🌲 36. Rumah Eyang 🌲

2.3K 253 115
                                    

"Lho ini rumah eyang?" Chanyeol membola melebarkan matanya ke ukuran maksimal mengamati bangunan di depannya.

Sena dan Sehun disebelahnya melakukan hal yang sama.

Mulut mereka terbuka saking tidak percayanya.

Selama perjalanan tidur, bangun-bangun mereka sampai di sini. Dan tambah bingung lihat daerah asing dan rumah eyang yang sudah berubah.

"Kok jelek?" Sehun menoleh ke papanya yang sedang menurunkan koper bersama Suho.

"Eyang sekarang pindah ke sini, anak-anak." jawab mama.

Sena tambah melebarkan mulutnya. Dia amazed banget.

" Eyang bangkrut ya, Ma?" Sena mendekati mamanya yang juga sibuk ngabsen oleh-oleh buat eyang.

"Bangkrut seko ndi ta?"

Semua menoleh

"EYANG!!!" Bukannya lari meluk eyangnya, Sehun malah buru-buru kabur ngumpet dibelakang papanya.

Sedangkan dua saudaranya, Suho dan Sena sudah langsung salim dan temu kangen sama eyang.

"Eyang Sena kangeeeeen!" Sena meluk eyang kesayangannya itu.

"Ya Allah putuku sing paling ayu! tambah ayu ta arek iki."

Sena nyengir dipuji eyangnya.

"Haloo Granpa, How are you?!" Chanyeol juga sama meluk eyangnya itu.

"I'm fine Chan!" Lalu mereka tos ala-ala anak cowok kalau lagi ketemu gitu.

"Heh Hun! Ga salim ta karo eyang?"

Chanyeol dan Sena ngakak. Masih aja itu Sehun takut sama eyang mereka. Takut diuyel-uyel dia tuh. Soalnya dari kecil tiap ketemu eyang, habis sudah dia diciumin pipinya.

Enggak cuma Sehun sih sebenernya tapi yang lain juga. Cuma bagi Sehun itu meninggalkan trauma yang mendalam.

Pipinya sakit semua. Dicubit-cubit juga sama eyang soalnya.

"Eyang udah jinak belom?" Sehun menyembulkan kepalanya dari balik bahu sang ayah.

Jinak?

Dikata eyang itu satwa liar kali.

"Wes ta salim kono lho!" Papa mendorong tubuh Sehun.

Sehun akhirnya mendekat dan salim. Tapi menunggu beberapa saat tak ada yang terjadi apapun.

Eyang beneran sudah jinak!

Bukannya cium-cium heboh kayak dulu, sekarang eyang cuma meluk dan nepuk-nepuk bahu Sehun.

"Sudah besar juga cucu eyang yang satu ini. Isih ngompolan ta?"

"Issssh Eyang nggaklah! Masa Sehun ngompol!" Sehun ngegas tidak terima.

Ngga inget aja dia beberapa minggu yang lalu dia ngompol pas Sena kesurupan.

Inget juga ngga bakal mau ngaku.

Lalu dilanjut salam-salaman papa sama mamanya ke eyang.

"Lho sitok e ning endi iku?" Eyang menghitung cucunya kok jumlahnya cuma tiga biji?

Perasaan dulu dia beliin katering aqiqah sampai empat kali deh buat cucu-cucunya.

"Iya Kak Suho kemana?"

"Suho~~" Mama mencari ke sisi lain mobil. Ternyata Suho masih berkutat dengan koper-koper mereka.

"Sini dicari eyang kamu!" Mama menarik anak sulungnya supaya jiwa babunya lepas dulu.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang