🌲99. Para Ksatria🌲

1.5K 187 66
                                    

"Akh!"

"Bangsat!"

"HUWAAAAAAAAAAA"

Kai serta Doyoung yang sedang sibuk meringis kesakitan langsung menoleh ke Jaehyun. Bukan Jaehyun tadi yang teriak, Teman-teman. Tapi Rachel.

Rachel kaget pas membuka mata mendapati dirinya begitu dekat dengan wajah Jaehyun.

Jaehyun mendekapnya agar tak membentur tanah saat pendaratan mereka tadi.

Duh, Rachel baper :(

"Woy, Jae! Pedophil lu!" cerca Kai. Doyoung sendiri bangkit berdiri dan mulai membersihkan bajunya yang kotor dan tertempeli rumput-rumput kering.

Jaehyun buru-buru melepaskan Rachel dan beranjak duduk.

Rachel melakukan hal yang sama. Dia lalu bergesture manja pada Jaehyun. Dengan malu-malu menggandeng tangan Jaehyun.

Jaehyun yang sudah menyadari perubahan fisik Rachel yang tak pucat lagi, merasa gemas dengan tingkah laku 'anak' kecil ini. Tak urung dia tersenyum, tertawa kecil melihat betapa menggemaskannya Rachel.

"Siapa nama kamu tadi? Rachel?" Jaehyun memulai percakapan.

Rachel mengangguk lugu.

Kai berdecih melihatnya.

Sok polos!

Doyoung yang sejak awal kalut, dia lebih memilih memperhatikan sekitar.

Dia mulai merasa tak enak sejak dia mengedarkan pandangannya di sini pertama kali.

Hutan ini gelap. Sedikit sekali cahaya matahari yang dapat menembus lebatnya pepohonan di sekitar mereka.

Sena pasti ketakutan di sini sendiri.

"Sekarang bagaimana?" ucapan Jaehyun menyita perhatian semua orang.

"Chel gimana? Sena dimana?" Doyoung menunduk melihat Rachel yang sedang mengayun-ayunkan tangannya yang digandeng Jaehyun.

Rachel menghentikan aksinya. Mendongak ke arah Doyoung. "Doyoung, kita jalan, cari Sena."

"Jadi kamu ngga tahu Sena ada dimana?" Kai memberondong anak itu.

Rachel menggeleng lesu.

Tiga cowok nan tampan -eheeemmm punya Sena eheeeeeemmm- itu menghela napas mereka.

Oke, ini benar-benar tak akan mudah.

-
-
-
-
-
-
-

Sena beringsut mundur. Dia sudah terisak keras saat sadar beberapa saat yang lalu dan menemukan dirinya ada di kamar kosong nan mewah khas kerajaan zaman dulu kala.

Dia ingat semuanya.

Dharma menculiknya.

"Hiks K--Kak" Sena meracau memeluk dirinya sendiri yang mulai menggigil ketakutan.

"Papa, Mama tolong Sena! Mama Sena takut." Sena semakin terisak dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

Sena itu cengeng. Itu benar.

Tapi mau bagaimana lagi? Dia benar-benar merasa takut.

Dia masih kaget. Belum bisa berpikir jernih untuk mencari jalan kabur.

Lagi pula ini dimana?

Dharma membawanya kemana?!

"Kau sudah bangun?" Sena menoleh ke pintu yang baru saja terbuka.

Dharma.

Laki-laki yang rupanya sangat mirip dengan Kai itu berjalan mendekat memasuki kamar Sena.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang