CHAPTER 129

63 7 0
                                    

CHAPTER 129

Dewa Tabib. Tabib terbaik di dunia yang mendapat julukan dewa. Dia adalah seorang tabib legendaris yang konon bisa menyembuhkan siapa saja kecuali yang sudah meninggal. Ada banyak rumor tetapi tidak ada yang tahu siapa atau di mana dia. Tapi semua orang yakin akan keahliannya. Ini adalah informasi yang sangat ingin diketahui Baek Oh, karena niatnya yang ingin menyembuhkan cucunya.

"Bagaimana aku bisa percaya bahwa apa yang kau ketahui itu benar?"

Nyonya Mu kemudian menunjukkan lencana oranye pada Baek Oh. Itu memiliki ukiran aksara tabib.

"Kakekku sudah lama menerima lencana ini dari Dewa Tabib. Dia mengatakan kepadaku bahwa aku dapat bertemu dengannya jika aku membawa lencana ini ke tempat tertentu."

Kakek Nyonya Mu adalah mantan Patriark Klan Bijaksana, Mu Jinking. Dia adalah pahlawan dari Sekte Iblis yang telah membuat banyak prestasi legendaris dalam perang melawan dunia 50 tahun yang lalu. Baek Oh harus menerima tawaran itu, karena dia harus mengambil risiko.

"...Jadi, apakah aku hanya perlu menerima permintaan akademi itu?"

"Kamu harus membunuhnya."

"Nyonya Mu. Orang lain juga bisa membunuhnya."

Baek Oh berpikir, bahwa Chun Yeowun hanyalah kadet yang baru masuk ke level Superior, bahwa setiap Penatua dapat membunuhnya juga. Tapi pendapat Nyonya Mu berbeda.

"Tidak. Satu-satunya penatua yang tersisa di kultus saat ini yang bisa membunuhnya adalah kamu... Hanya kamu..."

'...Dan jika aku melakukannya, apa konsekuensinya?'

'Jika nanti menjadi masalah baru, kami, Klan Bijaksana, akan membantumu dengan cara apa pun yang kami bisa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena calon Lord sudah dipilih.'

Itulah yang Baek Oh bicarakan dengan Nyonya Mu. Dia berkata bahwa Baek Oh adalah satu-satunya Penatua yang bisa membunuh Chun Yeowun.

'Klan Bijaksana ... berapa banyak informasi yang mereka ketahui?'

Itu persis seperti yang Nyonya Mu katakan. Kekuatan Yeowun adalah sesuatu yang tidak bisa dilawan oleh para Penatua lainnya. Dia sekarang sudah sangat kuat sehingga tidak ada seorang pun di bawah Penatua #3 yang bisa untuk melawannya, selain dari Baek Oh sendiri.

Baek Oh curiga bagaimana Nyonya Mu bisa tahu kekuatan sebenarnya dari Yeowun, tapi itu tidak masalah. Yang terpenting adalah kesembuhan cucunya. Jika Yeowun tidak dibunuh di sini, maka 6 klan utama akan menciptakan musuh terburuk yang pernah ada.

'Aku harus membunuhnya di sini.'

Baek Oh, telah memutuskan untuk membunuh Yeowun. Tubuhnya mulai berpendar dalam aura ungu beracun, yang kemudian menyebar di udara. Dengan awan beracun yang bergerak, pasir di bawah gelanggang menghitam.

Lee Hameng dan Sama Yi kaget dan segera bangkit.
"Bagaimana kau bisa melepaskan racunnya disini!"

"Penatua Baek! Apa yang kau pikirkan!"

Bahkan Penatua Sama Yi, yang ada di sini sebagai saksi ikut terkejut. Senjata utama Baek Oh adalah racun, tetapi dia tidak boleh menggunakannya kecuali dia akan bertarung untuk membunuh.

Racunnya sangat berbahaya sehingga dia adalah bom racun berjalan dan dijuluki Monster Racun. Selain kekuatan seni beladirinya, kemampuannya untuk menyebarkan ratusan racun memungkinkan dia untuk membunuh siapa pun jika dia mau.

"Apakah dia mencoba membunuh penantang ?!"

Pada awalnya Sama Yi sudah was-was mengapa penantang memilih klan Racun. Dia mengira Baek Oh tidak akan melangkah sejauh ini, tetapi ini akan menjadi pertempuran hidup mati.

'Chun Yeowun...!'

Lee Hameng memejamkan matanya, karena apa yang dia khawatirkan menjadi kenyataan. Dia berharap Baek Oh tidak akan bertindak sejauh ini, karena dia dikurung di penjara selama bertahun-tahun hingga klannya melemah, tetapi harapan Hameng terbukti gagal.

'Ini racun yang mengerikan.'
Yeowun menatap dingin pada racun yang keluar dari pori-pori Penatua Baek Oh. Yeowun memang mengharapkan ada racun dalam pertarungannya, tetapi sejauh ini dia harus yakin dulu bahwa Baek Oh memang mencoba membunuhnya.

"Whooah."

Saat Baek Oh menghela napas, uap ungu keluar. Dia telah menaikkan tahap racun hingga tujuh.

"Apakah itu darah?"

"Bagaimana caramu bisa mengalahkan monster sebrutal itu?"

"Kali ini mungkin dia akan mati !!"

Dengan awan ungu yang memenuhi area gelanggang, para kadet dan instruktur memilih untuk menyingkir, menjauh dari jangkauan racun dan menatap Chun Yeowun dengan tatapan prihatin. Racunnya sudah membumbung tinggi sehingga akan menelan Yeowun sekaligus.

"T-tuan!"

"Pangeran!"

Anggota Chun Yeowun yang memiliki kepercayaan kuat terhadap tuannya sampai berharap agar Yeowun menyerah saja. Sepertinya Yeowun akan mati karena diracun sebelum dia lulus ujian Tahap enam. Tapi Yeowun malah memelototi Baek Oh tanpa bergeming.

"Bodoh sombong! Aku bahkan tidak akan menyisakan tubuhmu!"

Baek Oh bersiap untuk melepaskan serangan beracunnya, membunuh Yeowun. Racun ungu masih keluar dari tubuhnya saat dia merangsek maju. Baek Oh mengayunkan tongkatnya dan awan gas yang bercampur dengan ratusan racun menyerbu ke atas dan menyelimuti tubuh Yeowun. Saat racun mendarat, asapnya mengubah tanah menjadi hitam dan mengubah asap menjadi hitam.

"T-tidak..."

"Bagaimana itu bisa terjadi!"

Semua tempat yang disentuh racun menjadi gelap, seperti terbakar. Semua orang mengerutkan kening dan membuang muka. Racun itu cukup untuk membakar siapa pun bahkan sampai ke tulangnya.

'Kau sendiri yang membawa malapetakanya, bodoh.'

Tidak pernah ada orang yang selamat dari serangan racunnya sampai sekarang. Baek Oh yakin bahwa dia telah menang dan mencoba untuk meredakan penyebaran racunnya.

Saat itulah sebuah peluru energi biru ditembakkan, menyeruak gas beracun dan membidik leher Baek Oh.

"A-apa?!"

Baek Oh dengan sigap mengangkat tongkat baja dinginnya dengan menggunakan kekuatan Qi untuk bertahan. Tapi ini belum berakhir. Chun Yeowun sudah muncul dihadapannya, bersiap melancarkan serangan selanjutnya.

"..?!"

Baek Oh harus menyerang balik, tetapi dia sangat terkejut dengan apa yang terjadi di depannya. Kulit Chun Yeowun yang terbakar karena racun, sembuh dengan kecepatan luar biasa. Pemandangan pembuluh darah dan otot yang menggeliat untuk sembuh bahkan sangat aneh.

"A-apa yang kau...!"

Pembaharuan kulit itu membuatnya merinding sampai ke tulang saat dia menatap mata Yeowun. Baek Oh merasakan 'ketakutan' untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Sekarang giliranku."

"Apa- AAAARGH!"

Dengan serangan kuat Yeowun menghantam Baek Oh hingga tubuhnya terpelanting keluar dari gelanggang, melintasi lapangan latihan dan berhenti sekitaran akses jalan masuk.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang