🌲 111. When is it over?🌲

1.7K 189 60
                                    

Tak!

Suara gelas soju yang diletakkan di atas meja dengan keras mengiringi Chanyeol yang sedang mengernyit merasakan rasa minuman tersebut.

"Pekat banget, Wleee" Kesan pertamanya, Chanyeol ngga suka.

"Payah!" rutuk Baekhyun. Tangannya bergerak aktif menuangkan kembali ke gelasnya Chanyeol dan juga miliknya.

Chanyeol bersiap. Tegukan kedua, harus dinikmati.

Setelah bersulang, mereka kembali meminumnya dalam sekali tegukan.
Reaksi tak suka masih Chanyeol tujukan.

"Bentar-bentar, gue kayak kelupaan sesuatu Chan."

"Paan?" sekarang gantian Chanyeol yang menuangkan soju ke dalam gelas Baekhyun dan gelasnya.

"Apa ya?" Baekhyun beneran lupa. Keningnya sampai berkerut saking seriusnya mencoba mengingat. "Ada hubungannya sama Lo pokoknya."

"Paan?"

"...."

"...."

"AISH! MAMPUS GUE!" Baekhyun menatap horor Chanyeol yang sedang meminum gelas ketiganya. Sontak Baekhyun langsung merampas gelas itu. Chanyeol bingung.

"Udah cukup minumnya." Baekhyun menyimpan juga botol soju di meja. "Lo, abis sakit. Alkohol ngga baik buat jantung Lo, Chan!"

Dan Baekhyun benar-benar beranjak untuk memberikan minumannya ke bibi penjaga kedai.

Chanyeol terpekur.

Bukan karena dilarang minum sama Baekhyun. Tapi lebih kepada dia baru sadar kondisi tubuhnya saat ini.

Papa juga sangat mewanti-wanti dirinya agar tak kelelahan. Tapi Chanyeol merasa baik-baik saja. Dia lupa kalau kemarin dia gagal jantung.

-
-
-
-
-
-
-

"Gimana Ho, aman?"

Suho lagi video call sama papa mama. Sehun sudah tidur, kendati demikian wajah polosnya tetap terpampang di layar. Request dari mama.

"Sena seneng banget lho, Pa! Chanyeol Sehun juga." lapor Suho.

"Syukurlah. Jaga mereka baik-baik, oke?" pesan papanya.

Suho mengangguk. Dia tersenyum tipis. Papa dari tadi cuma nanyain kabar adik-adiknya saja. Suho sedikit mencelos.

"Kamu kok pucet? Kamu pilek, Kak?" Iya, itu mama yang tanya. Emang gitu dari kecil. Papa mama menyebut Suho dengan Kakak bahkan ketika tak ada adik-adiknya sekalipun. Sadar atau tidak, itu yang membuat Suho merasa dirinya lebih dewasa. Sosok Kakak harus kuat. Harus selalu bisa diandalkan dan menjaga adik-adiknya.

Padahal tidak selalu begitu.

"Pilek Ma." Jawab Suho.

"Udah minum obat?" Mama khawatir.

Suho mengangguk. "Udah minum tolak angin juga."

"Ya udah gih tidur! Tapi jangan lupa itu adik-adik di cek dulu. Udah pada tidur belum?" ujar Papa.

"Jangan-jangan pada keluyuran lagi, terus kamu ngga tahu. Sehun juga jangan sampe kepisah. Pokoknya jaga adik-adik, Oke?!"

"Iya Pa."

Suho menghela napasnya setelah layarnya ponsel miliknya menjadi gelap.

Suho juga capek. Tapi dia harus melaksanakan mandat papanya tadi. Maka Suho bangkit dari kasurnya setelah membenarkan selimut dan boneka larva Sehun yang terlepas dari pelukan pemiliknya.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang