🌲 146. Their Love Story🌲

1.1K 194 188
                                    

-
-
-
-
-
-
-
Keluarga Cemara
-
-
-
-
-
-
-

"Gimana?" Sena berdiri ketika melihat Kai menghampirinya yang sejak tadi menunggu di lobby. Sena nemenin Kai interview.

Kai lesu.

"Dikabarin lagi minggu depan katanya."

Jika HRD berkata demikian, jangan terlalu polos untuk beneran nunggu minggu depan, ya! Itu sekedar ucapan penolakan yang halus. Yang artinya Kai gagal di sesi interview kali ini.

Sena mengusap punggung Kai. "Ngga apa-apa. Kita tunggu.. Semoga ada kabar baik minggu depan." Harapan akan selalu ada.

Kai memaksakan senyumnya. Dia merasa hari-harinya berat belakangan ini. "Mau ke studionya Sehun, ngga?" tawar Kai.

Ya, Studio milik Sehun sudah jadi. Sudah berjalan seminggu setelah grand opening. Dan Sehun lagi sibuk-sibuknya. Ada beberapa posisi juga yang belum diisi karyawan. Kalo Kai lagi gencar nyari kerja, Sehun udah sibuk memilah CV buat dia panggil wawancara.

Aduh kan Kai jadi insecure lagi.

Dan kayaknya Sena paham suasana hati Kai. Dia ngga mau ke studio Sehun sekarang.

"Mau jalan-jalan aja sama Kak Kai." Sena menggamit lengan Kai. Mengajaknya segera keluar gedung. Kai jadi senang. Belakangan Sena semakin manja kepadanya. Seolah membuka hatinya lagi untuk Kai.

Ya, Kai pikir sih begitu. Semoga benar.

"Pinginnya kemana?" Kai lagi ngga ada rekomendasi tempat.

"Yang jauh. Yogya?"

"Ngawur kamu. Ngga nanti pulangnya kemaleman." Iyalah ini aja udah mau jam makan siang. Sampai Yogya pas sore dong.

"Ya udah kemana? Aku mau ke tempat yang sejuk-sejuk pokoknya."

"Ke Villa aku mau? Di kopeng."

Kopeng itu daerah Salatiga teman-teman. Fyi.

"MAU!"

"Ayo!"

-
-
-
-
-
-
-

"Ini Pak contoh kain yang saya dapat dari toko yang tadi." Kenalin Haru, karyawannya Sehun. Staff purchasing.

Sehun meletakkan kaca matanya. Dia itu minus kayak Suho dan Chanyeol. Sena doang yang matanya normal.

Tapi minusnya Sehun ngga sebanyak Suho sama Chanyeol sih.

"Oke nih. Ambil saja dan tolong tanyain dulu kalo pake persekot aja bisa ngga?"

Dalam ilmu bisnis, perusahaan mengambil hutang dikarenakan adanya asumsi modal perusahaan berupa kas bisa dialokasikan ke hal lain yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal berupa laba. Intinya duitnya buat muter dulu. Dah ribet banget -_-

"Baik Pak." Haru pamit. Alamak perusahaan baru kerjaan masih santai sih, tapi kayak struggle aja buat ngurus hal-hal baru.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang