🌲 178. Taktik Caper Ke Papa🌲

625 58 23
                                    

-

-

-

-

-

-

-

"Kamu ngantor ga, Hun?" tanya Mama. Dilihat-lihat belakangan Sehun sering sekali bolos kerja. Tiffany tahu kondisi sekarang tidak akan membuat anaknya fokus bekerja. Tapi tidak boleh seperti itu! Life must go on!

Makanya sekarang Tiffany sibuk menyemangati anak-anaknya supaya kembali pada aktivitas normal mereka seperti dulu kala.

"Suho buruan, sepuluh menit lagi kamu terlambat!" Tiffany menggeret Suho agar berdiri. Padahal anak itu sedang khidmat menikmati kopi.

"Sena kamu mandi sana! Kenapa malah main hp terus sih?! Itu Kak Sehun sebentar lagi turun. Kamu harus ke kantor sama dia."

"Chanyeol kamu kapan sidangnya kalo Thesis kamu ga kamu kerjain, Sayang?"

Sena juga ditarik supaya berdiri. Sedang Chanyeol masih asyik menikmati jatah roti bakar miliknya.

"Suho berangkat, Ma." pamit Suho salim ke mama. Sena juga akhirnya bergerak buat balik ke kamar, dia diminta mandi dulu sebelum sarapan bareng Sehun nanti.

"Mager banget, aduh!" Keluh Sena begitu cuma berdua sama Sehun dalam perjalanan mereka ke kantor.

Sehun menguap. Dia coba fokus nyetir. Dia masih sangat mengantuk. Efek obat yang semalam dia minum masih terasa.

"Dek"

"Hm?"

"Ngga kuat"

"Apanya?"

Selanjutnya Sehun menguap lebar-lebar. Itu sukses membuat Sena paham kakaknya masih ngantuk.

"Ih, berhenti dulu kalo gitu, Kak!" Sena tak mau ambil resiko.

"Ngga bisa, kan lagi di jalan tol."

"Bisa! Ayo sini minggir dulu!" Titah Sena yang akhirnya dituruti Sehun. Begitu mobil terparkir, Sehun langsung menyandarkan tubuhnya dengan santai ke pintu mobil. Dia menguap sekali lagi.

"Ngantuk~" komennya sebelum benar-benar jatuh terlelap dengan gampang.

Sena menghela napasnya. Dia paham kenapa Sehun loyo begini. Belakangan kondisi tidur mereka terganggu. Eh, tiba-tiba tadi pagi mama memaksa mereka beraktivitas seperti semula tanpa ancang-ancang sebelumnya. Sena saja masih mager banget. Sehun ternyata juga sama.
Sena jadi tidak tega melihat raut lelah kakak bungsunya ini.

"Kayaknya gue harus belajar nyetir deh."

Situasi sudah berubah, Kakaknya sudah semakin sibuk dengan urusan masing-masing. Sena harus bisa nyetir, biar dia minimal bisa mandiri kalau berpergian atau menghadapi situasi seperti ini.

Sena mengeluarkan ponselnya. Dia mulai mencari bala bantuan karena tidak mungkin dia berlama-lama minggir di pinggiran jalan tol seperti ini.

 Dia mulai mencari bala bantuan karena tidak mungkin dia berlama-lama minggir di pinggiran jalan tol seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang