CHAPTER 159

57 7 0
                                    

CHAPTER 159

Dan hari telah berlalu. Di suatu ruang yang gelap dan becek, hanya ada satu lilin yang menerangi ruangannya. Ruangan itu lebih mirip sel penjara, karena ditutupi dengan jeruji besi yang hanya bisa dibuka dari sisi luar. Di dalam sel, bau anyir darah memenuhi seluruh ruangan.

Disalah satu dinding batu, tampak seorang pria yang tengah digantung dengan rantai di kedua lengannya, terjuntai lemah di dinding. Dia ditelanjangi, tubuhnya dipenuhi luka yang masih terus mengucurkan darah karena siksaan yang parah.

Tidak ada lagi kuku dijari jemarinya, dan ada beberapa jari tangan dan kakinya yang dipotong, lalu dibungkus dengan kain lenan. Setiap lukanya sudah mengeluarkan nanah. Kepala pria itu jatuh terkulai karena pingsan menahan perih yang tak terkira.

Ada seorang Pria paruh baya yang tampaknya bertindak layaknya algojo, dengan santainya dia kembali menempelkan stempel logam yang membara karena dipanaskan ke dada pria itu.

"AAAAAAARGH!"

Pria itu tersentak bangun dari pingsannya dengan teriakan yang menyayat. Wajahnya tertutupi oleh rambut yang tergerai. Dia Penjaga Jang Gageng yang hilang. Tubuhnya sudah dihancurkan luar dalam selama tiga hari penuh siksaan.

"Siapa yang menyuruhmu tidur? Kau tidak boleh tidur sampai kau menjawab semua pertanyaanku."

"AAAAAAAAAAAAAAAARGH!"

Kali ini, algojo itu menempelkan logam membara itu di paha Penjaga Jang. Sungguh sangat menyakitkan, sehingga dia bahkan ingin mati saja. Energi internalnya sudah disegel sehingga dia tidak bisa bunuh diri dan semua giginya dicabuti sehingga dia juga tidak bisa menggigit lidahnya.

"Untuk sekaliber penjaga rumahan, dia termasuk tangguh."

Suara wanita terdengar dari luar sel. Itu adalah wanita dengan pakaian mewah dan kerudung merah di atas kepalanya. Dia adalah Nyonya Mu.

"Biarkan aku menanyakan ini untuk terakhir kalinya. Apakah Lord pernah mengajarinya satu teknik beladiri?"

"Hhiddhaag....veghhnna..."

Penjaga Jang nyaris tidak menjawab. Dia telah menjawab hal yang sama sejak dia dibawa ke sini, tapi Nyonnya Mu terus menyiksanya.

"Hah, kau masih bersikeras bahkan dengan nafasmu yang sekarat. Lanjutkan."

"Baik, Nyonya."

Algojo itu melangkah untuk memulai penyiksaan lagi, namun terhenti ketika seseorang menyerbu masuk ke dalam sel. Dia adalah pria paruh baya dengan janggut panjang. Saat Nyonnya Mu menatapnya, pria itu membungkuk dan melapor.

"Nyonya, dia sudah keluar."

"Dia keluar? Apa maksudmu?"

"Chun Yeowun sudah keluar dari akademi."

Nyonnya Mu segera bangkit dari kursi dengan ekspresi terkejut. Dia telah menunggu begitu lama saat-saat Chun Yeowun keluar dari akademi.

"Ha ha ha ha. Itu bagus. Sangat disayangkan keberaniannya untuk keluar dari akademi saat ini. Jadi, di mana dia sekarang?"

"Dia ada di..."

Nyonnya Mu terkejut mendengar dimana Chun Yeowun berada saat ini. Penjaga Jang, yang sedang disiksa, menjadi putus asa saat mendengar berita tentang Chun Yeowun.

'Pangeran...'

Dan setelah satu jam...

Ada dua jalan yang paling ramai di dalam kastil Sekte Iblis. Salah satunya adalah pusat pemujaan, jalan Bijak tempat istana Lord berada, dan satu lagi jalan Waho di sisi utara benteng. Dua jalan itu adalah tempat paling ramai yang selalu dilewati orang karena sibuk.

Dan di restoran terbesar di jalan Waho, terlihat ada 3 orang tamu yang sedang menyantap makanan mereka di meja lantai satu. Mereka adalah Chun Yeowun, Mun Ku dan He Bong.

Mereka makan dengan santainya, sudah dua jam sejak mereka duduk di sini dan menunggu. He Bong bertanya pada Mun Ku dengan tenang.

"Apakah kau benar-benar yakin ini akan berhasil?"

"Aku sih belum yakin. Tetapi jika tebakan Ko Wanghur benar, maka mereka akan mencoba menghubungi kita dengan cara apapun."

Mun Ku tidak begitu yakin apakah rencana mereka akan benar-benar berhasil atau tidak. Mereka sengaja datang ke jalan Waho, di mana orang dapat menemukannya dengan mudah, tetapi tidak yakin juga apakah orang di balik penculikan Penjaga Jang akan benar-benar berniat untuk menghubungi mereka atau tidak.

'Mereka sebenarnya mengejar anda, bukan Penjaga Jang. Jika mereka mengetahui bahwa anda telah keluar dari Akademi Iblis, maka mereka pasti akan mencoba menghubungi anda. Tapi saya yakin mereka tidak akan mencoba melakukan sesuatu yang mencurigakan di depan sekian banyak orang di jalan." Itu adalah rencana Ko Wanghur.

Alasan mengapa Ko Wanghur, Baek Gi dan Sama Chak tidak bersama tiga lainnya, adalah karena tugas mereka bersembunyi di dekat gerbang rumah tiga klan tersangka untuk mengawasi mereka. Semua ini untuk menemukan siapa dalang penculikan Penjaga Jang.

Pengintaian ini agak beresiko, tetapi rencana Ko Wanghur tampaknya memiliki peluang untuk menemukan keberadaan Penjaga Jang, dan Yeowun setuju untuk mengikutinya. Itulah mengapa dia tinggal di sebuah restoran, mengungkapkan dirinya kepada semua orang seperti ini selama berjam-jam.

Dan setelah beberapa saat, pesan telepati datang melalui telinga Yeowun.

'Tetap diam ditempat jika kau bisa mendengar suaraku. Jika kau menoleh atau bahkan memberi isyarat sedikit saja kepada teman-temanmu, sesuatu yang tidak kau inginkan terjadi akan menjadi kenyataan.'


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang