🌲 161. Lewat Tengah Malam 🌲

1.2K 174 159
                                    

-

-

-

-

-

-

-

Keluarga Cemara

-

-

-

-

-

-

-

Siwon berdeham sebelum ingin berbicara agar suaranya dapat kontrol dengan baik. Dia menoleh ke Sena yang duduk anteng di sebelahnya. Sedang dirinya menyupir, Sena menikmati latte yang tadi dia belikan.

"Sayang,"

"Iya Pa?" Sena menghentikan acara menyeruput minumannya.

"Kamu kenapa cari makannya jauh banget sih dari kantor?" dia tidak expect sama sekali jika Sena akan pergi sejauh ini sekedar untuk makan siang. Siwon tentu sudah memikirkan tempat yang sekiranya aman untuk ia kunjungi bersama Stella. Antisipasi tinggi jika situasi seperti tadi terjadi. Bisa langsung berantakan semuanya jika ada anak atau bahkan istrinya sendiri yang memergoki.

Sena menjawab dengan santai. "Sengaja sih Pa.. Biar bisa lebih lama bareng kak Kai." jawabnya yang sungguh tidak merasa berdosa sama sekali sudah tidak tepat waktu untuk kembali ke kantor.

Sudah hampir jam dua dan Sena masih belum sampai kantornya. Untung bosnya itu kakaknya sendiri. Dan untung kakaknya sayang ke dirinya.

"Jangan dibiasain! Kamu itu kerja, harus ada tanggung jawabnya dong meski itu perusahaan kakak kamu sendiri."

Sena ngangguk saja. Ngga tahu sih beneran terserap atau tidak nasehat papa. Dia malah asyik nyemil es batu 😣

Pikiran Siwon melalang buana ke percakapan singkatnya bersama Stella ketika tadi dia kembali masuk ke dalam cafe.

Dia marah, tentu saja. Kesal lebih tepatnya. Bahkan dia harus pulang sendiri sekarang. Siwon memijit keningnya yang mendadak jadi pusing. Jika sudah begini, akan sangat merepotkan membujuknya.

Tapi mau bagaimana lagi?

Resiko hubungan terlarang mereka, kan?

"PAPA AWASSS!"

Yang Siwon lihat adalah tiba-tiba saja lampu berwarna merah dan Siwon sudah terlanjur melintasinya, ada sepeda motor yang melaju di depannya kencang untuk melintas. Siwon panik, dan membanting setir ke kiri.

BRAK

Es dalam genggaman Sena terjatuh karena tangan itu terkulai. Sena langsung tak sadarkan diri tepat setelah benturan keras menghantam kepalanya.

Lampu lalu lintas langsung menjadi ricuh.

-

-

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang