🌲86. Vacation🌲

1.6K 197 68
                                    

Malam sudah larut dan seluruh penghuni rumah sudah terlelap. Tapi tidak dengan Sena yang malah mulai terjaga. Dia terbangun dari tidurnya yang tidak dia ingat kapan dia mulai terlelap.

"Kok aku di kamar? Bukannya tadi pengajian?"

Tanpa melihat sekeliling bahkan pakaiannya yang sudah berganti piyama, Sena keluar kamar.

Gelap.

Sena baru sadar sekarang, mungkin sudah larut malam.

Atau pagi?

Sena berbalik kembali menuju kamarnya. Berniat kembali tidur tapi dia sudah tidak bisa tidur lagi.

Sena memutuskan mengambil ponselnya. Ragu sejenak saat akan menghidupkan benda itu. Sena tidak siap jika laki-laki brengsek itu menelepon atau mengiriminya pesan.  Tapi tidak mungkin kan dia terus-terusan tidak mengaktifkan ponsel miliknya.

Akhirnya Sena tidak tahan. Dia menekan tombol power dan benda itu menyala.

Banyak notifikasi langsung dia dapatkan.

Sena ragu-ragu mengeceknya.

Matanya melotot pada satu chat yang masuk.

Nomor asing.

Sena hapal wajah dalam foto profil itu. Laki-laki itu..

Save no gue!

Sena melempar ponselnya begitu saja ke lantai. Dia beranjak duduk dan menekuk kedua kakinya. Sena merasa bergidik. Dia bergetar. Laki-laki itu sungguh menyeramkan.

"Siapa? Suho?"

"Atau Lo mau gue nyelakain kakak Lo?"

Sena menggeleng.

"Kalo Lo berani kabur, gue bakalan ngelakuin hal yang lebih buruk dari kemarin."

"Sssshh diam!"

"Hikss hikss hiksss"

"Aku harus gimana?" batin Sena.

-
-
-
-
-
-
-

"Ma, sarapannya kok belum siap?"

"Mama kesiangan, Pa."

"Yahhh~" Siwon memasang wajah betenya. Tapi dia harus maklum, istrinya itu capek ngurusin acara kemarin dan sekarang sedang bertempur dengan alat masaknya sambil berpacu dengan waktu supaya mereka semua bisa segera sarapan tepat waktu.

Untung Weekend.

"Anak-anak udah bangun?" kendati sarapan belum siap, tapi kopi pagi untuknya sudah menanti di atas meja. Siwon langsung menyantapnya.

"Suho aja yang baru keliatan. Dia lagi nyuci mobil."

"Mama~ Susu..."

Mereka menoleh ke asal suara. Ternyata Sehun yang datang sambil dengan mata masih mengantuk. Dia menguap dan menutup mulutnya dengan tangan sedang satu lagi mengucek matanya.

Sehun mendekat dan mengambil duduk di depan papanya. Sehun melanjutkan tidurnya.

"Nyam, nyam..." gumaman kecil Sehun.

"Pa, itu anaknya dibangunin, suruh mandi! Kenapa malah dibiarin tidur lagi."

"Biarin aja, Ma.. Ngantuk banget kayaknya."

"Ya udah dibuatin susunya nanti aja." Tiffany tak jadi membuatkan susu untuk Sehun. Dia kembali masak.

Akhirnya tiba saatnya untuk sarapan. Semua orang telah dibangunkan dan berkumpul di meja makan. Acara makan kali ini cukup khidmad atau malah sepi?

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang