BAB 49. TAMU

854 38 2
                                    

Ketika jam istirahat tiba, sebagian besar karyawan menuju ke kantin. Ada juga beberapa yang masih duduk-duduk di lobby perusahaan.

Diantara mereka ada Dahlia dan Kamila yang duduk berhadapan sambil mulai menikmati soto ayam kampung, yang menjadi menu favorit di kantin itu.

Lagi enak-enaknya makan, datanglah wanita muda yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Wanita itu berhasil menghipnotis mata lelaki yang melihatnya. Ya... siapa lagi kalau bukan karena terpesona dengan kecantikan sekretaris baru sang direktur, Yuanita.

"Uhuk... uhuk... siapa tuh? Kayaknya ada karyawan baru??" kata Kamila yang sedikit kaget melihat Yuanita berlenggak-lenggok mencari tempat duduk di kantin sambil mengulaskan senyum manisnya.

"Oh, iya. Cantik juga ya?!" Giliran Dahlia sekarang yang menatap karyawan baru itu. Sesama wanita saja kagum melihat kecantikan Yuanita, apalagi lelaki normal.

Lalu ada seseorang yang memanggilnya, "Hai, Nita. Silahkan duduk sini, kebetulan ada kursi kosong." teriak Anton pada wanita cantik itu.

"Eeeh... Mas Anton," Yuanita mencari sumber suara, dan melangkah ke arahnya dengan senyum manisnya. "Makasih ya, Mas." Buru-buru Anton memberikan kursi untuk wanita itu dengan penuh semangat.

Kamila berpindah duduknya, sekarang ke sebelah kursi Dahlia sambil menyikut wanita di sebelahnya.

"Aduh, sakit tau??Kenapa sih, Mil??" ucap Dahlia yang kesakitan merasakan sikutan tangan Kamila yang tiba-tiba.

"Lihat, Lia. Anton ternyata udah kenal sama karyawan baru itu?? Kayaknya udah akrab juga??" kata Kamila sambil memelototi Anton dan Yuanita yang duduk di depannya tak begitu jauh jaraknya.

"Jangan-jangan mereka memang udah berteman sebelum kerja di sini?" tanya Dahlia yang tak berkedip melihat keakraban Anton dan Yuanita.

"Waah... saingan berat nih, Lia. Kamu harus berhati-hati! Jangan sampai lengah!!" sahut Kamila mulai ngompori Dahlia.

Dahlia tak menanggapi dengan kata-kata. Raut wajahnya berubah jadi masam, senyumnya tak lagi tersungging di sudut bibirnya. Wanita muda itu memilih menundukkan kepalanya, sambil memain-mainkan sendok yang ada di tangannya. Ia tak lagi berselera makan, nasi cuma di aduk-aduk di sekitar piring, tanpa ia masukkan ke mulutnya.

Mengetahui gelagat temannya itu, Kamila memberi makan pada ego Dahlia. "Kamu cemburu, Lia? Kok jadi manyun gini, sih? Eee... tenang aja! Anton itu se-divisi dengan kita. Jadi, kamu punya banyak waktu buat dia. Istilahnya tresno jalaran soko kulino, siapa pun yang sering berinteraksi, maka rasa sayang itu akan muncul dengan sendirinya. Tetep semangat ya, Lia! Aku akan selalu mendukung mu!"

Kamila memegang pundak bestienya itu agar tak patah semangat di tengah jalan.

"Siapa sih, dia? Aku jadi penasaran??" tanya Dahlia sambil memanyunkan bibirnya.

"Soal itu gampang lah, nanti aku cari tahu. Yang penting, kamu nggak boleh biarkan wanita lain merebut Anton dari mu. Oke!" jawab Kamila sambil tersenyum.

"Oke deh. Lagian Mas Anton juga sudah nunjukin kalo suka sama aku kok. Aku aja yang malu buat kasih perhatian lebih ke dia." Ungkap Dahlia berterus terang.

"Nah... mulai saat ini, nggak usah malu-malu lagi, Lia! Ntar keduluan wanita itu, jadi berabe dong?! Yuk... habisin makanannya, biar kuat menghadapi kenyataan!!" kata Kamila yang tak mau melihat Dahlia melempem lihat adegan di depannya.

"Oke, Mil. Aku akan berjuang untuk mendapatkan hati Mas Anton." Jawab Dahlia yang akhirnya mau menghabiskan sebagian makanannya yang masih tersisa di piring.

Entah apa yang membuat Dahlia sangat terobsesi dengan Anton. Dari awal ia ketemu, wanita muda ini langsung menaruh perhatian pada Anton, yang sebenarnya sudah beristri. Tapi Anton dengan sengaja menutupi statusnya, jika sedang berada di kantor.

PENGHIANATAN JADI KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang