CHAPTER 126

64 7 0
                                    

CHAPTER 126

6 hari sebelum ujian Tahap enam, di kantor Patriark untuk Klan Racun, yang terletak di kediaman Klan Racun, di sisi Barat kastil Sekte Iblis.

Ada banyak Tetua Klan Racun yang ikut berkumpul di ruangan kantornya, tetapi raut wajah mereka semua tampak muram. Ini karena ada surat permintaan yang datang pagi ini dari Akademi Iblis tentang pelaksanaan tes Tahap enam. Tidak ada yang menyangka situasinya akan berubah seperti ini.

Ketika 5 klan utama lainnya mendengar tentang tantangan Chun Yeowun, semua tetua dari 6 klan utama membahas tantangan yang diterima oleh Penatua #1 Mu Jinwon, mereka senang. Klan Bijaksana telah tumbuh jauh lebih kuat selama tiga tahun ini, disaat Klan Racun dan Klan Sword menjadi melemah.

'Kita sama-sama berharap, Klan Bijaksana akan tertekan kesudahannya.'

Untuk saat ini, Chun Yeowun bisa diibaratkan seperti racun yang manis. Bagi Penatua #1 Mu Jinwon, dia harus membunuh Chun Yeowun dalam duel nanti, untuk membuka peluang cucunya menjadi satu-satunya calon yang tersisa untuk tahta.

Tapi dari polemik yang berkembang sampai sekarang, dari duel itu nanti, pasti akan memberikan celah kepada Lord untuk menekan Klan Bijaksana, jadi ini bisa jadi keuntungan untuk klan lainnya.

"Penatua, anda harus menolak permintaan ini. Anda dibebaskan dari penjara hanya beberapa bulan yang lalu. Mata Lord masih tertuju pada kita." Penasihat Klan Racun memberi masukan pada Baek Oh.

Sikap ini sangat berbeda dibandingkan ketika mereka bersikeras harus mengirim seorang assassin untuk membunuh Chun Yeowun. Situasinya yang sekarang sudah berbeda.

"Aku sependapat. Jika kita makin tertindas, itu mungkin akan menghancurkan keseimbangan kekuatan antara 6 klan utama."
Baek Chau, mantan Patriark, juga setuju dengan ide tersebut.

Klan Racun dalam kondisi sangat lemah, sehingga level klan bangsawan lainnya, seperti Klan Naga Iblis atau yang lainnya bahkan bisa saja mencoba menggulingkan mereka.

"Tetapi jika kita menolak, maka seolah-olah kita mengumumkan kepada semua orang, bahwa kita memang menjadi lemah!"
Putra kedua Baek Oh, Baek Munwung berteriak.
Karakternya agresif dan tidak ingin klannya diremehkan lagi.

"Kali ini kita harus bersabar. Bersikap sembrono tidak akan membantu kita pada saat seperti ini."

Baek Munwung, bagaimanapun, tidak begitu senang mendengarnya. "Sepupuku masih tergeletak di tempat tidur, dan klan kita dalam keadaan seperti itu! Apa lagi yang harus kita tunggu?!"

Dia menunjuk ke sebuah bangunan kecil di seberang halaman tempat Pangeran Chun Jongsum berada. Dengan energi internal yang sudah musnah, dan semua tulangnya hancur, bahkan sumsum tulang belakang Chun Jongsum juga ikutan hancur, sehingga kini dia bahkan tidak bisa bergerak dari tempat tidurnya. Yang bisa dia lakukan hanyalah bernapas untuk tetap hidup.

"Muwung benar. Sekarang, bocah itu sudah menjadi Master level Superior. Lebih baik menyingkirkannya sekarang daripada diundur-undur. Besar kemungkinan akan terlambat jika kita sampai membiarkannya. Apalagi, kita semua tahu sejarah kita dengannya."

Putra ketiga Baek Oh, Baek Munho, berbicara dengan ide yang masuk akal. Sulit membayangkan akan menjadi apa Yeowun jika dia sudah berada di level superior.

Bercermin dari konsekuensi yang harus Baek Oh terima, dan mengingat kembali pada kematian Nyonya Hwa, antara Yeowun dan Klan Racun memang terhubung oleh dendam kesumat.

"Level Superiornya itu jadi polemik untuk semua klan, bukan kita saja. Bahkan meskipun dia jadi sekuat itu, dia tetap saja belum memiliki kekuatan apapun untuk mendukungnya. Apakah dia ancaman bagi kita? Tidak. Yang menjadi ancaman kita adalah Lord."
Baek Chau berbicara untuk menolak ide Baek Munho.

Satu-satunya hal baik yang didapat dari membunuh Yeowun adalah mereka telah membunuh kemungkinan musuh di masa depan. Tetapi harga yang harus mereka bayarkan kepada Lord, dikeluarkan dari status sebagai 6 klan utama.

"Kalian semua idiot!"

"Siapa kau sampai berhak mengatakan itu!"

Para tetua terbagi menjadi dua kubu dalam ide, dan mulai berteriak kukuh dengan argumennya masing-masing. Baek Oh, yang dari tadi hanya mendengarkan mereka, telah memutuskan apa yang harus dilakukan setelah berpikir panjang.

"Berhentilah berdebat! Aku akan menolak surat permintaan ini."

Baek Oh juga ingin membunuh Chun Yeowun lebih dari siapa pun, tetapi terlalu banyak yang dipertaruhkan. Lebih baik orang lain yang membunuhnya.

Para Tetua yang ingin agar Baek Oh menolak permintaan itu, setuju dengan hasil keputusan rapat. Sedangkan putra-putranya kecewa dengan keputusan itu. Setelah semua orang bubar, Baek Oh mendatangi bangunan kecil tempat Chun Jongsum berada.

Baek Oh duduk di depan Chun Jongsum yang hanya berkedip sambil berbaring. Kondisinya hampir sama baiknya dengan mati. Baek Oh melakukan segala daya untuk menyembuhkannya, tetapi bahkan Dokter Iblis sendiri tidak dapat melakukan apa pun.

"Maafkan kakek. Kakek tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu."

Sosok yang selalu dianggap sebagai 'simbol teror' itu masih terlihat lembut pada cucunya. Dia putus asa karena dia harus peduli dengan kondisi klannya, bahkan ketika cucunya yang berharga, yang lahir dari putrinya yang tersayang, telah dilemparkan dalam keadaan seperti ini. Apakah Chun Jongsum mengetahui perasaannya ini? Mata Jongsum berkaca-kaca. Namun tiba-tiba,

"Penatua, ada tamu yang ingin menemuimu."

"Tamu jam segini? Kunjungan tamu seperti apa pada jam seperti ini? Suruh mereka pulang."

Penatua Baek Oh sedang tidak ingin menyambut tamu. Tapi dia harus mengoreksi pilihannya setelah menerima pesan telepati.

'Ini Nyonya Mu dari Klan Bijaksana. Haruskah kita menyuruhnya pulang? Dia sudah ada di depan gedungmu.'

Baek Oh dibuat terkejut. Wanita itu tidak pernah lagi berkunjung setelah pemakaman putrinya Lady Baek.

"Oke. aku akan keluar menyambutnya."

Itu bukan seseorang yang bisa dia tolak walau dia sedang tidak mood. Baek Oh kemudian berjalan keluar ruangan. Dan di saat Baek Oh membuka pintu untuk keluar, Jongsum memutar matanya untuk melihat kepergian kakeknya.

'?!'

Melalui pintu yang terbuka, Jongsum melihat seseorang yang remang-remang di bawah cahaya api penerangan. Itu adalah seorang wanita paruh baya dengan kerudung merah di atas kepalanya. Chun Jongsum yang hampir tidak bisa membuka dan menutup matanya, mulai menggoyangkan matanya, dan tubuhnya mulai bergetar.

'Itu dia! ITU DIA!!!!'

Itu adalah wanita yang meminta racun pada ibunya. Jongsum ingin meneriakkan sesuatu, tetapi dia bahkan tidak bisa menggerakkan lidahnya. Dia sampai gemetar karena marah sampai akhirnya pingsan.

Keesokan harinya, penasihat dari Klan Racun mengunjungi kantor Kepala Akademi Iblis. Dia membawa surat yang ditulis oleh Baek Oh sendiri yang memiliki kalimat sederhana.

"Tantangan diterima."

Penatua #12, dan Patriark Klan Racun, Baek Oh akhirnya menerima tantangan itu.

Ini adalah pagi yang spesial, karena ujian Tahap enam akan segera dilaksanakan setelah 70 tahun berlalu. Chun Yeowun telah bangun 4 jam sebelum duel, dan pergi ke bengkel penempa.

Lingkungan akademi dipenuhi oleh salju, karena salju yang turun beberapa hari terakhir, tetapi area di sekitar bengkel penempa hanya basah karena salju yang meleleh akibat panas. Pandai besi Sunong yang selalu berisik karena memalu sepanjang malam sekarang diam. Yeowun menunggu di luar selama sekitar 10 menit dan mendengar suara seseorang dari dalam, lalu berjalan masuk.

"Tuan Ou?"

Ketika Yeowun masuk, bagian dalam ruangan penempa itu terasa hangat karena panas dari tungku. Saat Yeowun berjalan masuk lebih jauh, tampak Ou Sunong sedang mengerjakan sesuatu dengan sangat serius. Dia menjahit kulit putih dengan hati-hati, membuat sarung blade dari kulit. Yeowun tidak ingin mengganggunya, jadi dia menenangkan diri dan menunggu sampai pekerjaan Sunong selesai. Hingga satu jampun berlalu.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang