-
-
-
-
-
-
-"Ini di sini?"
"Engga-engga! Itu buat meja aku ntar. Taro sini dulu!"
Sehun menyuruh Sena menghampirinya di pojok ruangan. Sena meletakkan satu box berisi pajangan abstrak yang belom di unboxing Sehun di atas meja tamu. Di sini rencanya nanti Sehun kalau mau nerima tamu di ruangannya.
Beneran lho guys! Studionya Sehun beneran jadi. Dan ini lagi nyicil buat beres-beres. Yang lain masih ada yang dikonstruksi sih.
"Kamu duduk aja! Biar Kakak sama Kai yang kerja." Sehun menarik Sena supaya duduk di sebelahnya. Sehun lagi ngotak-ngatik sesuatu di laptop. Kayaknya sih mau belanja online lagi. Dia masih butuh banyak barang buat studionya.
Sena batuk. Dia tutupi mulutnya biar Sehun ngga kena batuknya. Sehun noleh. "Dingin?"
Sena ngangguk. Dia rekatkan cardigan kaos yang dipakainya. Sehun mencari remote ac buat naikin temperaturenya.
Dua bulan setelah keluar dari rumah sakit. Sena masih sering kambuh. Lebih tepatnya dia semakin parah. Sena sering bolak-balik masuk rumah sakit.
Sehun tidak jadi melanjutkan aktivitasnya. Dia malah mengangkat kaki Sena supaya terjulur ke pangkuannya. Mau dia pijit kaki adiknya yang bengkak itu.
Sena benar-benar memprihatinkan. Badannya juga semakin kurus.
Sehun ngga mau marahin Sena yang bandel ngga mau istirahat saja di rumah dan malah ngeyel mau ikut dia ke studio. Kasihan. Dia sangat tahu Sena kebosanan. Malahan sekarang mereka semua sibuk masing-masing. Sena lebih sering cuma berdua di rumah sama mama.
"Hun, ini kabel tisnya kur--" Kai masuk ke dalam ruangan Sehun tapi dia tak jadi melanjutkan perkataannya. Dia lari dengan cepat ke sofa. Sena sudah lemes.
"Kambuh?" tanyanya ke Sehun.
Sehun mengangguk pelan. Dia sedih. Adiknya jadi penyakitan begini. Racun-racun yang masuk ke dalam tubuh Sena tak dapat dinetralisir dengan baik oleh hatinya. Makanya Sena jadi sering sakit. Terutama di perutnya.
Tapi kali ini kayaknya Sena cuma ngerasa kedinginan saja sama batuknya ngga reda-reda dari tadi.
"Kakak sana!" Sena mendorong Kai yang ingin mendekat padanya. Sena itu lagi batuk. Takut Kai ketularan.
Sena pernah baca kalo sakit di lever itu ada kemungkinan dari virus hepatitis. Makanya Sena sekarang sering jaga jarak sama orang-orang. Padahal papa sudah menjelaskan jika Sena bersih dari virus tersebut. Sena sakit bukan karena itu. Tapi karena memang hatinya gagal melakukan fungsinya dengan baik.
Kai mematung. Sehun belum sadar karena dia masih fokus memijat kaki Sena ketika sekarang Sena terbelalak melihat di telapak tangannya ada darah yang tertinggal di sana.
Batuknya berdarah.
Kai langsung mengambil sapu tangannya. Mengusapkan benda itu ke tangan Sena. Bahkan menyapukannya juga ke bibir Sena yang terdapat noda darah. Barulah Sehun sadar.
Sena diam lalu terisak pelan. Kai memeluknya. Kai tak kuasa melihat Sena yang bergetar dengan isakannya. Ini pasti mengejutkan buatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
Fiksi PenggemarSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍