CHAPTER 145

64 5 0
                                    

CHAPTER 145

Tanda memar yang berbekas jelas dari pukulan Tapak Energi Bijaksana membuat status mereka berdua naik menjadi tersangka. Tapi masalahnya, bukan mereka yang melakukan ini. Mereka harus menjelaskan.

"Pak Kep..."

'Stop, kau diam saja.'

'Kakak?'

Jinyun ingin berbicara memberi alibi bahwa pembantaian 4 orang kadet ini bukan ulah mereka. Tetapi Muyeon segera menghentikannya agar tidak sembarangan melakukan itu.

'Ini semua jebakan untuk kita.'

'Jebakan?'

'...Ada buku teknik untuk Tapak Energi Bijaksana di lantai 5 perpustakaan.'

'Ah!'

Muyeon dengan cepat pulih dari keterkejutannya. Dia adalah orang yang mengatur skema ini di pertama kali, jadi dia tahu betul siapa yang berada di balik pembunuhan kadet ini.

Tapi Muyeon terkejut pada dua hal, karena dia tidak pernah menyangka kalau Chun Yeowun akan tega membunuh orang yang menyerangnya dengan brutal seperti ini.

'Jadi, dia sudah tidak peduli lagi dengan hukuman yang akan dijatuhkan?'

Dan hal kedua yang membuatnya terkejut adalah, Yeowun menjadi sangat licik. Muyeon tidak menyangka kalau Yeowun akan mengubah muslihat darinya ini jadi peluang untuk menyerang balik. Hanya dengan menguasai satu formasi Tapak Energi Bijaksana, sanggup membuat Chun Muyeon menjadi tersangka.

'... Dia benar-benar berbahaya.'

Jika mereka berdua sampai mengungkapkan kebenarannya, maka tak pelak lagi, mereka harus mengatakan bahwa mereka juga terkait dengan seluruh insiden ini. Muyeon harus menjelaskan dengan tenang bahwa dia tidak terlibat dalam semua ini.

'Aku akan mengurusnya, jadi diamlah.'

'...Baiklah.'

Muyeon menatap tubuh itu. Untungnya, satu-satunya yang tersisa di tubuh ini hanya memar bekas teknik Tapak Energi Bijaksana.

'Chun Yeowun, kau melakukan kesalahan.'

Lantai 5 perpustakaan terbuka untuk semua orang yang telah lulus ujian Tahap lima. Itu berarti siapa pun memiliki kesempatan untuk mempelajari teknik milik Klan Bijaksana itu.

"Kau sudah melihat ini semua? Mari kita pergi ke mayat terakhir."
Lee Hameng kemudian membawa mereka ke mayat di tempat terjauh.

'Kakak selalu berhati-hati ... mari kita tetap tenang.'

Dan Jinyun, yang mengira dia harus tetap tenang, keningnya langsung mengernyit saat melihat kondisi mayat terakhirnya.

"A-apa ini...?!"

Mencengangkan! Mayat terakhir adalah Baek Churku. Dia juga telanjang di bagian atas tubuhnya, yang memiliki jejak dua formasi.

'....Ha.'

Bahkan raut wajah Chun Muyeon seketika menjadi muram. Di dada kiri Churku, ada memar bengkak merah bekas dari telapak tangan, dan didada kanan hingga ke perut, ada bekas sayatan pedang.

Alasan mengapa Muyeon dan Jinyun terkejut cukup sederhana. Kiri adalah formasi tinju dari Tapak Energi Bijaksana, sedangkan sayatan pedang di kanan ditinggalkan oleh formasi pedang dari teknik Pedang Iblis Bijaksana.

Muyeon jadi geram, hanya bisa mengepalkan tinjunya dengan keras.

'Kanan ... Pedang Tapak Kiri ...'

Ini adalah langkah pamungkas teknik beladiri di Klan Bijaksana, yang hanya dipelajari oleh Penatua #1 Mu Jinwon, dan calon pewaris Chun Muyeon di dalam Klan Bijaksana.

Muyeon hanya sekali memperagakan teknik ini. Itupun saat duel memperebutkan label kuning 3 tahun yang lalu, dan sekarang jejak dari teknik itu tertinggal di tubuh salah satu mayat.

Kemudian Lee Hameng kembali menatap Muyeon dengan dingin.
"Ada lagi yang ingin kau katakan? Master Chun?"

Klan Bijaksana adalah klan teratas, bahkan diantara sesama 6 klan utama. Mu Jinwon, selaku Penatua #1, telah belajar menggunakan dua teknik beladiri sekaligus di kedua tangannya, dan menduduki peringkat kedua di Sekte Iblis dalam hal kekuatan. Dengan dua teknik beladiri berbeda yang harus digunakan di kedua tangan, tentu sulit untuk menguasai teknik seperti ini. Bahkan di dalam kalangan inti Klan Bijaksana, selain dari Mu Jinwon, hanya Chun Muyeon yang mempelajari teknik ini. Bahkan kepala Muyeon sendiri yang dengan sadar memperagakan, bahwa dia telah menguasai teknik ini di depan semua orang demi mendapat label kuning 3 tahun lalu.

'Pedang Kanan Tapak Kiri?'

Lee Hameng langsung mengenalinya saat melihat tubuh Churku. Guardian seperti Lee Hameng tentu mudah saja untuk menebak teknik beladiri apa yang digunakan dari jejak yang ditinggalkan.

"Jadi, Master Chun. Apa yang akan kau katakan?"

Hanya seorang saja yang mampu menggunakan teknik Pedang Kanan Tapak Kiri di dalam akademi, yaitu Chun Muyeon.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?"

Chun Muyeon tidak bisa fokus pada apa yang ditanyakan Lee Hameng. Dia terlalu terkejut dan bingung pada jebakan yang dipasangnya sendiri, namun justru menghantam balik mukanya.

'Yeowun menggunakan teknik beladiri yang baru sekali dia lihat?
Ini tidak mungkin.'

Muyeon yakin bahwa Chun Yeowun yang berada di balik semua ini. Tapi bagaimana dia bisa mengingat satu formasi yang Muyeon peragakan untuk sesaat 3 tahun lalu? Itu tidak mungkin, bahkan sekaliber Penatua #1 Mu Jinwon pun takkan mampu.

'... Tidak ada jalan keluar.'

Semua ini sudah diatur oleh Yeowun. Dan hanya akan membuat Muyeon terlihat lucu, jika dia mengklaim Yeowun telah menghafal teknik ini dari 3 tahun lalu dan sekarang kembali menggunakannya. Settingan ini telah diatur dengan sangat sempurna sehingga tidak ada alibi yang bisa dia gunakan untuk jalan keluar.

"Pak Ke-kepala!"

Dan dengan setiap bukti yang mengarah pada Chun Muyeon sebagai tersangka, Jinyun kehilangan ketenangannya dan panik.

"Ini jebakan! Master Chun telah berada di dalam ruang pelatihan sepanjang hari! Bagaimana mungkin dia bisa membunuh mereka?!"

Itu tentu saja, sangat benar. Tapi meskipun benar, tetap tidak ada cara untuk menjelaskan jejak yang tertinggal di tubuh mayat ini.

Lee Hameng berbicara kepada Jinyun dengan dingin.
"Jebakan? Jebakan apa maksudmu?"

"I-itu ..."

Jika Jinyun harus menjelaskan fakta sebenarnya, maka dia harus menjelaskan semua yang telah terjadi di sini. Jelas ini akan mengungkapkan bahwa mereka ikut terkait dalam skema ini, yang berarti mereka akan ikut menderita dalam satu atau lain cara.

'Tidak mungkin. Jika Kakak dikeluarkan, maka Chun Yeowun akan menjadi pemenang secara otomatis!' Jinyun membathin.

Jinyun menggertakkan giginya. Dia harus menghentikan agar saudaranya tidak dikeluarkan dengan cara apapun. Jinyun kemudian memutuskan untuk memilih alternatif agar penderitaan mereka berkurang.

"Pak Kepala! Kami tidak bertanggung jawab dalam kasus kematian ini!"

"Tidak ada yang akan berubah jika kau tidak punya bukti.
Instruktur, dengarkan!"

"Ya, pak!"

Saat Lee Hameng hendak memerintahkan para instruktur untuk menangkap mereka berdua, Jinyun dengan cepat berteriak.

"Chun Yeowun! D-dia pelakunya! Ini semua perbuatannya!"


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang