Pagi itu, pak Hasan berjalan dan duduk bersandar di sofa ruang tengah untuk istirahat. Sedang bu Halimah sibuk memasak dan beres-beres di dapur.
Tiba-tiba pak Hasan memanggil Anton yang masih berada di kamarnya.
"Ton... sini!!! teriak ayah Anton.
"Iya" jawab Anton sambil gegas keluar kamar menghampiri ayahnya.
"Anton! Ayah mau bicara!" pak Hasan memanggil Anton dengan suara berat.
"Iya... ada apa?" Anton mendongak menatap
lelaki yang beruban di seluruh rambutnya.
"Duduk!!" seru pak Hasan.
Dengan gelisah, Anton mendekati pak Hasan, ia duduk berhadapan. Anton tak berani menatap wajah ayahnya lama, dari sorot mata lelaki tua itu tersirat kemurkaan.
"Sekarang ayah tahu, kenapa kamu pulang kesini! Kamu laki-laki tak tahu diri!!!" ucap pak Hasan dengan nada tinggi, menatap tajam wajah Anton yang menunduk.
Anton diam membisu, raut muka gelisah tak bisa disembunyikan. Ia menggaruk tangannya yang tak gatal.
"Ayah tak pernah didik kamu jadi laki-laki pengecut!!! Bikin malu!!! Mau jadi apa kamu?!?! Umurmu sudah tak muda! Kapan kamu berubah?!?! Tak sangka! Kamu pembohong!!!"
Bu Halimah mendengar suara keras suaminya. Ia cepat-cepat berjalan mencari sumber suara.
Dengan tergopoh wanita paruh baya ini mendekati pak Hasan. Ia tak mau terjadi hal yang buruk pada kesehatan suaminya. Karena jantung pak Hasan sedang bermasalah akhir-akhir ini.
Pak Hasan bangkit dari duduknya. Matanya menatap tajam seperti ingin menelan hidup-hidup lelaki di depannya.
"Ma.... maaf ayah". Anton mendekati pak Hasan. Ia bersimpuh di kaki orang tuanya.
"Sudahlah... walau bagaimanapun Anton anak kita. Pasti setelah ini dia sadar dan menjadi lebih baik" bu Halimah berusaha menenangkan suasana.
Begitulah. Sifat Anton terbentuk demikian, salah satunya karena bu Halimah memanjakannya sejak kecil. Ia selalu melindungi Anton, ketika pak Hasan murka atas kesalahan yang dilakukannya.
"Kamu selalu saja bela dia! Lihat sekarang!!! Apa hasilnya?!?!" Pak Hasan makin murka.
"Sabar yah!" usap bu Halimah sambil mengusap-usap lengan pak Hasan.
"Jangan bela anakmu yang tak tahu diri ini!!! Alma perempuan baik-baik kau hianati demi menuruti nafsumu!!! Selama ini kamu numpang hidup pada Alma. Tapi istrimu tetep sabar, bisa nerima kamu. Eee... malah selingkuh dengan perempuan nggak jelas. Mana otak warasmu Ton?!?! Trus... kamu pulang kesini sama istri barumu, mau numpang hidup disini??? Itu maksudmu???" Pak Hasan bicara dengan napas tersengal-sengal.
"Maafkan Anton, ayah!" Sekali lagi Anton mencoba meluluhkan hati ayahnya.
"Ayah sudah lelah Ton! Sampai kapan kamu seperti ini???" Wajah pak Hasan mendadak pucat. Napasnya tersengal, ia tak kuat lagi berdiri, tubuhnya limbung.
Brukkk!!!
Tubuh pak Hasan ambruk, ia pingsan. Anton tersentak melihat tubuh tua pak Hasan yang tergeletak di lantai.
"Ayah... ayah... bangun yah!?" Anton panik bukan kepalang, pipi keriput pak Hasan ditepuk-tepuk, tapi orang tua itu tak bereaksi.
Anton makin panik, tubuh pak Hasan dibopong dengan segera menuju kamar. Bu Halimah berjalan mengekor di belakangnya.
'Ada apa ini?' Adel kaget mendengar keributan di ruang tengah. Ia bergegas keluar kamar memastikan rasa penasarannya.
"Ayah?!?!" Adel terkejut melihat ayahnya dibopong kakaknya. Langkah kaki dipercepat mendekati kamar tempat ayahnya dibaringkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/347577329-288-k216749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGHIANATAN JADI KARMA
Любовные романыSuara desahan dua orang itu terhenti seketika, aku lanjut mengetuk pintu makin keras, emosiku semakin memuncak. Namun pintu kamar yang ku ketok berkali-kali, entah berapa kali terhitung, tidak dibuka-buka. Beberapa saat kemudian terdengar langkah ka...