🌲 167. Curiga 🌲

910 163 170
                                    

-

-

-

-

-

-

-

Keluarga Cemara

-

-

-

-

-

-

-

Suho terdesak. Jika biasanya dia yang jadi tetua dalam acara sidang menyidang perkara dulu-dulu, kini dia yang jadi terdakwa.
Irene sudah pulang. Begitu dia balik ke kamar, dia disambut oleh tiga adiknya yang menyebar di dalam kamarnya.

Sehun duduk di meja belajar, Sena mondar-mandir di depan kasur, dan Chanyeol yang bersandar di depan jendela, memandang ke arah luar.

Sena yang paling semangat menghampiri Suho. Dia tarik tangan Suho yang tidak terluka menuju ke arah kasur. Sehun beranjak dari duduknya. Dan Chanyeol hanya berbalik tapi tak berpindah tempat.

"Gue tahu Kak, Lo cinta mati sama Kak Irene. Tapi yang bener aja dong! Lo mau nikah sama cewek uler macem dia, hah? Cinta boleh, goblok jangan!"

Suho capek. Dia suntuk. Bisa tidak mereka membiarkan Suho sendiri dulu. Dia juga butuh berpikir.

Dia saja belum yakin jika Irene itu tulus. Tapi melihat bagaimana Irene berusaha meyakinkannya, jujur Suho luluh.

Bak kerbau yang dicocok hidungnya, Suho menurut ketika mama dan Irene saling antusias membahas masa depan hubungan mereka berdua.

"Gue ngga setuju Lo balikan sama dia, Kak." Chanyeol menyuarakan pendapatnya.

Terserah, mau siapapun orangnya, asal bukan Irene pasti Chanyeol terima. Chanyeol trauma dengan gadis itu.

"Dia jahat. Dia punya obsesi sama gue Kak, kalo Lo lupa gue ingetin sekarang." sambungnya.

"Dan gimana kalo obsesi itu belum juga hilang sampai kalian menikah nanti? Kak Irene bisa menyakiti kalian berdua." itu Sehun yang sejak tadi ikut gelisah sama seperti Sena dan Chanyeol.

Ungkapan Sehun adalah inti dari pertanyaan besar di pikiran mereka semua.

"Gue ngga mau bahas ini dulu. Mending kalian semua keluar! Gue mau istirahat." kata Suho lesu. Dia sungguh pusing. Mumet. Dia mau tidur dan melupakan ini semua.

"Tapi Ka--"

"Keluar Sena! Kakak bilang keluar!" Suho sedikit meninggikan nada suaranya.

Sena mendengus kesal. Dia paling tidak suka dibentak. Chanyeol yang paham Suho butuh waktu, dia lalu menggiring Sena berlalu dari sana.
Sehun mengikuti tanpa berbiacara sepatah kata pun lagi.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang