BAB 21. KASMARAN

1.5K 60 6
                                    

Sebelum sampai di ruangan yang di tuju, Anton di sapa oleh seorang laki-laki yang kebetulan lewat di depannya. Suara itu masih di ingatnya dengan jelas.

"Hei... Anton ya? Apa kabar?" Sapa laki-laki yang berpenampilan cukup rapi, memakai jas coklat dipadukan dengan celana warna senada.

Anton mendongakkan kepalanya. Ia berhenti sejenak dengan langkahnya. Laki-laki yang baru bekerja di perusahaan itu tampak bingung.

'Kenapa ada yang mengenalku? Siapa dia?' bisik Anton dalam hati.

"Ton... Kamu lupa sama aku? Coba di ingat-ingat!!" Lelaki itu menatap Anton sambil tersenyum ramah.

"Ooo... Kamu Yunan, ya??? Maaf, udah lama kita nggak ketemu, aku jadi lupa." Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Anton bisa mengenalnya.

"Kamu kerja di sini, Ton? Mulai kapan?" Tanya Yunan sambil menepuk pundak kiri Anton.

"Iya, aku kerja di sini. Baru hari ini aku diterima kerja. Kalo kamu, udah lama kerja di sini, Yun?" Tanya Anton balik.

"Lumayan lama sih" Jawab Yunan.

Tiba-tiba ponsel dalam saku Yunan bergetar, ada panggilan masuk.

"Sebentar ya, Ton. Aku terima telpon dulu." Ucap Yunan memotong pembicaraan.

"Aku permisi ya... Mau masuk ruangan. Kapan-kapan kita sambung lagi." Pamit Anton untuk melanjutkan tujuannya semula.

Setelah masuk ruangan personalia, Anton bertemu dengan beberapa orang yang sudah duduk tapi di kursi masing-masing.

"Pagi semua! Saya Anton. Karyawan baru di sini. Kalo ada kesulitan, mohon di bantu ya!" Anton memperkenalkan diri di depan rekan kerjanya yang baru saja dikenalnya.

"Pagi Anton, saya Kamila"

"Saya Darwis"

"Dahlia"

"Roni"

"Saya yang paling tampan, Bondan" kelakar laki-laki berbadan paling gendut dan berkulit hitam itu, menyapa Anton sambil tersenyum penuh canda. Hingga suasana ruangan berubah menjadi hangat, ada keakraban.

"Ini meja kerja kamu, Anton." Bondan menunjukkan meja dan kursi kosong di sebelahnya.

"Makasih, Bondan." Sambil tersenyum, Anton melangkah menuju meja yang di tunjuk, lalu segera duduk dengan sopan.

"Semoga kamu betah kerja di sini, Ton. Karena bos kita agak galak." ucap Darwis.

"Kelapa staf personalia, pak Ruben ya namanya?" tanya Anton.

"Iya, Ton. Jangan pernah bohong sama pak Ruben, karena orangnya pasti tau kebohongan kita. Kalo kamu melanggarnya, tau sendiri deh akibatnya." Jelas Darwis.

"Ooo... gitu, makasih informasinya, Bro." Jawab Anton.

Sementara Dahlia dan Kamila hanya tersenyum sambil melirik Anton, yang memang tampak tampan dan menawan. Dahlia masih bujang, sedang Kamila sudah menjanda tanpa anak.

Sepertinya kedua wanita ini, terkagum-kagum dengan penampilan Anton, kagum pada pandangan pertama.

***

Terdengar ada mobil berhenti di depan rumah Alma. Beberapa orang turun dari mobil, Yunan, Angga, Arman kakak Yunan, Novita kakak ipar Yunan, serta pak Lukita dan bu Norma, ayah dan ibu Yunan.

Mereka berjalan menuju teras. Jantung Alma makin berdetak lebih cepat, ia segan ketemu keluarga Yunan yang masih asing baginya.

"Assalamu'alaikum..." Terdengar suara tamu datang.

PENGHIANATAN JADI KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang