BAB 24. BAGAI DI SAMBAR PETIR

2.3K 88 4
                                    

Pukul 12.00 WIB 

Para tamu berangsur pulang, tinggal beberapa orang saja yang masih di rumah Alma, sekedar ngobrol dan membantu beres-beres.

Alma berdiri dari duduknya, ia menoleh ke sekeliling ruangan, tamu yang dicari tak ditemukan.

"Mama, lagi cari siapa? Dari tadi kelihatan bingung?" Tanya Tiara yang tampak heran.

"Papa Yunan kemana ya, Ti? Dari tadi mama nggak lihat?" Alma balik tanya.

"Lho... Gimana sih, Mama! Baru aja nikah, udah nggak tau kemana tuh suaminya?" Goda Tiara pada mamanya. Begitu akrab bagai percakapan adik dan kakak saja.

"Udah lah, Ti. Nanti juga ketemu sendiri." Jawab Alma sudah putus asa.

"Idiiih... Pengantin baru nggak bisa ditinggal bentar deh, Mama. Lagian papa Yunan nggak akan kemana-mana, Ma. Kali aja lagi di kamar mandi, ngumpet. Biar dicariin Mama. Hehee..." Kelakar Tiara sambil berlari meninggalkan mamanya.

"Kamu ini! Awas aja nanti kalo udah nggak ada tamu, bakal Mama kejar kamu, Ti!" Ancam Alma pada anak semata wayangnya.

'Udahlah... Aku mau istirahat aja di kamar. Nanti malam masih ada acara lagi bareng sama teman-temannya Mas Yunan.' Alma sudah lelah dan kakinya melangkah menuju kamar pribadinya.

Ceklek

Tangan Alma membuka pintu kamar dan ternyata Yunan sudah menunggu di sana sambil rebahan.

"Lho, Mas... ternyata kamu ada di sini? Tak cariin kemana-mana tadi." Alma terkejut campur gembira.

"Sini sayang... Dari tadi aku nungguin kamu. Apa semua tamu udah pulang? Kalo ada yang belum, suruh pulang aja semua." ujar Yunan.

"Kok gitu sih, Mas. Kenapa???" Tanya Alma dengan wajah polos.

"Biar nggak ganggu pengantin baru." Ucap Yunan sambil memeluk mesra tubuh Alma.

"Ini masih siang, Mas. Nggak enak sama tamu." Tolak Alma tapi tubuhnya malah pasrah dipeluk oleh suami barunya.

Yunan tak peduli dengan larangan Alma, rindunya sudah di ubun-ubun. Rasa ingin memiliki seutuhnya akan tubuh Alma sudah tak terbendung lagi.

Laki-laki tampan itu menatap wajah Alma lekat-lekat. Bibir Alma mulai di cium dengan mesra, Alma menerima ciuman hangat Yunan dengan desiran lembut yang mulai menjalar di tubuhnya.

"Sayang, aku sudah lama ingin seperti ini sama kamu." bisik Yunan di telinga Alma yang menikmati belaian lembut di leher jenjang miliknya.

"Aku juga, Mas. Aku juga menginginkannya." Kini Alma memasrahkan dirinya pada laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

Jantungnya berdebar tak menentu, saat jari-jemari Yunan mulai menjamah bagian tubuh yang lain. Alma yang masih memakai gaun dengan resleting, dibukanya perlahan dengan tak melepas pagutan ciuman di bibir hangat wanita cantik ini.

Alma melepas separuh gaun yang melekat ditubuhnya, masih ada bra yang menutup rapat di kedua gunung kembarnya.

"Sayang, lepasin ya!" Pinta Yunan sambil meraba gunung kembar Alma yang mulai menyembul. Pemandangan yang sungguh menggoda kelaki-lakian Yunan.

"Aaah... Mas, aku sayang kamu." Alma memejamkan kedua matanya merasakan getaran dari sentuhan tangan Yunan di kedua gunung kembarnya.

"Aku juga sayang kamu, Alma." Yunan menikmati bagian atas tubuh istri idamannya itu dengan kasih dan sayang.

Tiba-tiba...

Tok... tok... tok...

Pintu kamar ada yang mengetuk.

PENGHIANATAN JADI KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang