🌲 110. I Seoul You🌲

1.7K 193 82
                                    

Setelah insiden tadi siang, Sena bener-bener jadi uring-uringan. Makan ngga mau, minum juga ngga mau. Isinya cuma nangis sama marah-marah ngga jelas.

Dylan udah dikubur di kebun belakang. Persis di sebelah kandangnya sendiri.

Sena masih betah di sana setelah hampir sejam dia menangis meratapi gundukan tanah itu.

Suho, Chanyeol, Sehun sudah pasrah dan membiarkan Sena untuk melampiaskan kesedihannya.

Tapi masalahnya itu adalah sekarang gerimis, langit semakin menggelap dan Sena masih keras kepala tak mau masuk rumah.

Tak bisa dibiarkan!

"Kamu nangisnya di dalam aja. Sekarang masuk." hanya itu yang diucapkan oleh Suho sebelum akhirnya dengan mudah dia membawa Sena dalam satu ayunan menuju gendongannya. Sena meronta, tapi mungkin karena kebanyakan menangis membuatnya tak memiliki banyak tenaga, sehingga Suho tak merasa kesusahan sama sekali menghadapi perlawanan itu.

Benar saja, tepat ketika Sehun mengunci pintu, Hujan turun dengan derasnya.

Suho menurunkan Sena di atas sofa.

Chanyeol yang kini langsung mendekatinya. Duduk di samping Sena dan memberikan adiknya minuman hangat biar perasaannya sedikit membaik.

Sena menolak awalnya, tapi Chanyeol berhasil memaksanya meneguk susu coklat itu.

"Tuh, sembab gini, kan." gerutu Suho. Dia dengan telaten mengahapusi jejak air mata di pipi dan mata Sena.

Sehun meringis melihat wajah merah dan mata bengkak itu.

"Pusing~" keluh Sena dengan suara serak.

"Ya gimana ngga pusing? Dari tadi kamu nangis terus." omel Suho.

Sena diam saja. Serius kepalanya pusing. Matanya juga sakit. Tenggorokannya pun tak nyaman.

"Makan dulu ya? kamu harus minum obat." bujuk Suho.

Sena mengangguk patuh kali ini.

Dia butuh minum.

Untung saja Chanyeol peka dan membantu Sena untuk minum sekali lagi.

Suho pergi untuk mengambil makanan, sedang Sehun sudah kembali dengan sebuah baskom kecil dan handuk yang basah setelah dia celup ke dalam baskom.

Sehun meminta Sena mendongakkan wajahnya agar bisa dia basuh dengan mudah.

Lagi-lagi Sena menurut.

Sehun dengan telaten membasuh dan mengompres kedua mata Sena dengan perlahan. Chanyeol menyamankan Sena untuk bersandar padanya sedang Sehun terus melakukan pekerjaannya dengan baik.

Sesekali isakan Sena juga masih lolos.

Chanyeol segera menenangkan dengan membisikkan kalimat-kalimat penenang untuk adiknya.

"Kak,"

"Iya?" keduanya menyahut kompak.

"Teleponin Doyoung, Kak.. aku kangen..." isak Sena pecah lagi.

-
-
-
-
-
-
-

"Papaaaa~"

"Sehun mama kamu dimana?"

"Eh?" Sehun auto ngerem ketika Papa yang hendak dia samperin sudah melontarkan pertanyaan untuknya.

Rambut basah, baju juga basah habis kehujanan. Papa terlihat tak acuh dan masuk ke dalam rumah dengan terburu.

Sehun niatnya mau mengadukan tentang Sena tadi, tapi sepertinya Papa sedang punya hal serius sekarang.

"Belum pulang, Pa. Kenapa?"

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang