BAB 26. MISTERI LELAKI TUA

1.8K 53 6
                                    

"Kemana aja semalam kamu, Mas??? Kenapa sampek lewat tengah malam, kamu baru pulang!!! Sekarang kamu sudah mulai macam-macam ya, Mas. Dasar laki-laki nggak ngerti kalo istrimu ini lagi hamil tua. Pengen tiap malam selalu di manja oleh suami, malah ditinggal kelayapan nggak jelas!!!" Omel Heni dengan suara keras hingga terdengar keluar kamar.

"Hee... Heni! Bisa nggak suaramu nggak keras kayak tadi!! Malu di denger tetangga!!!" pinta Anton pada istrinya dengan mata melotot.

"Biar aja mereka tahu, kalo kamu laki-laki nggak ngerti perasaan istri. Sekarang jawab jujur! Semalam kamu kemana aja!!!" tanya Heni sambil memasang muka merah karena amarah yang mulai naik ubun-ubun.

"Aku cuma datang ke acaranya bosku. Namanya juga bos, uangnya banyak. Jadi acaranya juga pasti banyak, nggak kelar-kelar sampek tengah malam. Kalo aku pulang sebelum acara selesai, apa jadinya? apalagi aku ini karyawan baru. Kamu ngerti nggak maksudku???" Jawab Anton panjang kali lebar, untuk meyakinkan istrinya yang mulai curiga.

"Untuk kali ini aku percaya, Mas. Tapi selanjutnya aku nggak akan tinggal diam. Karena aku tau betul siapa kamu. Kalo ada kesempatan, pasti penyakit lama mu kambuh lagi." Ucap Heni sambil menatap tajam ke wajah Anton.

"Aku sudah cerita yang sebenernya. Kalo kamu masih nggak percaya? Ya udah, mau gimana lagi??? Eeee... Kamu kan lagi hamil, sayang. Nggak baik marah-marah mulu. Ntar kandungannya kenapa-napa lagi? Siapa yang repot?" Rayu Anton sambil mengelus perut Heni dengan senyum khas playboy nya.

"Iya, Mas. Tak siapin baju kamu dulu ya, Mas. Jangan sampek kesiangan! Biar kamu cepet naik jabatan, sayang." Lanjut Henis sambil melangkah mendekati lemari tempat disimpannya pakaian Anton.

'Mudah sekali kamu ku bohongi, Hen... Anton kok di lawan. Cuma dengan satu jurus saja, kamu sudah luluh dan baik lagi sama aku. Dasar perempuan. He he...' Ucap Anton dalam hati sambil tersenyum puas di sudut bibirnya.

***

'Selamat pagi pak Yunan" Sapa seorang office boy pada bapak direkturnya ketika sedang berpapasan di lorong ruangan.

"Selamat pagi! Apa kabar, pak Udin?" Jawab Yunan dengan ramah. Ia tetap menghormati dan menghargai semua karyawannya, walaupun itu seorang office boy apalagi usianya lebih tua darinya.

"Baik, pak Yunan. Selamat atas pernikahan bapak kemarin. Maaf saya nggak bisa datang, karena harus menunggu istri saya yang lagi di rawat di rumah sakit." Ucap pak Udin menjelaskan alasannya.

"Nggak apa-apa, yang penting saya minta doanya, agar saya dan istri selalu sehat dan menjadi keluarga sakinah. Saya doakan juga, biar istri bapak cepet sembuh ya." Jawab Yunan sambil tersenyum ramah.

"Makasih doanya Pak Yunan. Maaf, saya mau lanjutin pekerjaan saya dulu. Permisi, Pak!" Pamit pak Udin sambil menundukkan kepala tanda hormat.

Setelah beberapa langkah Yunan bertemu dengan Anton. Tapi Anton pura-pura tak melihat dan memalingkan mukanya ke arah yang berlawanan.

"Hai Anton," sapa Yunan dengan senyum khasnya.

'Aduh, kenapa Yunan manggil aku sih. Pasti dia puas sekarang. Sudah menghabiskan malam pertamanya dengan mantan istriku Alma?!" Bisik Anton dalam hati, ia jadi salah tingkah berhadapan dengan Yunan yang melangkah mendekatinya.

"Ton... Ruangan mu kan di sebelah kanan, kenapa kamu berbelok ke kiri? Masih belum hapal, ya???" tanya Yunan mengingatkan Anton yang dikiranya salah jalan. Padahal Anton sengaja biar nggak berpapasan dengan Yunan.

"O... iya, aku masih bingung, pak Yunan. Hmm...," dengan terpaksa Anton memanggil dengan kata Pak, sedang dalam hatinya ia malu ketemu dengan Yunan yang sekarang jadi suami Alma.

'Busyet, kenapa nasibku jadi seperti ini? Apa setiap hari aku harus ketemu dengan suami Alma? Tapi mau gimana lagi? Nyari kerjaan susah, kalo aku resign, trus aku nganggur lagi dong!?!?" Pikiran Anton kalut, merasa selalu sial sepanjang hidupnya.

Sementara di ruangan divisi operasional...

"Istri pak Yunan cantik banget ya. Kulitnya putih mulus, hidungnya mancung, matanya indah, senyumnya manis, dan... rambutnya hitam berkilau seperti bintang iklan shampo," ucap Kamila yang terkagum-kagum dengan kecantikan Alma, istri bosnya.

"Nyaris sempurna, iya nggak? Aku aja yang perempuan jadi insecure menatap wajah istri pak Yunan, apalagi cowok-cowok ini." Sahut Dahlia sambil melirik ke arah Anton, Darwis dan si gendut Bondan.

"Biasa aja, nggak cantik-cantik amat. Lebih cantikan gebetanku deh." Jawab Anton sambil mengernyitkan alisnya ke arah Dahlia, yang sekarang jadi sasarannya.

"Alaaaah... bohong kamu, Ton! Semalam aja mata kamu nggak berkedip menatap istri Pak Yunan. Pake ngeles. Lagian mana mau wanita secantik dan seanggun istri Pak Yunan, mau sama kamu, Ton?!?!" Sahut Kamila yang membuat nyali Anton menciut.

"Uhuk... uhuk" Anton terbatuk-batuk mendengar ucapan Kamila yang membuat panas telinganya.

Teman-temannya nggak ada yang tahu, kalau istri bosnya sekarang adalah mantan istri Anton. Apalagi Anton sengaja merahasiakan statusnya, ia berlagak belum punya istri ketika berada di kantor. Laki-laki sok tampan ini, sepertinya belum kapok juga.

"Ha ha haaa..." Bondan dan Darwis tertawa terbahak-bahak melihat laki-laki yang biasanya terlalu percaya diri di depan wanita, kini menjadi diam tak berkutik.

***

Alma yang setiap hari harus mengajar sekaligus menjadi kepala sekolah di TK. Kuncup Melati, kini harus menempuh perjalanan agak lama. Karena ia dan anak semata wayangnya Tiara, sekarang tinggal di rumah besar milik Yunan suaminya.

Sebelumnya ia hanya butuh waktu 10 menit sudah nyampek sekolah, sekarang membutuhkan waktu 30 menit dari tempat tinggalnya sekarang.

Tapi ia rela menjalani ini semua, demi keutuhan dan langgengnya rumah tangga bersama Yunan, suami yang sangat ia sayangi.

"Bu Alma, kok sudah masuk sekolah? Kan pengantin baru. Harusnya masih honeymoon?" Sapa bu Niken, teman sejawat juga guru yang paling dekat dengan Alma.

"Nggak apa-apa, bu Niken. Setiap hari kami pasti honeymoon. Nggak enak kalo lama-lama absen, nanti pekerjaan jadi terbengkalai." Jawab Alma sambil tersenyum manis.

"Bu Alma sekarang boyong ke rumah suami ya? Kemarin saya ketemu sama tetangga ibu, katanya ada laki-laki tua yang duduk di depan pagar rumah bu Alma. Tapi ketika di tanya, orang itu nggak mau nyebut namanya. Dia cuma bilang mau ketemu Alma, gitu bu." Jelas bu Niken.

"Iya bu Niken, sejak menikah aku dan suami sepakat, aku yang boyong pulang ke rumahnya. Tentang orang tua itu, aku juga nggak tau, Bu??? Jawab Alma.

'Apakah itu orang yang sama dengan yang mencariku siang itu? Lalu siapa ya?? Dan apa urusannya mencariku??? Dalam surat yang diberikan juga nggak ada petunjuk apa-apa. Cuma tertulis ucapan selamat berbahagia. Hmm... Aku harus pulang ke rumah sebentar setelah jam kerja nanti. Bisa jadi, laki-laki tua itu kembali mencariku. Kasihan juga.' Alma mulai berpikir tentang orang laki-laki tua yang selalu mencarinya. Ia mencoba menebak siapa gerangan yang mencarinya sampai dua kali. Tapi ia tak menemukan jawabannya.

***

BERSAMBUNG... 

PENGHIANATAN JADI KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang