🌲 120. Bisik-Bisik🌲

1.3K 163 85
                                    

"Kang Haneul seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta ternama di Seoul. Dia adalah anak angkat keluarga Kim. Itu berarti dia dan nona Kim Sohyun bukanlah saudara kandung."

Baekhyun membuka berkas perkara yang diangsurkan oleh jaksa penuntut di persidangan. Hari ini adalah hari dimana Sena harus datang untuk memberikan kesaksian secara langsung di persidangan.

Dia dan ayahnya menjadi pengacara gadis itu.

"Kita sudah mendengar kesaksian dari Nona Sohyun kemarin mengenai hubungan dirinya dengan pelaku. Tapi ternyata itu belum semuanya. Ada satu yang dia sembunyikan." Jaksa kemudian menoleh ke arah Haneul yang diam saja. Entahlah, tak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh pria itu.

Sohyun kembali maju sebagai saksi. Dia akan melengkapi kesaksiannya. Tak akan ada yang dia tutupi lagi kali ini.

Gadis itu dengan mantap namun juga tampak berat untuk kembali berdiri di sana. Tapi dia harus melakukan ini.

"Alasan kenapa saya tidak ingin mengungkapkan hal ini adalah saya ingin melupakannya. Mimpi buruk yang tak pernah terpikirkan jika ini akan dilakukan oleh orang yang sangat dekat dengan saya. Tapi rupanya saya salah. Hal ini malah membuat mimpi buruk itu menghantui saya setiap harinya." Gadis itu menjeda kalimatnya untuk mengambil napas sejenak.

Matanya mulai nanar, dia sempatkan untuk memandang Sena yang duduk meringkuk di pelukan mamanya.

"Sena-ssi.. aku paham atas ketakutanmu sekarang. Tapi ketahuilah, kamu lebih beruntung. Kamu selamat."

Sohyun menatap nyalang Haneul sekarang. "Oppa.. kau belum tahu mungkin. Tapi aku mengandung anakmu sekarang."

Semua orang terperanjat. Bahkan Haneul sekalipun. Dia memandang Sohyun shock.

Sohyun gadis itu masih tegar. Dia kembali melanjutkan ucapannya. "Aku kabur karena aku muak denganmu. Kau kakakku, seharusnya kau melindungiku. Kau mengancam kekasihku, kau bilang kau akan membunuhnya. Itu sudah membuatku frustasi. Tapi kau malah menambah masalah di hidupku. Sekarang, aku rusak. Hidupku hancur. Aku ingin kau membusuk di penjara."

-
-
-
-
-
-
-

Ketiga saudara itu terlihat lesu. Suho pias, Sehun masih terkaget-kaget dengan hal yang tadi didengarnya --translate dari Chanyeol-- tentang Sohyun.

Sidang sudah selesai. Dan akan dilanjutkan minggu depan untuk vonis. Sena sudah diamankan oleh papa-mama mereka ke ruangan lain untuk beristirahat.

Ini cukup menguras tenaga dan mentalnya.

Sejak hari dimana Sena sadar, sejak itu pula Sena menjalani hari dengan tidak baik-baik saja. Dia mengalami sedikit trauma. Ini wajar. Tapi efeknya, Sena tak mau dekat-dekat orang lain selain orang tuanya. Bahkan kakak-kakaknya sekalipun.

"Pasti sekarang Sena tambah takut sama kita." Sehun mengacak rambutnya kesal.
Ucapannya diangguki dua kakaknya.

"Gue belum puas nonjok si Haneul." desis Suho.

"Kalian sih kemarin pake misah segala!" omelnya ke dua adiknya.

Tapi yang ada malah Chanyeol yang lebih tertarik pada orang yang baru saja keluar dari ruangan.

"Sohyun!" panggilnya.

Chanyeol melangkah mendekat pada Sohyun yang terhenti.

Suho dan Sehun saling pandang.

Sohyun menunggu Chanyeol mengatakan sesuatu.

"Kau baik-baik saja?" Chanyeol merutuki dirinya. Bagaimana bisa dia menanyakan hal itu. Sena saja sudah seperti orang depresi, apalagi Sohyun.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang