"Ma.."
Tiffany menoleh ke suaminya yang sekarang berdiri di belakang tubuhnya. Menyentuh pundaknya, laki-laki itu mengangsurkan satu bungkusan kepada dirinya.
"Kamu makan dulu ya." bujuk Siwon.
Tiffany sadar diri jika dia tak harus bersikap keras kepala saat ini. Dia harus bisa menjaga diri agar bisa tetap merawat kedua anaknya. Dia mengangguk lalu bangkit untuk berpindah ke sofa untuk makan malam yang cukup terlambat ini.
Sekarang mereka sudah ada di ruang rawat Sena. Keadaan Sena sudah semakin stabil kendati demikian masih belum jelas kenapa anak ini bisa dinyatakan koma secara medis.
Seluruh organ vitalnya baik. Berbeda dengan Chanyeol yang masih dalam pengawasan mengenai jantungnya.
Beruntungnya tak ada serangan lagi sekarang.
Tapi Siwon lebih memilih untuk tidak mengambil risiko. Toh, Chanyeol juga sama seperti Sena.
Koma.
Siwon dudum di tempat untuk menggantikan istrinya. Dia pandangi dengan sedih wajah damai putrinya yang sedang terlelap.
Sekilas Sena hanya seperti orang yang tertidur biasa. Tapi sebenarnya tidak sama sekali. Kemarin detak jantung Sena juga sangat lemah. Tapi untungnya sekarang sudah mulai membaik.
Siwon mengusap sayang kepala dan wajah Sena yang masih tertutupi tube oksigen. Hati Siwon perih melihatnya. Sena pasti akan menangis karena sakit karena alat itu jika nanti sadar.
"Hei Tuan Putri, sebenarnya kamu di sana sedang apa? Ayo bangun!" ucap Siwon lirih.
Tadi dia sudah menyempatkan menjenguk Chanyeol. Dia sudah puas menumpahkan kesedihannya di sana. Anak laki-lakinya jauh lebih menyedihkan.
Siwon mengambil tangan Sena yang terbebas. Dia genggam dan bawa tangan itu ke keningnya yang dia tundukkan.
Siwon menangis lagi dalam diam.
"Sena, ayo bangun!"
-
-
-
-
-
-
-"PAPAAAAAA!"
Sena tersentak kaget. Dia langsung terperanjat bangun dan terduduk.
Chanyeol yang memang baru saja bangun ikut terkaget dengan teriakan Sena.
"Kenapa?"
Sena menoleh lalu menggeleng. "Aku mimpi Papa nangis, Kak." dia menjawab dengan sedih.
"Manggil-manggil nama kita." lanjutnya.
Chanyeol menepuk bahu adiknya itu. Tapi Sena malah beralih memeluknya. Sena butuh sebuah pelukan. Chanyeol membalasnya.
"Mungkin memang di sana papa lagi ngomong sama kita. Supaya kita dengar dan kita pulang. Tadi Kakak juga ngerasa gitu, dek."
"Ayo pulang, Kak..." isak Sena sekali lagi.
Chanyeol mengangguk. Dia juga mau pulang. "Iya, ayo kita cari jalan pulang."
-
-
-
-
-
-
-"Taro, Tango, Okky Jelli juga udah, Aqua dua botol juga sudah, Hmmm apalagi ya?" Sehun mengabsen isi tas ransel Suho.
Suho sama Baekhyun geleng-geleng kepala. Ini kan Suho mau menembus dunia ghaib, bukannya mau kemah apa karya wisata. Kenapa bekalnya modelan kayak anak SD mau piknik sih.
"Ahh iya Pop mienya belum!"
"Eits!"
Suho langsung menahan lengan Sehun yang sudah akan lari keluar kamar menuju dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍