🌲 151. Sebuah Histeria 🌲

1.1K 185 133
                                    

-
-
-
-
-
-
-
Keluarga Cemara
-
-
-
-
-
-
-

"AKH AMPUN, PA!"

Chanyeol sama Sehun kompak cuma bisa meringis. Kasihan juga sama Sena yang lagi dihukum papa. Dijewer kupingnya.

Syukur cuma jewer, ngga lebih. Tapi tetap saja bagi Sena yang manja itu tuh sakit. Begitu tarikan itu dilepas, Sena megang kupingnya yang terasa pengang dan panas.

Siwon berbalik. Berkacak pinggang. Ingin meredakan emosi.

Sehun meraih bahu Sena yang masih terduduk di sebelahnya sedang Chanyeol mematung di koridor. Dia masih mencerna ini ada apa?

Tahu-tahu bapaknya datang lalu masuk dengan paksa ke kamarnya dan terakhir menjewer dengan kencang telinga sang adik. Chanyeol lirik Sena yang telinga dan wajahnya sudah merah tak karuan menahan tangis.

Shit!

Mereka ketahuan!

"Kebangetan kamu, Na!" kalimat pertama yang papa keluarkan setelah beberapa saat merenung mencoba meredam marah biar tak kelepasan.

Tapi Sena memang yang kurang ajar apa emang otaknya lagi geser, entahlah. Dia malah membantah papa.

"Papa juga kelewatan! Bukannya nolongin Kak Chan, malah maksa kakak buat tunangan!" Sena mencari pembenaran yang ia rasa itu memang benar.

Siwon berbalik lagi ke Sena. Mata melotot dan masih berkacak pinggang. Sena meringkuk jadinya. Sehun meluk dia.

Dalam hati Sehun merutuki Chanyeol yang malah jadi patung ngga gerak dari tadi. Ke sini kek! Waspada serangan gitu.

Siwon melangkah maju mendekat ke Sena. Sena makin meringkuk ke Sehun.

"Apa kamu bilang?!" hardik Siwon ke Sena. Dasarnya Sena itu sudah ketakutan, dia diam saja. Tak menjawab lagi.

Ini beneran dia dimarahin?

Siwon hela napasnya. Beberapa kali sampai dia rasa sudah stabil untuk berbicara.

"Kamu itu anak kecil, ngga seharusnya ikut campur masalah ini. Papa tidak sebodoh itu. Papa tahu yang terbaik buat anak-anak Papa."

Sena diam lagi.

Dalam hati mencelos, dia masih dianggap anak kecil. Bau kencur. Ingusan. Tak boleh ikut campur.

"Kita bahas ini di rumah!" putus Siwon. Sudahlah.. Yang penting mereka semua pulang dulu. Terutama Chanyeol.

Siwon melihat anaknya yang sudah menghilang lima hari. Syukur jika Chanyeol baik-baik saja. Dia takut Chanyeol kenapa-kenapa. Timbang memarahi Chanyeol, Siwon sangat ingin menceramahi Sena.

Berdasarkan pembicaraan Sena dengan Sehun kemarin, ia tahu jika Sena yang menyusun semua skenario di pesta sampai akhirnya Chanyeol bisa kabur.

Termasuk membuat Sehun kambuh pun itu juga rencana anak gadisnya, kan?
Inilah yang semakin membuat Siwon marah. Tak seharusnya Sena berbuat sejauh itu. Bagaimana jika Sehun tak tertolong? Jangan remehkan sebuah alergi.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang