🌲5. Pibesdeh Thehun🌲

3.3K 298 25
                                    

"Ngapain disini?!"

Sena menatap tajam setajam silet pada anak kecil berbalut piyama pink yang berbaring lemah di ranjangnya.

"Teo sayang, ngga boleh gitu dong sama Kak Sena!" Peringat Yuri pada putra kecilnya itu.

"Sena sini duduk di sini, Sayang!"

"Iya tante." Sena menurut dan berjalan mendekat ke ranjangnya Teo dengan duduk di kursi tepat di sampingnya.

"Nih buat kamu!" Sena mengulurkan satu kantung penuh buah pear pada Teo.

Teo berbinar. Sejenak melupakan musuh abadinya itu, dan mengambil bungkusan itu.

"Ma kupasin~" pintanya ceria.

Yuri mengiyakan dan segera mengupas buah tersebut untuk Teo.

"Bilang apa sama Kak Sena?" titah Yuri.

Teo melirik ke arah Sena yang kini tersenyum jahat padanya.

"Terimakasih kak." ucapnya tak ikhlas.

"Sama-sama" Sena malah girang karena melihat ekspresi kesal Teo.

Pasalnya mereka berdua ini meski jarak umurnya jauh tapi tetap saja sering bertengkar.

Bagi Teo Sena itu menyebalkan dan jahat. Suka sekali merebut perhatian kakaknya. Dalam artian Teo cemburu pada Sena.

Dan Sena itu sebenarnya baik-baik saja. Gemas malahan sama Teo. Tapi sayang dia ngga terima aja kalo dimusuhi Teo. Nyebelin emang.

"Kak Kai mana Tan?"

"Ngapain tanya-tanya?!"

Buset galak sekali si Teo ini.

Keduanya saling beradu pandang lagi. Kalau di film atau komik sudah ada laser diantara mereka. Atau seperti sinetron Indonesia yang bakal kedengeran suara batin mereka seperti ini,

"Tidak akan kubiarkan dia merebut kakakku!"

"Aku harus memberi pelajaran padanya agar tak menghalangi jalanku."

Tapi sayang ini dunia nyata jadi Yuri tak tahu isi kepala anak-anak itu.

"Ada yang nyariin aku nih?"

Semuanya menoleh dan ternyata itu benar Kai yang baru saja tiba.

Sena tersenyum dan dibalas senyuman oleh Kai.

"Hai Sen!"

"Hai Kak!"

"Abang jangan deket-deket dia!"

Sena memutar bola matanya bosan. Si Teo ini kenapa sih? Sensi banget sama dia. Untung masih bocah. Kalau enggak udah dia hempaskan sedari dulu.

Kai mengusap pelan kepala Teo. Bukan rahasia lagi kalau Teo dan Sena itu layaknya Tom and Jerry. Susah sekali untuk akurnya.

"Ini Ma, Makanannya. Mama sarapan dulu gih. Aku udah makan di kantin sekalian tadi."

"Ini suapin adikmu sekalian Ya! Sena kamu udah makan belum sayang?"

"Udah kok Tan.. Mana boleh sih keluar rumah kalau belum sarapan?hehehe"

"Ya udah tante makan dulu ya."

"Iya tante silakan."

Setelahnya Yuri beranjak untuk duduk di sofa di sisi ruangan yang lain.

Kai menempati tempat mamanya tadi untuk duduk di atas ranjang Teo sambil menyuapinya.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang