejutkan Impeng adalah sorot mata Chun Yeowun. 'Apakah ini mata bocah yang terkurung di penjara sendirian selama 5 hari?'

Matanya lebih dalam dan lebih bertekad daripada saat dia dikurung. Seolah-olah Yeowun telah menemukan kebenaran setelah ditempa dengan beberapa latihan keras. Impeng tercengang, tetapi dia tidak menunjukkan diwajahnya, dan berbicara kepada Yeowun.

"Di mana pakaian atasmu?"

"Eh, itu..."

Chun Yeowun kemudian masuk lagi untuk mengambil bajunya. Bau busuk membuat semua instruktur mengerutkan kening dengan jijik.

"Ugh!"

"Apa yang kau lakukan pada pakaianmu!"

Instruktur Siong menyambar pakaian itu dan membuangnya jauh-jauh. Impeng menghela nafas dan melepas jubah luarnya dan menyerahkannya kepada Yeowun.

"Oh... terima kasih, Pak."

Yeowun kemudian mulai mengenakan pakaian, sedangkan Siong memeriksa ke dalam gua, mana tahu Yeowun telah melakukan sesuatu selama berada di dalam gua. Tidak ada jejak apa pun di dalamnya. Siong mengangguk pada dua instruktur lainnya dan mereka mulai menuruni bukit.

Tapi Siong melewatkan sesuatu di sana. Dia tidak memperhatikan batu-batu yang telah ditumpuk kembali untuk menyamarkan adanya lubang di bagian bawah, dekat dinding bagian dalam. Cahaya temaram dari luar tidak mencapai area itu, jadi Siong tidak menyadarinya.

'Yah...'

Yeowun menghela nafas lega. Dia berharap Siong tidak memasuki gua untuk memeriksa lebih ke dalam, dan untungnya Siong tidak melakukannya. Saat mereka mulai turun, penjaga yang berdiri di depan menutup gua lagi dan menyeringai satu sama lain.

"Selesai!"

"Ya!"

Mereka berteriak kegirangan. Misi khusus yang ditugaskan kepada mereka untuk berjaga siang dan malam akhirnya berakhir. Instruktur menyeringai mendengar suara kegembiraan yang datang dari puncak bukit.

"Bolehkah saya bertanya sesuatu, pak?"
Yeowun bertanya pada Impeng sambil turun. Impeng mengangguk.

"Berapa banyak label kuning yang tersisa?"

Impeng menyeringai. Bocah ini sudah dikurung sendirian selama 5 hari, dan pertanyaan pertamanya adalah tentang jumlah label kuning yang tersedia. Ini berarti Yeowun belum menyerah.

"Ada satu yang tersisa."

"Satu?"

Wajah Yeowun menjadi gelap mendengar kata itu. Dugaannya tidak akan ada lagi label yang tersisa, karena hanya tinggal sehari lagi untuk mengambil label. Dia tidak berpikir hanya akan tersisa satu.

"Apakah yang dipegang olehnya?"

Impeng tahu siapa yang Chun Yeowun bicarakan. Dia berbicara tentang Instruktur Senior Hou Jinchang. Impeng mengangguk.

"Seperti yang kuduga."

Mendapatkan label kuning dari tangan Hou Jinchang serasa tidak mungkin bagi kadet manapun. Impeng berbicara kepada Yeowun.

"Aku yakin kau tahu itu bukan satu-satunya label yang bisa kau dapatkan."

"...Ya."

Impeng tidak mengatakannya secara langsung, tetapi dia berbicara tentang label dari para ketua grup lainnya. Itu adalah opsi yang direkomendasikan secara tidak resmi, tetapi itu bukan sesuatu yang bisa dikatakan oleh seorang instruktur dengan blak-blakan.

'Menyerang kadet lain ...'

Chun Yeowun tenggelam dalam pikirannya saat dia menuruni bukit. Ketika mereka sudah sampai di kaki bukit, instruktur memberi tahu Yeowun bahwa sekarang dia bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.

Yeowun kemudian mengikuti instruktur ke gedung utama. Ketika mereka sampai di depan gedung utama, Impeng bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apakah kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Aku ... aku punya permintaan untuk diajukan."

"Meminta?"

"Bisakah anda memanggil instruktur yang memiliki label kuning terakhir?"

"Apa?"

Impeng mengerutkan kening atas permintaan tiba-tiba Yeowun. Dia tidak mengira Yeowun mengikuti mereka untuk mencoba mengambil label kuning dari instruktur senior.

Memang tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk Yeowun, tapi dia tidak menyangka Yeowun akan mencoba menantang Hou Jinchang, segera setelah dia keluar dari gua. Namun, yang berhak menjawabnya bukanlah Impeng.

"Kau gila? Jangan gegabah, carilah sesuatu yang bisa kau lakukan sebagai gantinya."

Siong yang menjawab. Dia tidak peduli dengan lulus atau tidaknya Chun Yeowun, tetapi dia bisa melihat bahwa menaklukkan instruktur Hou Jinchang rasanya tidak mungkin.

Jika Yeowun terluka saat berduel lawan Hou Jinchang, itu berarti ujiannya berakhir. Impeng juga sepertinya setuju dengan ini dan mengangguk.

"Jangan berlebihan. Aku tahu kau sudah kehabisan waktu, tetapi kau harus bijaksana dalam mengambil keputusan."

Impeng mengira keputusan Yeowun ini datang karena terburu-buru. Dia tahu situasinya, tapi dia berharap Yeowun tidak berlebihan. Namun, Yeowun tidak juga berubah pikiran.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang